Pengertian Dan Tujuan Sumber Pengukuran Penilaian Investasi
A. Pengertian Investasi
B. Penggolongan Dan Tujuan Investasi
C. Sumber Dana Investasi
D. Pengukuran Dan Pencatatan Investasi
E. Penilaian Investasi Saham
Pengertian Dan Tujuan Sumber Pengukuran Penilaian Investasi
Penjelasannya:
A. Pengertian Investasi Dan Tujuan Investasi
Investasi adalah suatu tindakan menanamkan dana atau modal atau sumber daya pada saat ini, dengan harapan bisa mendapatkan manfaat yang lebih di masa yang akan datang. Investasi merupakan salah satu cara perusahaan untuk mengoptimalkan penggunaan kas jika terjadi surplus. Dengan berinvestasi maka dana kas perusahaan tidak menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai akumulasi dari suatu bentuk aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan datang.
Dengan investasi perusahaan mengharapkan beberapa keuntungan diantaranya terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat dan memperkuat posisi keuangan perusahaan. Investasi merupakan unsur yang sangat penting dalam perusahaan dan aktivitas investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan dijadikan sebagai dasar penilaian manajemen kas perusahaan.
Penilaian kinerja perusahaan sebagian atau seluruhnya dapat dinilai dari penggunaan kas untuk investasi. Bagi perusahaan investasi adalah cara untuk menempatkan kelebihan dana sedangkan untuk perusahaan lainnya investasi merupakan sarana untuk mempererat hubungan bisnis atau memperoleh suatu keuntungan perdagangan. Apapun motivasi perusahaan dalam melakukan investasi, investasi tetap merupakan sarana dalam menentukan posisi keuangan perusahaan.
B. Penggolongan Dan Tujuan Investasi
Investasi menurut jangka waktu lamanya digolongkan menjadi 2, yaitu :
1. Investasi jangka pendek
2. Investasi jangka panjang
Penjelasannya:
1. Investasi jangka pendek
Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan atau didanai dari kelebihan dana yang bersifat sementara yang dimiliki oleh perusahaan yang dimaksudkan untuk dimiliki selama dua belas bulan atau kurang.
Tujuan Investasi jangka pendek adalah:
- Untuk menghindari terjadinya kas yang menganggur.
- Untuk memperoleh tambahan dana.
Karakteristik investasi jangka pendek adalah:
a. Dapat segera diperjual belikan atau dicairkan.
b. Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas.
c. Berisiko rendah (pembelian surat-surat berharga yang berisiko tinggi bagi pemerintah, dipengaruhi oleh fluktuasi harga pasar surat berharga tidak termasuk dalam investasi jangka pendek).
Bentuk Investasi Jangka Pendek
Bentuk investasi jangka pendek yaitu dalam bentuk saham dan obligasi.
Investasi jangka pendek dalam bentuk saham.
Saham adalah: Surat bukti ikut menanamkan modal dalam suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT ).
Investasi >> Pendapatan >> Deviden
Investasi jangka pendek dalam bentuk obligasi.
Obligasi adalah: Surat bukti telah memberikan pinjaman kepada pihak yang menerbitkan obligasi dan harus dilunasi pada tanggal jatuh temponya.
Pembelian Obligasi >> Pendapatan >> Bunga Obligasi
Sarana investasi jangka pendek:
1. Tabungan
Tabungan merupakan satu contoh investasi jangka pendek. Bila anda menabung di bank, uang yang dimasukkan bisa dicairkan kapan saja. Peranan uang dalam ekonomi sangat penting dan uang dapat ditarik sewaktu-waktu melalui ATM, itulah kelebihan dari tabungan. Kekurangan dari tabungan adalah tingkat suku bunga yang rendah sehingga tidak bisa mengharapkan lebih dari tabungan. (Peranan uang dalam ekonomi)
2. Deposito
Perbedaan deposito dan tabungan adalah pada jangka waktu yang ditetapkan. Dengan tabungan bisa mengambil dana kapan saja, beda halnya dengan deposito. Di deposito ada jangka waktu tertentu dimana uang yang disimpan tidak dapat ditarik sebelum jatuh tempo. Misalnya ketika ingin mengambil deposito 3 bulan, maka uang harus tersimpan di bank selama 3 bulan, setelah itu baru bisa diambil. Jika mengambil uang sebelum jatuh tempo, ada pinalti yang harus di bayarkan. Deposito yang bisa diambil dalam jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun. Bunga yang ditawarkan deposito akan lebih tinggi dari bunga tabungan.
3. Reksadana
Ada jenis reksadana jangka pendek, reksadana yang terkait pada pasar uang merupakan reksadana jangka pendek. Pada reksadana ini, uang yang dimasukkan akan dialirkan ke bentuk obligasi jangka pendek, sertifikat bank Indonesia dan deposito. Persentase besarnya setiap jenis investasi itu tergantung dari kesepakatan yang dilakukan dengan konsultan keuangan yang menangani reksadana.
4. Saham
Saham dapat menjadi investasi jangka pendek maupun panjang. Kurs saham-saham di pasar modal yang fluktuasi harganya cukup cepat. Saham-saham ini cocok untuk investasi jangka pendek, bisa dilakukan transaksi jual beli dalam jangka pendek.
2. Investasi Jangka Panjang
Investasi untuk jangka panjang adalah investasi yang dananya akan digunakan dalam jangka waktu lebih dari lima tahun. Biasanya produk investasi untuk jangka panjang misalnya dalam bentuk property, atau investasi pasar modal.
Tujuan investasi jangka panjang, yaitu:
- Untuk mengendalikan perusahaan lain, supaya dapat menjamin bahan atau pasar yang diperlukan.
- Untuk memperoleh bagian laba (deviden).
- Untuk mendapatkan capital gain.
- Untuk menguasai pesaing.
- Untuk membentuk dana tertentu.
Bentuk investasi jangka panjang digolongkan menjadi 3, yaitu:
a. Investasi jangka panjang dalam bentuk saham
b. Investasi jangka panjang dalam bentuk obligasi
c. Investasi jangka panjang lainnya.
Investasi dalam bentuk saham dapat dilakukan dalam bentuk saham biasa maupun saham preferred, bila:
1. Tujuan membeli saham preferred yaitu untuk memperoleh pendapatan tetap setiap periode berupa dividend
2. Tujuan membeli saham biasa yaitu untuk mengontrol perusahaan lain melalui hak suara.
Menurut Mulyadi (2001:284-286)
Investasi dapat dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu:
1. Investasi yang tidak menghasilkan laba
Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi jenis investasi ini bukan laba yang diperoleh, tetapi perjanjian atau peraturan pemerintah serta kemampuan keuangan perusahaan yang akan menentukan jumlah pengeluaran maksimum untuk proyek tersebut. Karena investasi jenis ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karena adanya syarat-syarat kontrak yang telah disetujui, sehingga mewajibkan perusahaan untuk melaksanakannya tanpa pertimbangan soal rugi atau laba. Contohnya: pelestarian lingkungan hidup serta pembangunan sosial kemasyarakatan.
2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya
Contohnya: Pengeluaran biaya promosi produk untuk jangka panjang, biaya penelitian dan pengembangan, biaya program latihan dan pendidikan karyawan. Investasi jenis ini sulit diukur efektivitas dan efisiensinya serta pengaruhnya secara langsung pada kenaikan penghasilan atau penghematan biaya sehingga pengaruhnya terhadap laba sulit diukur dengan teliti. Karena dalam investasi ini meliputi investasi yang dimaksudkan untuk meningkatkan laba, tetapi laba yang diharapkan akan diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini sulit untuk dihitung secara teliti.
3. Investasi dalam penggantian aktiva tetap
Investasi jenis ini merupakan pengeluaran untuk penggantian aktiva tetap yang ada. Contohnya: suatu saat aktiva tetap yang telah ada sudah semakin tua, sehingga perlu diganti. Dari penggantian ini diharapkan diperoleh cash inflow yang menguntungkan.
4. Investasi dalam perluasan usaha
Investasi jenis ini merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Prospek yang cerah dari usaha yang telah ada menimbulkan gagasan untuk mengembangkan lebih jauh, sehingga perlu dilakukan investasi baru. Data relevan untuk proyek ekspansi adalah taksiran tambahan laba yang akan diperoleh untuk periode mendatang, dengan membandingkan tambahan penghasilan dan tambahan biaya yang akan terjadi di masa yang akan datang.
C. Sumber Dana Investasi
Sumber dana investasi adalah modal yang dijadikan sumber penggunaan dana untuk membiayai modal investasi dan modal kerja. Menurut Mas’ud Machfoedz (2001:34), sumber dana investasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: (1) Sumber dana dari modal asing (2) Sumber modal sendiri.
1. Sumber dana dari modal asing
Sumber dana dari modal asing ini merupakan hutang kepada pihak luar yang terikat dalam suatu perjanjian pinjaman, yang harus dibayar jumlah pokok pinjaman beserta bunganya dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, penggunaan modal asing harus diperhitungkan biaya dan sumbernya.
Sumber modal asing digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu:
a. Modal asing jangka pendek.
Modal asing jangka pendek yaitu modal yang digunakan paling lama satu tahun, modal ini meliputi kredit penjualan dan kredit wesel.
b. Modal asing jangka menengah.
Modal asing jangka menengah yaitu modal yang jangka waktu penggunaannya antara 1-10 tahun, modal ini meliputi leasing dan kredit investasi keci.
c. Modal asing jangka panjang.
Modal asing jangka panjang yaitu modal yang jangka waktu penggunaannya lebih dari sepuluh tahun, modal ini meliputi hutang obligasi dan hutang hipotik.
2. Sumber modal sendiri
Sumber modal jenis ini merupakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan sehingga penggunaannya tidak terikat dengan suatu perjanjian dengan pihak luar. Perusahaan dapat menggunakan modal jenis ini selama masih diinginkan perusahaan.
Sumber Modal sendiri meliputi:
a. Laba ditahan, yaitu laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham.
b. Akumulasi depresiasi, yaitu modal yang secara berangsur-angsur bebas dari suatu aktiva tetap melalui penyusutan-penyusutan.
c. Cadangan ekspansi, yaitu sejumlah dana yang disediakan untuk keperluan perluasan usaha.
D. Pengukuran Dan Pencatatan Investasi
Pengukuran Unsur Laporan Keuangan
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.
Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Keandalan Pengukuran Kriteria pengakuan pada umumnya didasarkan pada nilai uang akibat peristiwa atau kejadian yang dapat diandalkan pengukurannya. Namun ada kalanya pengakuan didasarkan pada hasil estimasi yang layak. Apabila pengukuran berdasarkan biaya dan estimasi yang layak tidak mungkin dilakukan, maka pengakuan transaksi demikian cukup diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
Penundaan pengakuan suatu pos atau peristiwa dapat terjadi apabila kriteria pengakuan baru terpenuhi setelah terjadi atau tidak terjadi peristiwa atau keadaan lain di masa mendatang. Pengukuran Aset Pengukuran aset adalah sebagai berikut: a) Kas dicatat sebesar nilai nominal; b) Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan; c) Piutang dicatat sebesar nilai nominal; d) Persediaan dicatat sebesar: (1) Biaya Perolehan apabila diperoleh dengan pembelian; (2) Biaya Standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; (3) Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut. Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut. Aset moneter dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.
Pengukuran Terhadap Pengakuan Awal
Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan penilaian kembali, maka aset tetap akan disajikan dengan penyesuaian pada masing-masing akun aset tetap dan akun di investasikan dalam aset tetap. Pengukuran kewajiban dicatat sebesar nilai ostensible. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca. Nilai ostensible atas kewajiban mencerminkan nilai kewajiban pemerintah pada saat awal transaksi berlangsung, seperti nilai yang tertera pada lembar surat utang pemerintah. Aliran ekonomi setelahnya, seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian dikarenakan perubahan kurs valuta asing, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut. Penggunaan nilai ostensible dalam menilai kewajiban mengikuti karakteristik dari masing-masing pos. Paragraf berikut menguraikan penerapan nilai ostensible untuk masing-masing pos kewajiban pada laporan keuangan.
Suatu transaksi dengan pertukaran timbul ketika masing-masing pihak dalam transaksi tersebut mengorbankan dan menerima suatu nilai sebagai gantinya. Terdapat dua arus timbal balik atas sumber daya atau janji untuk menyediakan sumber daya. Dalam transaksi dengan pertukaran, kewajiban diakui ketika satu pihak menerima barang atau jasa sebagai ganti janji untuk memberikan uang atau sumber daya lain di masa depan. Kejadian yang diakui Pemerintah adalah kejadian-kejadian yang tidak didasarkan pada transaksi namun kejadian tersebut mempunyai konsekuensi keuangan bagi pemerintah karena pemerintah memutuskan untuk merespon kejadian tersebut.
Pemerintah mempunyai tanggung jawab luas untuk menyediakan kesejahteraan publik. Untuk itu, Pemerintah sering diasumsikan bertanggung jawab terhadap satu kejadian yang sebelumnya tidak diatur dalam peraturan formal yang ada. Konsekuensinya, biaya yang timbul dari berbagai kejadian, yang disebabkan oleh entitas nonpemerintah dan bencana alam, pada akhirnya menjadi tanggung jawab pemerintah. Namun biaya-biaya tersebut belum dapat memenuhi definisi kewajiban sampai pemerintah secara formal mengakuinya sebagai tanggung jawab keuangan pemerintah atas biaya yang timbul sehubungan dengan kejadian tersebut dan telah terjadinya transaksi dengan pertukaran atau tanpa pertukaran.
Pengukuran Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan obligasi jangka pendek, dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli, jasa bank dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan tersebut. Investasi jangka panjang yang bersifat permanen misalnya penyertaan modular pemerintah, dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi tersebut. Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset pemerintah, maka nilai investasi yang diperoleh pemerintah adalah sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar investasi tersebut jika harga perolehannya tidak ada. Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus dinyatakan dalam rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank sentral) yang berlaku pada tanggal transaksi.
E. Penilaian Investasi Saham
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai harga saham, tetapi ada dua pendekatan yang lebih dikenal, yaitu:
I. Pendekatan Tradisional
II. Pendekatan Portofolio Modern
Penjelasannya:
I. Pendekatan Tradisional
1. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri, yang berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu atau pasar secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan, seperti: harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham gabungan dan individu, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis.
Asumsi yang mendasari analisis teknikal adalah:
a. Terdapat ketergantungan sestematik di dalam return yang dapat di ekploitasi ke return abnormal.
b. Pada pasar tidak efisien, tidak semua informasi harga masa lalu diamati ketika memprediksi distribusi return sekuritas.
c. Nilai suatu saham merupakan fungsi permintaan dan penawaran.
Kesimpulan pendekatan analisis teknikal adalah:
a. Analisis teknikal didasarkan pada data pasar yang dipublikasikan
b. Fokus analisis teknikal adalah ketepatan waktu. Penekanannya hanya pada perubahan harga.
c. Teknik analisis berfokus pada faktor-faktor internal melalui analsis pergerakan di dalam pasar dan/atau suatu saham.
d. Pada analisis teknikal cenderung lebih berkonsetrasi pada jangka pendek. Tekinik-teknik analisis teknikal dirancang untuk mendeteksi pergerakan harga dalam jangka waktu yang relatif pendek.
Pada analisis teknikal lebih menekankan perhatian dan perubahan harga daripada tingkat harga. Oleh sebab itu analisis teknikal lebih menekankan untuk merperkirakan trend perubahan harga tersebut. Trend analisis mengasumsikan bahwa perilaku harga saham masa lalu bisa direfleksikan dalam harga di masa yang akan datang.
2. Pendekatan Analisis Fundamental.
Pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yang diestimasi oleh para pemodal atau analis. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu return yang diharapkan dan suaut resiko yang melekat pada saham tersebut. Hasil estimasi nilai intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga pasar (current market price). Harga pasar suatu saham merupakan refleksi dari rata-rata nilai intrinsiknya.
Ada dua pendekatan fundamental yang umumnya digunakan dalam melakukan penilaian saham, yaitu: (a) Penilaian saham berdasarkan pada pendekatan laba (b) Pendekatan nilai Sekarang (Present Value).
a. Penilaian saham berdasarkan pada pendekatan laba (Price-Earning Ratio Approach).
Pendekatan Penilaian saham berdasarkan pada pendekatan laba didasarkan hasil yang diharapkan apada perkiraan laba per saham di masa yang akan datang, sehingga dapat diketahui berapa lama investasi saham akan kembali.
Formula: 1
Hasil Yang diharapkan : (( DIV 1 + P1 – P0 ) / ( P0) x 100%
DIV1 = Deviden yang diharapkan per lembar saham
P1 = Harga yang diharapkan pada akhir tahun
P0 = Harga saham sekarang.
Contoh Soal:
Diasumsikan bahwa saham biasa PT Arya dijual pada harga Rp. 10.000,00 tiap lembar saham. Investor mengharapkan Rp. 2.000,000 deviden tunai tiap lembar saham. Para investor memperkirakan bahwa saham akan mengalami kenaikan Rp Rp.2000,00 . Jadi, hasil yang diharapkan dapat dihitung sebagai berikut:
Hasi yang diharapkan= ((2000 + 12000 – 10.000) / 10.000 ) x 100% = 40 %
Formula: 2
Diasumsikan bahwa harga saham biasa PT. Kencana diharapkan Rp.12.000,00 pada periode akhir tahun. Investor berharap bahwa deviden perlembar saham Rp.2000,00. Return saham yang diharapkan diperkirakan sekitar 40%. Berapakah milai saham yang wajar untuk saham PT. Kencana tersebut?
Jawaban:
P0 = (( 2000 + 12.000 ) / ( 1+40%)) = 10.000
Pada kasus ini, saham biasa berarti harganya wajar. Diasumsikan bahwa harga berlaku saat itu Rp.12.000,00. Berarti bahwa harga tidak merefleksikan informasi yang benar. Kemungkinannya dikarenakan bahwa deviden diharapkan pada kahir tahun terlalu tinggi atau return yang diahrapkan terlalu rendah. Jadi analisis akan menjual saham yang akan mengakibatkan harga saham turun. Pada segi lain, apabila harga saham rendah analis akan membeli saham sehingga harga saham di pasar akan naik.
b. Pendekatan Nilai Sekarang (Present Value).
Dalam pendekatan nilai sekarang, nilai suatu saham diestimasikan dengan cara mengkapitalisasi pendapatan, oleh sebab itu disebut dengan capitalization income method. Nilai sekarang suatu saham adalah sama dengan nilai sekarang dari arus kas di masa yang akan datang yang pemodal harapkan diterima dari investasi pada saham tersebut.
Secara matematis, formula untuk nilai intrisik adalah:
V (Value) = (( cash flow ) / ( 1+k ))
K = tingkat return yang diharapkan
Dalam model ini, deviden digunakan sebagai dasar model analisis. Asumsinya adalah bahwa deviden yang dapat diterima secara langsung dari perusahaan sehingga deviden merupakan dasar penilaian terhadap saham biasa. Deviden merupakan arus kas yang diaharapkan dapat diterima setiap tahun pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, model ini disebut Devidend Discount Model (DDM).
Adapun formula dirumuskan sebagai berikut:
V = (( D1/ ( 1+k)) + (( D2 / (1+k )) + ……+ dst.
D = deviden yang diharapkan diterima pada setiap periode mendatang
k = tingkat diskonto.
Model Pertumbuhan Tetap (The Constant Growth Model)
Model jenis pertumbuhan tetap, mengasumsikan bahwa pertumbuhan laba pada tingkat pertumbuhan tetap dari tahun ke tahun. Laba termasuk deviden di tambah capital gain ( P1-P0). Kenaikan laba meningkat pada tingkat yang konstan, oleh sebab itu disebut model pertumbuhan tetap. Ini berarti bahwa E1 akan sama terhadap E0 ( 1+g). E2 akan sama terhadap E1 (1+g) dan seterusnya.
Penjelasannya dapat dirumuskan sebagai berikut:
E1 = E0(1+g)
E2 = E1(1+g) = E0(1+g)(1+g) dst.
sehingga
E1 = E0 (1+g)t
Dan akhirnya P0 dapat dihitung dengan formula senagai berikut:
P0 = (( E0(1+g) / ( 1+r)) + (( E1 ( 1+g) / (1+r))2 +…+ dst
Atau
P0 = E0 ((1+g) / r-g)), dimana
g = pertumbuhan
r = tingkat discount
Contoh Soal:
Diasumsikan bahwa pemegang saham biasa PT. Kencana memperoleh laba Rp.200,00 pada tahun pertama. Tingkat pertumbuhan laba yang diharapkan adalah 20% selama periode mendatang dalam waktu yang tidak terbatas. Hal ini diasumsikan bahwa investor mengharapkan return 40%. Harga saham sekarang adalah Rp.1.250,00. Jadi, harga saham yang wajar adalah sebagai berikut:
P0 = (( 200 ( 1+0,2) / ( 0,4-0,2)) = 240/0,2 = 1.200
Harga saham sekarang ( Rp. 1.250,00) adalah lebih tinggi daripada nilai intrinsiknya (Rp1.200,00) . Pada kasus ini, analis saham akan menjual saham sehingga harga saham akan cenderung turun pada harga Rp.1.200,00
Model Tanpa Pertumbuhan (The Zero Growth Model)
Harga saham yang wajar dapat dihitung dengan formula:
P0 = E0 / r
Contoh Soal:
Diasumsikan PT. Kencana adalah perusahaan dengan pertumbuhan Zero membayar deviden Rp 300,00 perlembar saham dan return yang diharapkan 25%. Harga saham di pasar modal adalah Rp 1.200,00. Berapakah nilai saham yang benar?
Jawabannya:
P0 = E0/r = 300 / 0,25 = 1.200
Dan kesimpulan para analis bahwa harga saham adalah wajar.
II. Pendekatan Portofolio Modern
Pendekatan portofolio menekankan pada aspek psikologi bursa dengan asumsi hipothesis mengenai bursa, yaitu hipothesis pasar efisien. Pasar efisien diartikan bahwa harga-harga saham yang terefleksikan secara menyeluruh pada seluruh informasi yang ada di bursa.
Terlepas dari pendekatan fundamental mana yang akan digunakan, bila seorang pemodal atau analis ingin menggunakan pendekatan analis secara cermat, maka memerlukan kerangka kerja. Kerangka kerja tersebut berupa tahapan analisis yang harus dilakukan secara sistematik.
Tahapan analisis diantaranya adalah:
1. Analisis Ekonomik
Analsis ekonomik bertujuan untuk mengetahui jenis serta prospek bisnis suatu perusahaan. Aktivitas ekonomik akan mempengaruhi laba perusahaan. Apabila tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara rendah, pada umumnya tingkat laba yang dicapai oleh perusahaan juga rendah. Jadi lingkungan ekonomi yang sehat, akan sangat mendukung perkembangan perusahaan. Dalam analisis ekonomik ini banyak variabel yang bersifat makro, antara lain: pendapatan nasional, kebijakan moneter dan fiskal, tingkat bunga, dan sebagainya.
2. Analisis Industri
Dalam analisis industri perlu diketahui kelemahan dan kekuatan jenis industri perusahaan yang bersangkutan. Pengetahuan yang memadai mengenai sektor utama adalah aktivitas ekonomi perusahaan. Hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan pemodal dan analis saham misalnya seperti penjualan dan laba perusahaan, permanen industri, sikap dan kebijakan pemerintah terhadap industri, kondisi persaingan dan harga saham perusahaan sejenis.
3. Analisis Perusahaan
Analisis perusahaan untuk mengetahui kinerja perusahaan. Penanam modal memerlukan informasi tentang perusahaan yang relevan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Informasi tersebut termasuk informasi understudy maupun ekstern perusahaan, tentang informasi laporan keuangan periode tertentu. Disamping itu, dapat juga dianalisis mengenai solvabilitas, rentabilitas, dan likuiditas perusahaan. Lebih penting lagi adalah informasi tentang proyeksi keuangan atau forcasting. Hal itu mengingat bahwa kebutuhan informasi didasarkan atas pertimbangan bahwa harga saham ditentukan oleh kinerja perusahaan di masa lalu dan ekspektasi perusahaan di masa mendatang.
Demikian pembahasan artikel mengenai pengertian dan tujuan sumber pengukuran penilaian investasi, semoga dengan pemahaman artikel ini anda semakin memahami tentang akuntansi untuk pengertian dan tujuan sumber pengukuran penilaian investasi. Terimakasih atas kunjungannya di blog pelajaran akuntansi dan semoga bermamfaat.
Pengertian Dan Tujuan Sumber Pengukuran Penilaian Investasi
Reviewed by Admin
on
25 Februari
Rating: