Teknis Pengaturan Kas Dalam Perusahaan
Teknis pengaturan kas dalam perusahaan, pengelolaan keuangan dalam perusahaan merupakan kunci utama kegiatan operasional perusahaan, dan pengelolaan keuangan tidak akan terlepas dari kegiatan yang berhubungan dengan kas. Bila pemakaian dana perusahaan tidak terkontrol akan berakibat kas perusahaan kosong, dan kas perusahaan yang kosong menyebabkan terganggunya semua kegiatan operasional perusahaan.
Manajemen atas arus keluar masuknya dana perusahaan yang terkontrol, akan menunjukkan kredibilitas perusahaan yang baik di dunia bisnis. Kondisi utang piutang, sumber dana dan investasi perusahaan adalah contoh pencerminan baik buruknya manajemen arus kas suatu perusahaan. Dalam kondisi kas yang buruk, manajemen dituntut untuk segera membenahi keuangan perusahaan. Usaha untuk mengatasi situasi tersebut akan mengarah kepada pengawasan arus kas dengan penataan yang baik atas manajemen arus kas. Berikut ini admin blog pelajaran akuntansi akan membahas teknis pengaturan kas dalam perusahaan.
Pengertian Kas Teknis Pengaturan Kas Dalam Perusahaan
Kas adalah aktiva lancar yang berbentuk uang tunai (uan kertas dan uang logam) dan simpanan (cek) dan benda-benda lain yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah (media tukar) dan dapat diambil setiap saat.
Komposisi Kas
Menurut pengertian akuntansi yang termasuk ke dalam kas adalah:
- Alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya.
- Simpanan dalam bank dalam bentuk tabungan, deposito maupun giro ataupun simpanan di tempat-tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu.
Teknis Pengaturan Kas Dalam Perusahaan
Komponen-Komponen Yang Termasuk Ke Dalam Kas
Berikut ini yang termasuk kedalam komponen kas:
1. Uang kertas
2. Uang logam
3. Cek yang belum disetorkan
4. Simpanan dalam bentuk giro atau bilyet
5. Rrekening tabungan
6. Traveller’s checks
7. Cek kasir (cashier’s cheks)
8. Wesel bank (bank draft)
9. Money order
10. Kas kecil
11. Uang kembalian
12. Kas yang ada di cabang cabang tetap.
Artikel terkait: Pengantar akuntansi peranan uang dalam ekonomi
Komponen-komponen yang tidak termasuk kedalam kas meliputi:
1. Cek mundur (post dated checks)
Cek mundur dicatat sebagai piutang sampai tanggal cek tersebut dapat diuangkan.
2. Bon utang
Bon utang diperlakukan sebagai piutang.
3. Uang muka perjalanan
Uang muka perjalanan diperlakukan sebagai piutang jika uang muka tersebut akan ditagih dari karyawan atau dikurangkan dari gaji karyawan yang bersangkutan.
4. Perangko pos
Perangko pos diperlakukan sebagai persediaan perlengkapan (supplies) kantor atau toko atau sebagai beban dibayar dimuka.
5. Dana kas untuk tujuan khusus
Dana kas untuk tujuan khusus, misalnya dana yang disisihkan untuk pembayaran utang obligasi.
Manajemen Pengendalian Kas
Adapun pengendalian internal terhadap kas dapat dilakukan dengan menerapkan sistem.
Penerapan sistem pengendalian internal kas adalah:
1. Penggunaan rekening bank
2. Transfer dana elektronik (tde)
3. Sistem kas kecil
4. Proteksi fisik atas saldo kas
5. Rekonsiliasi saldo bank
Penjelasannya:
1. Penggunaan rekening bank
Kas yang dimiliki oleh perusahaan biasanaya tidak semuanya disimpan di dalam perusahaan, tetapi sebagian disimpan di bank atau disebut rekening bank. Simpanan di bank yang memenuhi kriteria sebagai kas misalnya tabungan dan giro. Dan rekening bank yang dimiliki oleh perusahaan bisa lebih dari satu bank.
2. Transfer dana elektronik (tde)
Pemindahan dana dari satu pihak kepada pihak lainnya tidak selalu menggunakan media kertas. Transfer dana elektronik misalnya perusahaan hendak mengirimkan uang ke pemasok, pihak perusahaan harus datang ke bank dengan mengisi formulir pengiriman uang. Metode yang memanfaatkan teknologi seperti telepon, telegraf, komputer, satelit atau peralatan elektronik lainnya dapat dengan mudah digunakan untuk memindahkan dana dari satu pihak ke pihak lainnya.
3. Sistem kas kecil
Perusahaan harus menyediakan dana sebagai kas kecil untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam jumlah yang kecil. Untuk pembayaran dalam jumlah yang kecil seperti bayar makan siang, ongkos taksi, sumbangan, beli perlengkapan kantor yang kecil-kecil, tidak mungkin dilakukan dengan mengeluarkan cek. Untuk itulah perlunya pengadaan dana
kas kecil agar lebih efektif.
Artikel terkait: Sistem akuntansi pencatatan kas kecil
4. Proteksi fisik atas saldo kas
Proteksi fisik atas saldo kas tidak hanya dengan pengaturan pemisahan fungsi penerimaan kas, pengeluaran dan pencatatan saja yang diperlukan dalam pengendalian terhadap kas. Proteksi fisik atas saldo kas juga perlu dilindungi secara fisik kas yang disimpan di perusahaan (cash on hand) dan kas di bank. Perlindungan secara fisik dilakukan dengan menyediakan lemari besi, peti penyimpanan atau laci kas yang terkunci.
5. Rekonsiliasi saldo Bank
Uang perusahaan yang disimpan di bank sering mengalami perbedaan dan keterlambatan informasi mengenai mutasi kas di bank. Maka perusahaan secara periodik perlu melakukan pencocokan antara catatan menurut bank dan catatan menurut perusahaan untuk menentukan saldo yang benar pada tanggal tertentu misal pada tanggal pelaporan keuangan.
Artikel terkait: Rekonsiliasi bank dan contoh soal
Rumusan Masalah Teknis Pengaturan Kas Dalam Perusahaan
Rumusan Masalah
Masalah dalam teknis pengaturan kas dalam perusahaan, diantaranya:
1. Bagaimana menguasai konsep, pengertian dan teknik pengelolaan arus kas dalam perusahaan?
2. Bagaimana langkah-langkah penyusunan arus kas dalam perusahaan?
3. Bagaimana memahami hubungan antara arus kas dan keputusan Investasi?
4. Bagaimana menguasai konsep dan pengertian risiko dalam penganggaran modal perusahaan?
5. Metode apa yang digunakan untuk memasukkan risiko ke dalam analis?
6. Bagaimana memahami hubungan antara risiko dan keputusan investasi?
Tujuan Teknis Pengaturan Kas Dalam Perusahaan
Adapun tujuan teknis pengaturan kas dalam perusahaan adalah:
1. Untuk mengetahui konsep, pengertian dan teknik pengelolaan arus kas.
2. Untuk Memahami peranan arus kas dalam suatu perusahaan.
3. Untuk memahami komponen-komponen yang membentuk arus kas.
4. Untuk mengetahui konsep dan risiko dalam penganggaran modal suatu perusahaan.
5. Untuk mengetahui tipe risiko yang mempengaruhi semua pemegang saham dan secara teoritis merupakan ukuran yang tepat untuk penganggaran modal.
Mengestimasi Arus Kas
Tujuan Teknis Pengaturan Kas Dalam Perusahaan
Adapun tujuan teknis pengaturan kas dalam perusahaan adalah:
1. Untuk mengetahui konsep, pengertian dan teknik pengelolaan arus kas.
2. Untuk Memahami peranan arus kas dalam suatu perusahaan.
3. Untuk memahami komponen-komponen yang membentuk arus kas.
4. Untuk mengetahui konsep dan risiko dalam penganggaran modal suatu perusahaan.
5. Untuk mengetahui tipe risiko yang mempengaruhi semua pemegang saham dan secara teoritis merupakan ukuran yang tepat untuk penganggaran modal.
Mengestimasi Arus Kas
Langkah yang paling penting dalam penganggaran modal adalah mengestimasi arus kas suatu proyek, diantaranya mengestimasi arus kas untuk pengeluaran investasi dan arus kas masuk bersih pertahun setelah suatu proyek dijalankan. Banyak variabel yang terdapat di dalamnya serta individu dan departemen yang berpartisipasi. Contohnya, ramalan penjualan dalam unit dan harga penjualan biasanya dibuat oleh kelompok pemasaran, berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki atas elastisitas harga, pengaruh iklan, keadaan perekonomian, reaksi pesaing, dan tren dalam konsumen.
Sama halnya dengan pengeluaran modal yang berhubungan dengan produk baru, biasanya diperoleh dari para staf teknik dan pengembangan produk, sementara biaya operasi diestimasikan oleh para akuntan biaya, ahli-ahli produksi, spesialis tenaga kerja, agen-agen pembelian, dan sebagainya. Fungsi staf keuangan dalam proses peramalan meliputi:
(1) Mendapatkan informasi dari berbagai departemen misalnya produksi dan pemasaran
(2) Memastikan bahwa semua yang terlibat dalam peramalan menggunakan seperangkat asumsi perekonomian yang konsisten.
(3) Memastikan bahwa tidak terjadi bias yang inheren di dalam peramalan, hal ini sangat penting, karena para manajer sering terlibat secara emosional dengan proyek kesayangan mereka. Hal ini menumbuhkan penyakit rasa membangun kerajaan, dimana keduanya dapat mengarah pada terjadinya bias-bias di dalam peramalan arus kas yang membuat proyek yang buruk terlihat bagus di atas kertas.
Mengidentifikasi Arus Kas Yang Relevan
Titik awal setiap analisis penganggaran modal adalah mengidentifikasikan arus kas relevan (relevant cash flow), yang diartikan sebagai serangkaian arus kas yang spesifik yang harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Para analisis sering membuat kesalahan dalam mengestimasikan arus kas.
Hal yang dapat menghindari kesalahan pengambilan keputusan:
(1) Keputusan penganggaran modal harus didasarkan atas arus kas, bukannya laba akuntansi.
(2) Hanya penambahan arus kas (inkremental) saja yang relevan, dalam pengertian sempit, arus kas relevan bagi suatu proyek adalah tambahan arus kas bebas yang diharapkan perusahaan jika melaksanakan proyek tersebut, yaitu arus kas yang di luar yang diharapkan perusahaan apabila tidak menjalankan proyek tersebut.
Biaya Aktiva Tetap Teknis Pengaturan Kas Dalam Perusahaan
Biaya Aktiva
Sebagian besar proyek membutuhkan aktiva, dan pembelian aktiva menggambarkan arus kas negatif. Walaupun perolehan aktiva mengakibatkan arus kas keluar, para akuntan tidak menyajikan pembelian aktiva tetap sebagai pengurang dari laba akuntansi. Sebagai gantinya, mereka mengurangkan beban depresiasi tiap tahun sepanjang umur aktiva tersebut.
Biaya total sebuah aktiva tetap adalah termasuk biaya pengiriman dan pemasangannya. Ketika sebuah perusahaan membeli aktiva tetap, perusahaan tersebut mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk pengiriman dan pemasangan peralatan tersebut. Biaya ini dibebankan langsung dalam harga peralatan ketika biaya proyek tersebut sedang ditentukan. Lalu, biaya total peralatan, termasuk biaya pengiriman dan pemasangan, digunakan sebagai dasar depresiasi pada saat beban depresiasi diperhitungkan.
Beban Nonkas
Dalam menghitung laba bersih, para akuntan biasanya mengurangkan beban depresiasi dari pendapatan. Jadi, meskipun akuntan tidak mengurangkan harga pembelian aktiva tetap dalam penghitungan laba akuntansi, tetapi mereka mengurangi beban depresiasi setiap tahun. Depresiasi melindungi laba terhadap pajak, dan hal ini memiliki dampak pada arus kas, tetapi depresiasi itu sendiri bukanlah suatu arus kas. Karenanya depresiasi harus ditambahkan pada laba bersih ketika kita menghitung estimasi arus kas suatu proyek.
Perubahan Dalam Modal Kerja Operasi Bersih
Secara normal dibutuhkan tambahan persediaan untuk mendukung suatu operasi baru, dan penjualan yang mengalami perluasan akan mengikat tambahan dana dalam piutang dagang. Tetapi utang dan akrual akan bertambah secara spontan sebagai akibat adanya ekspansi, dan hal ini akan mengurangi kas yang dibutuhkan untuk membiayai persediaan piutang. Perbedaan antara peningkatan dalam aktiva lancar yang dibutuhkan dengan peningkatan utang lancar secara spontan disebut perubahan dalam modal kerja operasi bersih. Jika perubahannya positif maka pendanaan tambahan di luar biaya perolehan tetap masih akan dibutuhkan.
Pembayaran Bunga Tidak Diperhitungkan Dalam Arus Kas Proyek
Biaya modal adalah rata-rata tertimbang dari biaya utang, saham preferen, dan saham biasa, yang disesuaikan dengan resiko proyek. Saham biasa adalah tingkat pengembalian yang dibutuhkan untuk memuaskan semua investor yaitu pemberi utang dan para pemegang saham. Proses diskonto ini mengurangi arus kas untuk biaya modal proyek. Jika pembayaran bunga terlebih dahulu dikurangkan dan hasilnya kemudian didiskontokan, ini akan menyebabkan biaya modal dihitung dua kali. Sebaiknya tidak boleh mengurangkan beban bunga pada saat menghitung arus kas proyek.
Arus Kas Tambahan
Dalam mengevaluasi suatu proyek perlu memusatkan perhatian pada arus kas yang terjadi jika kita menerima proyek tersebut. Arus kas tambahan (incremental cash flow) mencerminkan perubahan total arus kas perusahaan yang terjadi sebagai akibat langsung dari diterimanya suatu proyek.
Masalah khusus dalam menentukan arus kas tambahan, yaitu:
1. Biaya Tertanam
Biaya tertanam adalah suatu pengeluaran yang terjadi, sehingga tidak terpengaruh oleh keputusan yang sedang dipertimbangkan. Karena biaya tertanam bukanlah biaya tambahan, maka biaya ini tidak boleh dimasukkan kedalam analisis.
2. Biaya Kesempatan
Masalah potensial kedua berhubungan dengan biaya kesempatan (opportunity cost), yang merupakan arus kas yang dapat diperoleh dari aktiva yang telah dimiliki oleh perusahaan apabila arus kas tersebut tidak digunakan untuk proyek yang bersangkutan.
3. Pengaruh pada bagian Lain dari Perusahaan
Eksternalitas Masalah potensial ketiga berhubungan dengan pengaruh yang dimiliki proyek terhadap bagian-bagian lain dari perusahaan, yang disebut para ekonom sebagai eksternalitas.
Apabila suatu proyek baru mengambil penjualan dari produk yang sudah ada, maka hal ini sering disebut kanibalisasi. Biasanya perusahaan tidak ingin mengkanibalisasi produk yang sudah ada, tetapi sering kali jika perusahaan tersebut tidak melakukannya, perusahaan lain lah yang melakukannya.
Penentuan Waktu Arus Kas Teknis Pengaturan Kas Dalam Perusahaan
Penentuan Waktu Arus Kas
Pihak penentu harus memperhitungkan secara tepat penentuan waktu arus kas. Laporan laba rugi akuntansi ditanyakan untuk periode seperti tahun atau setiap bulan, sehingga tidak mencerminkan secara tepat kapan di dalam satu periode pemasukan atau pengeluaran kas terjadi. Karena nilai waktu dari uang arus kas tersebut terjadi, akibatnya sering digunakan dalam proyek adalah asumsi bahwa estimasi arus kas terjadi di akhir setiap tahun. Namun untuk beberapa proyek yang lain, mungkin akan bermanfaat untuk berasumsi arus kas terjadi di pertengahan tahun atau bahkan kuartalan atau bulanan.
Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal
Arus kas tambahan sangat dipengaruhi oleh apakah proyek ini merupakan suatu proyek ekspansi baru atau proyek pengganti. Proyek ekspansi baru didefinisikan sebagai suatu proyek dimana perusahaan berinvestasi pada aktiva baru untuk meningkatkan penjualan. Sedangkan proyek pengganti terjadi apabila perusahaan mengganti aktiva yang sudah ada dengan aktiva yang baru. Dalam hal ini, arus kas tambahan adalah tambahan pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dari investasi pada aktiva yang baru itu.
Meskipun terdapat perbedaan-perbedaan diatas, prinsip dasar untuk mengevaluasi proyek ekspansi dan proyek pengganti adalah sama. Dalam setiap kasus, arus kas umumnya akan memperhitungkan banyak hal.
Hal-hal yang diperhitungkan adalah:
1. Pengeluaran investasi awal
Investasi awal termasuk biaya aktiva tetap di muka sehubungan dengan proyek ditambah dengan penambahan yang terjadi dalam modal kerja operasi bersih.
2. Arus kas operasi selama umur proyek
Ini merupakan arus kas masuk tambahan selama umur ekonomis proyek. Arus kas operasi tahunan sama dengan laba operasi setelah pajak ditambah depresiasi. Harap diingat depresiasi ditambahkan kembali karena merupakan beban nonkas dan biaya pendanaan (termasuk beban bunga) tidak dimasukkan karena telah diperhitungkan dalam proses diskonto.
3. Arus kas tahunan terakhir
Pada akhir umur suatu proyek, umumnya sejumlah arus kas tambahan sering kali diterima. Ini termasuk nilai sisa aktiva tetap, yang disesuaikan dengan pajak jika aktiva tersebut tidak dijual berdasarkan nilai bukunya, ditambah pengendalian dari modal kerja operasi bersih.
Baca juga: Soal soal akuntansi II lengkap dengan jawabannya
Analisa Laporan Arus Kas Teknis Pengaturan Kas Dalam Perusahaan
1. Pengertian Laporan Arus Kas
Informasi arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar penilaian kemampuan perusahaan dan penilaian kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta keputusan perolehannya. Perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dilaporan keuangan untuk periode penyajian laporan keuangan.
Untuk menghasilkan keuntungan tambahan, perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Keuntungan yang dilaporkan dalam buku belum pasti dalam bentuk kas, dengan demikian perusahaan dapat mempunyai jumlah kas yang lebih besar atau lebih kecil dari jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam buku.
Menurut Arthur, J. Keown, David F. Scott Jr, Jhon D. Martin, J. William Petty (2001:678) setiap usulan pengeluaran modal (capital expenditure) selalu mengandung dua macam arus kas, yaitu:
a. Arus kas keluar netto (Net outflow of cash), yaitu: arus kas yang diperlukan untuk investasi baru.
b. Arus kas masuk netto (Net inflow of cash), yaitu: sebagai hasil dari investasi baru tersebut, yang sering disebut “Net cash proceeds.”
Pengertian luas mengenai arus kas yang dari kegiatan penjualan atau kegiatan yang sama dikurangi oleh semua biaya-biaya yang meliputi seluruh pengeluaran-pengeluaran kas. Arus kas didefenisikan sebagai laba sebelum pajak dari suatu proyek, ditambah dengan biaya penyusutan dan dikurangi laba bersih sebelum pajak tambahan yang diakibatkan oleh proyek-proyek tersebut.
Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas dan perubahan bersih pada kas yang berasal dari: Aktivitas Operasi, Investasi dan Pendanaan perusahaan selama satu periode dalam suatu format yang menunjukkan bagaimana melaporkan suatu rugi bersih dan tetap mengadakan pengeluaran modal yang besar atau membayar deviden, atau akan menceritakan bagaimana perusahaan mengeluarkan atau menaikkan hutang atau saham biasa atau keduanya selama periode tersebut. Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, arus kas merupakan arus kas masuk dan arus kas keluar.
Perusahaan membuat suatu laporan biasanya secara periodik, maka ketika menyiapkan laporan arus kas yang berdasarkan pendapatan, akumulasi penyusutan, pinjaman modal. Pajak harus menunjukkan pemisahan antara kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari: Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi dan Aktivitas Pendanaan.
Arus kas adalah istilah yang digunakan untuk mengklasifikasikan arus kas (kas yang diterima) dari kegiatan operasi. Istilah arus kas juga digunakan untuk menunjukkan dana, dimana arus kas bersih mewakili perbedaan antara sumber dan penerimaan.
Pada dasarnya ada beberapa motif (dorongan) yang menyebabkan perusahaan perlu memiliki sejumlah kas. Dorongan-dorongan inilah yang menentukan jumlah kas yang harus dimiliki perusahaan. Motif-motif tersebut, antara lain:
1. Motif Transaksi (Transaction Motive)
Motif Transaksi dimaksudkan bahwa perusahaan membutuhkan sejumlah uang tunai untuk membiayai kegiatannya sehari-hari, seperti: untuk gaji dan upah, membeli barang, membayar tagihan dan pembayaran hutang kepada kreditur apabila jatuh tempo.
2. Motif Berjaga-jaga (Safety Motive / Precautionary Motive)
Motif Berjaga-jaga dimaksudkan untuk berjaga-jaga terhadap kebutuhan yang mungkin terjadi, tetapi tidak jelas kapan akan terjadinya, seperti: kerusakan mesin, perubahan harga bahan baku, kebakaran dan kecelakaan.
3. Motif Spekulatif (Speculative Motive)
Motif Spekulatif dimaksudkan untuk mengambil keuntungan kalau kesempatan itu ada, seperti: perusahaan menggunakan kas yang dimilikinya untuk diinvestasikan pada sekuritas (saham atau obligasi) dengan harapan setelah membeli sekuritas tersebut harganya akan naik.
4. Motif Compensating Balance
Motif ini sebenarnya lebih merupakan keterpaksaan perusahaan akibat meminjam sejumlah uang di bank. Apabila perusahaan meminjam uang di bank, biasanya bank menghendaki agar perusahaan tersebut meninggalkan sejumlah uang di dalam rekeningnya. Misalnya: suatu perusahaan meminjam dana dari bank sebesar Rp 500 juta dan bank mengharuskan perusahaan memiliki simpanan di bank tersebut dengan saldo Rp 50 juta. Jumlah inilah yang disebut sebagai compensating balance.
Secara umum, hanya motif transaksi dan berjaga-jaga saja yang paling sering menyebabkan perusahaan harus memiliki kas, sedang alasan untuk spekulasi memiliki prioritas yang paling rendah untuk diperhatikan karena saat terjadinya sangat sulit untuk diprediksi oleh manajer keuangan.
Dalam hal kepemilikan kas, perusahaan juga harus mampu melakukan penyeimbangan. Artinya: apabila perusahaan memiliki saldo kas yang terlalu besar, maka perusahaan akan mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi lain yang lebih menguntungkan. Sebaliknya apabila saldo kas terlalu rendah, kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan likuiditas. Oleh karena itu, ada beberapa model yang digunakan untuk membantu menentukan target saldo kas.
1. Model Baumol
Model ini dikembangkan oleh William Baumol. Pada prinsipnya model persediaan (EOQ) yang diterapkan pada manajemen kas. Biaya pesanan diganti dengan biaya administrasi dan biaya transaksi pada waktu melakukan transfer kas menjadi surat berharga dan sebaliknya.
Untuk dapat menggunakan Model Baumol dengan baik, maka harus didasarkan pada berbagai asumsi. Asumsi-asumsi tersebut, antara lain adalah:
1) Adanya kepastian jumlah kas yang dibutuhkan setiap saat.
2) Pengeluaran kas perusahaan tetap (konstan) dari waktu ke waktu.
3) Pada saat kas dibutuhkan surat berharga dengan segera dapat dijual.
4) Biaya yang dikeluarkan untuk menjual surat berharga menjadi kas adalah tetap untuk setiap transaksi, tanpa dipengaruhi oleh jumlah atau nilai surat berharga yang dijual.
Model Baumol memberikan sumbangan penting bagi manjer keuangan dalam mengelola kas perusahaan. Meskipun demikian ada beberapa keterbatasan dari model tersebut, yaitu:
a) Model tersebut mengasumsikan penggunaan kas yang konstan setiap periodenya. Dalam prakteknya, pengeluaran kas tidaklah seluruhnya bisa dikendalikan oleh perusahaan.
b) Model tersebut mengasumsikan bahwa selama interval waktu tertentu terdapat adanya kas masuk. Dalam prakteknya perusahaan ada melakukan penerimaan kas dengan pengeluaran kas setiap harinya.
c) Tidak mempertimbangkan kemungkinan adanya persediaan kas untuk keamanan, dan sebagainya.
2. Model Miller-Orr
Model Miller-Orr tepat digunakan untuk kondisi dimana pengeluaran kas ber-fluktuasi (tidak konstan) dari waktu ke waktu secara random dan tingkat ketidakpastian pembayaran kas yang cukup besar. Model ini pada dasarnya menentukan batas atas dan batas bawah fluktuasikas.Ide dasar model ini adalah apabila jumlah kas mencapai batas atas, maka perusahaan membeli surat berharga untuk menurunkan kas, sebaliknya apabila mencapai batas bawah maka perusahaan menjual surat berharga untuk menambah kas. Selama kas berada antara batas atas dan batas bawah, maka perusahaan tidak melakukan transaksi.
Perkembangan Laporan Arus Kas
Sistem Akuntansi di Indonesia telah diputuskan untuk mengikuti aliran Amerika, maka pernyataan ini juga berpengaruh terhadap Akuntansi di Indonesia. Dengan melihat keadaan dan kebutuhan Negara Indonesia khususnya mengenai informasi keuangan dari suatu unit usaha, maka oleh Komite Ikatan Akuntansi Indonesia mengambil langkah yang matang untuk memasukkan laporan arus kas sebagai laporan utama pengganti laporan sumber dan penggunaan dana. Karena laporan ini dianggap lebih memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pemakai laporan.
Tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode. Tujuan keduanya adalah memberikan informasi atas dasar mengenai aktivitas operasi, investasi dan pembelanjaan. Selain tujuan di atas, laporan arus kas juga penting untuk mengetahui keadaan kas secara pasti demi menjaga likuiditas perusahaan. Dengan adanya laporan kas ini, maka perusahaan akan mengetahui apakah perusahaan dalam keadaan defisit atau bahkan mengalami surplus.
Menurut Harahap (2006:257)
Mamfaat laporan arus kas bermanfaat untuk:
1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dengan arus kas keluar pada masa lalu.
2. Menilai kemampuan keadaan arus kas masuk dan arus kas keluar, arus kas bersih perusahaan termasuk kemampuan membayar deviden di masa yang akan datang.
3. Menyajikan informasi bagi investor, kreditur, memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan.
4. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan datang.
5. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.
6. Menilai pengaruh investasi baik secara kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
Baca juga: Soal-soal akuntansi III lengkap dengan jawabannya.
Klasifikasi Arus Kas
Menurut Niswonger, Roilin C, Philip E (2003:145) laporan arus kas melaporkan arus kas melalui 3 jenis aktivitas, yaitu:
1. Arus kas dari aktivitas operasi (cash flows from operating activities) adalah: arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih. Contoh: mencakup pembelian dan penjualan barang dagang oleh pengecer.
2. Arus kas dari aktivitas investasi (cash flows investing activities) adalah: kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi aktiva tetap. Contoh: penjualan dan pembelian aktiva tetap, seperti: peralatan dan bangunan.
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah: arus kas dari transaksi yang mempengaruhi ekuitas dan hutang perusahaan. Contoh: penerbitan atau penarikan ekuitas dan hutang.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, laporan arus kas melaporkan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut 3 (tiga) jenis aktivitas, yaitu:
1. Aktivitas Operasi.
2. Aktivitas Investasi.
3. Aktivitas Pendanaan.
Berikut ini penelasan Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi dan Aktivitas Pendanaan:
1. Aktivitas Operasi
Jumlah aliran arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan aliran kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, pemeliharaan kemampuannya tersebut membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan para sumber pendanaan dari luar.
Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya:
a. Kas yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa secara tunai.
b. Kas yang diterima dari penagihan piutang dagang dan piutang lainnya.
c. Kas yang diterima dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha.
Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya:
a. Kas yang dikeluarkan untuk pajak dan biaya administrasi lainnya.
b. Pembayaran hutang-hutang jangka pendek, yang meliputi: hutang dagang, gaji, bunga dan sebagainya.
c. Pembayaran untuk pembelian barang dan jasa.
d. Pengeluaran kas untuk kegiatan operasi termasuk juga untuk pembayaran biaya gaji, upah, sewa dan biaya operasi lainnya.
2. Aktivitas Investasi
Transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas investasi dan non kas lainnya yang digunakan oleh perusahaan. Arus kas masuk terjadi jika kas yang diterima dari hasil atau pengembalian investasi yang dilakukan sebelumnya, misalnya: dari hasil atau penjualan.
Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Investasi, misalnya: penjualan aktiva tetap, penjualan surat berharga yang berupa investasi, penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini merupakan kegiatan investasi).
Arus kas keluar yang berasal dari aktivitas investasi, misalnya: pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, pembelian investasi jangka panjang, pemberian pinjaman ke pihak lain.
3. Aktivitas Pendanaan
Kegiatan pendapatan sumber dana dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam dan membayar hutang kembali, atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar hutang tersebut.
Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya:
a. Penerimaan kas dan surat berharga dalam bentuk equity (sewajarnya).
b. Penerimaan dari penerbitan hutang obligasi dan hutang jangka panjang lainnya.
a. Penerimaan kas dan surat berharga dalam bentuk equity (sewajarnya).
b. Penerimaan dari penerbitan hutang obligasi dan hutang jangka panjang lainnya.
Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya:
a. Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan.
b. Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik.
c. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan.
a. Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan.
b. Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik.
c. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan.
Metode Penyusunan Laporan Arus Kas
Salah satu analisis keuangan yang sangat penting bagi manajer keuangan, disamping alat keuangan lainnya adalah laporan arus kas. Pengertian dari analisis ini adalah untuk mengetahui bagaimana akan digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut akan dibelanjakan. Analisis arus kas tersebut dapat diketahui sumber dan tujuan dana tersebut digunakan.
Laporan arus kas secara langsung atau tidak langsung mencerminkan penerimaan kas entitas yang diklasifikasikan menurut sumber-sumber utama dan pembayaran kas yang diklasifikasikan menurut pengguna utama selama satu periode. Laporan ini memberikan informasi yang berguna mengenai aktivitas entitas dalam menghasilkan kas mengenai aktivitas keuangannya dan mengenai investasi atau pengeluaran kasnya.
Metode penyusunan laporan arus kas, yaitu:
1. Metode Langsung
2. Metode Tidak Langsung
Penjelasannya:
1. Metode Langsung
Dalam Metode Langsung dilaporkan golongan penerimaan kas bruto dari aktivitas operasi dan pengeluaran kas bruto untuk kegiatan operasi. Perbedaan antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi akan dilaporkan sebagai arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dengan kata lain, metode langsung mengurangkan pengeluaran kas operasi dari penerimaan kas operasi. Metode langsung menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara ringkas.
Dalam Metode Langsung laporan arus kas juga melaporkan arus kas bersih dari investasi operasi sebagai golongan utama dari penerimaan kas operasi (misalnya: kas yang diterima dari pelanggan dan kas yang diterima dari bunga dan deviden) dan pengeluaran kas (misalnya: kas yang dibayarkan kepada pemasok untuk barang, kepada karyawan untuk jasa, kepada kreditur untuk bunga dan ke instansi pemerintah untuk pajak).
Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini memperlihatkan laporan penerimaan dan pengeluaran kas lebih konsisten dengan tujuan suatu laporan arus kas. Disamping itu, metode langsung ini lebih mudah dimengerti dan memberikan informasi yang lebih banyak dalam mengambil keputusan.
Dengan metode langsung informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dengan:
a. Adanya catatan akuntansi perusahaan.
b. Menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi mengenai:
1) Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang dagang selama periode berjalan.
2) Pos bukan kas lainnya.
3) Pos lainnya yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
2. Metode Tidak Langsung
Dalam Metode Tidak Langsung, pengaruh dari semua penangguhan penerimaan dan pengeluaran kas di masa lalu dan semua akurat dari penerimaan kas dan pengeluaran kas yang diharapkan pada masa yang akan datang dihilangkan dan laba bersih yang diperhitungkan laba rugi. Penyediaan ini dilakukan dengan menambahkan pos-pos yang tidak memerlukan pengeluaran kas kembali ke laba bersih serta penambahan dan pengurangan kenaikan maupun penurunan hutang dan piutang.
Keunggulan utama metode ini adalah bahwa hal ini memusatkan perbedaan antara laba bersih dan aliran kas bersih dari aktivitas operasi. Arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan.
b. Pos bukan kas, seperti: penyusutan, penyisihan, pajak yang ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam rugi konsolidasi / perbandingan.
Arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak langsung) dengan menyajikan pendapatan dengan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode tertentu. Sedangkan dengan cara pelaporan arus kas bentuk investasi dan pendanaan pada kedua metode, baik langsung maupun tidak langsung adalah sama. Jadi yang berbeda adalah metode pelaporan arus kas untuk kegiatan operasi perusahaan.
Lembaga keuangan mempunyai keinginan yang kuat terhadap metode tidak langsung karena menurut anggapan mereka metode ini lebih informatif. Meskipun lembaga keuangan yang menghendaki agar debiturnya menyusun laporan arus kas perusahaannya dengan metode langsung namun debiturnya tidak dapat begitu saja memenuhi keinginan kreditur, karena baginya lebih bermanfaat penggunaan metode tidak langsung ini mampu menggambarkan arus kas bersih dari kegiatan operasi juga pendekatan ini dapat lebih menarik perhatian dengan penyesuaian yang kompleks.
Metode tidak langsung juga memberikan informasi keuangan dalam penentuan laba/rugi yang menggunakan metode akrual basis, dimana metode ini merupakan petunjuk yang salah dalam penilaian atas arus kas dari operasi. Jika perusahaan terus memakai metode tidak langsung, maka harus ada pengungkapan yang terpisah mengenai perubahan-perubahan dalam perkiraan piutang, persediaan barang, investasi, biaya yang dibayar dimuka dan perkiraan aktiva lancar lainnya. Perkiraan hutang dagang, gaji, sewa dan perkiraan hutang lancar lainnya untuk menentukan jumlah bersih perubahan kas dari kegiatan operasi dalam waktu hendak menyesuaikan pendapatan bersih dengan penerimaan dan pengeluaran bersih dari kegiatan operasi.
Teknik Untuk Mengukur Risiko Berdiri Sendiri
Alasan risiko proyek berdiri sendiri sangat penting:
1. Lebih mudah untuk mengestimasikan risiko proyek yang berdiri sendiri daripada risiko perusahaan, dan jauh lebih mudah lagi untuk mengukur risiko yang berdiri sendiri daripada risiko pasar.
2. Dalam kebanyakan kasus tipe risiko ini berhubungan erat jika perekonomian secara umum berjalan dengan baik demikian juga dengan perusahaannya. Dan jika perusahaan berjalan baik demikian juga proyek-proyek yang dijalankannya. Karena keterkaitan ilmiah, risiko yang berdiri sendiri biasanya menjadi indikator yang baik risiko perusahaan dan risiko pasar yang sulit diukur.
Dalam Metode Tidak Langsung, pengaruh dari semua penangguhan penerimaan dan pengeluaran kas di masa lalu dan semua akurat dari penerimaan kas dan pengeluaran kas yang diharapkan pada masa yang akan datang dihilangkan dan laba bersih yang diperhitungkan laba rugi. Penyediaan ini dilakukan dengan menambahkan pos-pos yang tidak memerlukan pengeluaran kas kembali ke laba bersih serta penambahan dan pengurangan kenaikan maupun penurunan hutang dan piutang.
Keunggulan utama metode ini adalah bahwa hal ini memusatkan perbedaan antara laba bersih dan aliran kas bersih dari aktivitas operasi. Arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan.
b. Pos bukan kas, seperti: penyusutan, penyisihan, pajak yang ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam rugi konsolidasi / perbandingan.
Arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak langsung) dengan menyajikan pendapatan dengan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode tertentu. Sedangkan dengan cara pelaporan arus kas bentuk investasi dan pendanaan pada kedua metode, baik langsung maupun tidak langsung adalah sama. Jadi yang berbeda adalah metode pelaporan arus kas untuk kegiatan operasi perusahaan.
Lembaga keuangan mempunyai keinginan yang kuat terhadap metode tidak langsung karena menurut anggapan mereka metode ini lebih informatif. Meskipun lembaga keuangan yang menghendaki agar debiturnya menyusun laporan arus kas perusahaannya dengan metode langsung namun debiturnya tidak dapat begitu saja memenuhi keinginan kreditur, karena baginya lebih bermanfaat penggunaan metode tidak langsung ini mampu menggambarkan arus kas bersih dari kegiatan operasi juga pendekatan ini dapat lebih menarik perhatian dengan penyesuaian yang kompleks.
Metode tidak langsung juga memberikan informasi keuangan dalam penentuan laba/rugi yang menggunakan metode akrual basis, dimana metode ini merupakan petunjuk yang salah dalam penilaian atas arus kas dari operasi. Jika perusahaan terus memakai metode tidak langsung, maka harus ada pengungkapan yang terpisah mengenai perubahan-perubahan dalam perkiraan piutang, persediaan barang, investasi, biaya yang dibayar dimuka dan perkiraan aktiva lancar lainnya. Perkiraan hutang dagang, gaji, sewa dan perkiraan hutang lancar lainnya untuk menentukan jumlah bersih perubahan kas dari kegiatan operasi dalam waktu hendak menyesuaikan pendapatan bersih dengan penerimaan dan pengeluaran bersih dari kegiatan operasi.
Teknik Untuk Mengukur Risiko Berdiri Sendiri
Alasan risiko proyek berdiri sendiri sangat penting:
1. Lebih mudah untuk mengestimasikan risiko proyek yang berdiri sendiri daripada risiko perusahaan, dan jauh lebih mudah lagi untuk mengukur risiko yang berdiri sendiri daripada risiko pasar.
2. Dalam kebanyakan kasus tipe risiko ini berhubungan erat jika perekonomian secara umum berjalan dengan baik demikian juga dengan perusahaannya. Dan jika perusahaan berjalan baik demikian juga proyek-proyek yang dijalankannya. Karena keterkaitan ilmiah, risiko yang berdiri sendiri biasanya menjadi indikator yang baik risiko perusahaan dan risiko pasar yang sulit diukur.
Tehnik Menilai Resiko
Teknis Pengaturan Kas Dalam Perusahaan
Teknik untuk menilai risiko proyek berdiri sendiri, yaitu:
1. Analisis Sensitivitas (sensitivity analysis)
Analisis sensitivitas adalah sebuah teknik yang mengindikasikan seberapa banyak NPV dapat berubah sebagai akibat dari adanya perubahan tertentu pada sebuah variabel input, jika variabel lainnya dianggap konstan. Analisis sensitivitas dimulai dengan situasi kasus dasar, yang dibuat menggunakan nilai yang diharapkan untuk setiap input.
Dalam analisis sensitivitas, tiap variabel diubah beberapa poin persentase lebih besar dan lebih kecil dari nilai yang diharapkan, sementara variabel lainnya tetap konstan. Lalu NPV yang baru dihitung dengan menggunakan nilai-nilai tersebut. Terakhir, kumpulan nilai NPV ini akan dipetakan ke grafik untuk menunjukkan seberapa sensitif NPV terhadap perubahan setiap variabel. Tampilan 11-1 menunjukkan grafik sensitivitas proyek komputer untuk enam variabel input. Tabel di bawah grafik menunjukkan angka-angka NPV yang digunakan untuk membuat grafik tersebut.
Kemiringan garis pada grafik menunjukkan seberapa sensitif NPV terhadap perubahan setiap input: semakin curam kemiringan garisnya, maka semakin sensitif NPV terhadap perubahan variabel tersebut. Dari tampilan dan tabel, bisa dilihat bahwa NPV proyek sangat sensitif terhadap perubahan harga jual dan biaya variabel, cukup sensitif terhadap perubahan tingkat pertumbuhan dan jumlah unit yang terjual, dan tidak terlalu sensitif terhadap perubahan biaya tetap dan biaya modal.
Jika sedang membandingkan dua proyek, proyek yang memiliki garis sensitivitas lebih curam akan lebih berisiko, karena bagi proyek tersebut kesalahan yang kecil dalam mengestimasi sebuah variabel seperti unit unit penjualan akan mengakibatkan kesalahan yang sangat besar dalam NPV yang diharapkan dalam proyek. Oleh karena itu, analisis sensitivitas dapat menjadi masukan yang sangat berguna dalam menentukan risiko suatu proyek.
Evaluasi Risiko: Analisis Sensitivitas (dalam Ribuan Dolar)
NPV PADA DASAR YANG BERBEDA DARI KASUS DASAR
DEVIASI DARI KASUS DASAR
|
HARGA JUAL
|
BIAYA VARIABEL/UNIT
|
TINGKAT
PERTUMBUHAN
|
PENJUALAN
UNIT TAHUN 1
|
BIAYA TETAP
|
WACC
|
-30%
|
($27.637)
|
$28.129
|
($5.847)
|
($4.675)
|
$9.540
|
$8.294
|
-15%
|
(11.236)
|
16.647
|
(907)
|
246
|
7.353
|
6.674
|
0
|
5.166
|
5.166
|
5.166
|
5.166
|
5.166
|
5.166
|
15
|
21.568
|
(6.315)
|
12.512
|
10.087
|
2.979
|
3.761
|
30
|
37.970
|
(17.796)
|
21.269
|
15.007
|
792
|
2.450
|
Rentang nilai
|
$65.607
|
$45.925
|
$27.116
|
$19.682
|
$8.748
|
$5.844
|
2
2. Analisis Skenario (Scenario Analysis) Analisis skenario membuka kemungkinan dilakukannya perubahan pada variabel-variabel utama, dan juga memungkinkan untuk mengubah lebih dari satu variabel pada setiap perhitungan.
Analisis skenario memberikan informasi yang berguna tentang resiko berdiri sendiri proyek. Tetapi analisis skenario masih memiliki keterbatasan, keterbatasan hanya memperhitungkan sedikit hasil akhir yang berlainan, meskipun masih banyak kemungkinan lain yang tidak terbatas jumlahnya.
3. Simulasi Monte Carlo (Monte Carlo Simulation)
Tipe analisis ini menyatukan sensitivitas dan distrbusi probabilitas variabel input. Simulasi Monte Carlo ini dianggap lebih kompleks daripada analisis skenario, adanya paket-paket peranti lunak simulasi ini membuat prosesnya mudah untuk dilakukan. Kebanyakan paket ini merupakan tambahan dari program spreedsheet seperti excel.
2. Analisis Skenario (Scenario Analysis) Analisis skenario membuka kemungkinan dilakukannya perubahan pada variabel-variabel utama, dan juga memungkinkan untuk mengubah lebih dari satu variabel pada setiap perhitungan.
Analisis skenario memberikan informasi yang berguna tentang resiko berdiri sendiri proyek. Tetapi analisis skenario masih memiliki keterbatasan, keterbatasan hanya memperhitungkan sedikit hasil akhir yang berlainan, meskipun masih banyak kemungkinan lain yang tidak terbatas jumlahnya.
3. Simulasi Monte Carlo (Monte Carlo Simulation)
Tipe analisis ini menyatukan sensitivitas dan distrbusi probabilitas variabel input. Simulasi Monte Carlo ini dianggap lebih kompleks daripada analisis skenario, adanya paket-paket peranti lunak simulasi ini membuat prosesnya mudah untuk dilakukan. Kebanyakan paket ini merupakan tambahan dari program spreedsheet seperti excel.
Analisis Skenario (dalam Ribuan Dolar)
SKENARIO
|
PROBABILITAS
|
HARGA JUAL
|
UNIT
PENJUALAN
|
BIAYA
VARIABEL
|
TINGKAT PERTUMBUHAN
|
NPV
|
Kasus terbaik
|
25%
|
$3,90
|
26.000
|
$1,47
|
30%
|
$144.024
|
Kasus dasar
|
50
|
3,00
|
20.000
|
2,10
|
0
|
5.166
|
Kasus terburuk
|
25
|
2,10
|
14.000
|
2,73
|
-30
|
(38.315)
|
NPV yang diharapkan = probabilitas dikalikan NPV
|
$29.010
| |||||
Deviasi standar (dihitung dalam model Excel)
|
$68.735
| |||||
Koefisien variasi = deviasi standar/NPV yang diharapkan
|
Kesimpulan teknis pengaturan kas dalam perusahaan
Fungsi manajemen arus kas dapat dibagi menjadi tiga:
1. Fungsi likuiditas: dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu relatif singkat tanpa ada pengurangan investasi awal.
2. Fungsi anti inflasi: dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
3. Capital growth: dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.
Kesalahan dalam mengalokasikan uang pada tempat yang tidak sesuai dengan tujuan keuangan akan menimbulkan akibat buruk diantaranya kehilangan kesempatan penambahan nilai uang atau kesulitan mengeluarkan uang pada saat memerlukannya. Bagi perusahaan sangat penting untuk memiliki kemampuan pengelola arus kas yang baik dan benar.
Analisis risiko penting teknis pengaturan kas dalam perusahaan
Selain mempermudah penetapan kontrol pengamanan terhadap aset yang berisiko, hasil analisis risiko juga memberikan keuntungan, antara lain:
a. Perusahaan lebih tepat mengalokasikan dana pembiayaan kontrol pengamanan.
b. Analisis risiko berguna sebagai landasan pembuatan rancangan pemulihan bencana.
c. Hasil analisa risiko akan mempermudah auditor dalam melakukan audit yang terukur.
Metodologi yang dapat dipakai dalam melakukan analisis risiko:
a. Mengidentifikasi aset yang akan dianalisa.
b. Mencari kemungkinan kerentanan (vulnerability), ancaman (threat), peluang terjadinya, dampaknya, serta isu lainnya dalam rangka menetapkan risiko.
c. Melakukan prioritas terhadap risiko.
d. Menetapkan bentuk kontrol pengamanan untuk mengurangi risiko tersebut.
Baca juga: Soal-soal akuntansi IV lengkap dengan jawabannya.
Tulisan ini diambil dari berbagai sumber, diantaranya: Eugene F. Brigham, Joel F Houston, (2006) Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi 10 Jilid 1, Salemba Empat.
Demikian pembahasan artikel mengenai teknis pengaturan kas dalam perusahaan, semoga dengan pemahaman artikel ini anda semakin memahami tentang akuntansi untuk teknis pengaturan kas dalam perusahaan. Terimakasih atas kunjungannya dan semoga bermamfaat.
Fungsi manajemen arus kas dapat dibagi menjadi tiga:
1. Fungsi likuiditas: dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu relatif singkat tanpa ada pengurangan investasi awal.
2. Fungsi anti inflasi: dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
3. Capital growth: dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.
Kesalahan dalam mengalokasikan uang pada tempat yang tidak sesuai dengan tujuan keuangan akan menimbulkan akibat buruk diantaranya kehilangan kesempatan penambahan nilai uang atau kesulitan mengeluarkan uang pada saat memerlukannya. Bagi perusahaan sangat penting untuk memiliki kemampuan pengelola arus kas yang baik dan benar.
Analisis risiko penting teknis pengaturan kas dalam perusahaan
Selain mempermudah penetapan kontrol pengamanan terhadap aset yang berisiko, hasil analisis risiko juga memberikan keuntungan, antara lain:
a. Perusahaan lebih tepat mengalokasikan dana pembiayaan kontrol pengamanan.
b. Analisis risiko berguna sebagai landasan pembuatan rancangan pemulihan bencana.
c. Hasil analisa risiko akan mempermudah auditor dalam melakukan audit yang terukur.
Metodologi yang dapat dipakai dalam melakukan analisis risiko:
a. Mengidentifikasi aset yang akan dianalisa.
b. Mencari kemungkinan kerentanan (vulnerability), ancaman (threat), peluang terjadinya, dampaknya, serta isu lainnya dalam rangka menetapkan risiko.
c. Melakukan prioritas terhadap risiko.
d. Menetapkan bentuk kontrol pengamanan untuk mengurangi risiko tersebut.
Baca juga: Soal-soal akuntansi IV lengkap dengan jawabannya.
Tulisan ini diambil dari berbagai sumber, diantaranya: Eugene F. Brigham, Joel F Houston, (2006) Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi 10 Jilid 1, Salemba Empat.
Demikian pembahasan artikel mengenai teknis pengaturan kas dalam perusahaan, semoga dengan pemahaman artikel ini anda semakin memahami tentang akuntansi untuk teknis pengaturan kas dalam perusahaan. Terimakasih atas kunjungannya dan semoga bermamfaat.
Teknis Pengaturan Kas Dalam Perusahaan
Reviewed by Admin
on
03 Maret
Rating: