Cara Menghitung Laba Ditahan Belajar Akuntansi

Cara Menghitung Laba Ditahan Belajar Akuntansi

Cara Menghitung Laba Ditahan Belajar Akuntansi

Di akhir periode akuntansi perusahaan ada dua kemungkinan hasil yang didapat oleh perusahaan, yaitu perusahan mendapat laba atau perusahaan yang mengalami kerugian. Pengukuran laba bukan hanya untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi juga sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu laba menjadi informasi yang perlu untuk diketahui oleh banyak pihak, seperti pengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya.

Ada dua media pelaporan yang digunakan untuk melaporkan hasil aktivitas perusahaan yaitu laporan R/L (rugi/laba) dan laporan laba ditahan. Berikut ini kita akan belajar akuntansi mengenai cara menghitung laba ditahan, metode pembagian laba ditahan perusahaan mendapat laba maupun perusahaan mengalami kerugian (akumulasi kerugian).

Pengertian Dividen

Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tetapi distribusi keuntungan kepada para pemilik memang adalah tujuan utama suatu bisnis.

Jenis-Jenis Dividen

Dividen dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:
  1. Dividen tunai: Metode yang paling umum untuk pembagian keuntungan, dibayarkan dalam bentuk tunai dan dikenai pajak pada tahun pengeluarannya. 
  2. Dividen saham: Dibayarkan dalam bentuk saham tambahan, biasanya dihitung berdasarkan proporsi terhadap jumlah saham yang dimiliki. Contoh: Setiap 100 saham yang dimiliki, dibagikan 5 saham tambahan. 
  3. Dividen properti: Dibayarkan dalam bentuk aset. Pembagian dividen dengan cara ini sangat jarang dilakukan. 
  4. Dividen interim: Dibagikan sebelum tahun buku perseroan berakhir. 
Perusahaan bisa saja tidak membagikan dividen walau memperoleh laba, jika dalam kasus perusahaan ingin menggunakan laba perusahaan untuk melakukan ekspansi atau pengembangan usaha.

Pengertian Laba Ditahan

Laba ditahan atau retained earnings adalah laba bersih yang tidak dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden. Laba ini akan diakumulasikan dan dilaporkan sebagai ekuitas pemilik dalam neraca. Besarnya laba ditahan biasanya ditentukan oleh kebijakan dewan komisaris suatu perusahaan yang tentunya akan berbeda antara kebijakan di suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

Tujuan laba ditahan yaitu: 
  • Untuk membiayai operasional perusahaan dalam pencapaian laba yang lebih maksimal. 
  • Untuk melunasi hutang yang ada. 
  • Sebagai cadangan dana untuk kebutuhan investasi perusahaan. 
  • Untuk perkembangan perusahaan di masa yang akan datang.

Jenis laporan laba ditahan yaitu: 
  •  Tanpa pencadangan laba ditahan. 
  • Dengan pecadangan yang tidak dicadangkan

Dalam prakteknya laba ditahan mempunyai batasan-batasan, yaitu:
  • Batas Hukum yaitu batasan berdasarkan hukum yang berlaku. 
  • Batas Kontraktual, yaitu batasan kontrak obligasi yang diapropriasi (jumlah laba ditahan yang dicadangkan oleh perusahaan untuk kebutuhan yang akan datang). 
  • Batas Voluntary

Contoh Soal:
Pada tanggal 18 Desember 2010, dewan komisaris Pt. Cendrawasih mengumumkan dividen saham sebesar 8 % atas 100.000 lembar saham biasa yang beredar dengan nilai pari Rp 1.440 per lembar. Harga pasar saham pada saat deviden diumumkan adalah Rp 1.620 per lembar. Dividen saham ini baru akan dibagikan kepada para pemegang saham pada tanggal 18 Januari 2011.

Diminta:
Buatlah jurnal pencatatan sampai deviden saham dibagikan.

Penyelesaian:

Tanggal 18-12-2010 Jurnal pencatatan deviden saham yang akan dibagikan:
Deviden Saham                                              Rp 12.960.000
     Utang Deviden                                                                                        Rp 11.520.000
     Modal disetor dalam kelebihan di atas nilai pari-Biasa          Rp  1.440.000

Perhitungan:
Deviden saham                                                      = 8% x 100.000 x Rp 1.620 = Rp 12.960.000
Deviden saham yang dapat dibagikan        = 8% x 100.000 x Rp 1.440 = Rp 11.520.000
Kelebihan harga terbit di atas nilai pari      = 8% x 100.000 x (Rp 1.620 – Rp 1.440) = Rp 1.440.000

Jurnal penutup pada tanggal 31 desember 2010:
Laba Ditahan                                            Rp 12.960.000
     Deviden Saham                                                              Rp 12.960.000

Tanggal 18-01-2011 Jurnal pada saat pembagian dividen:
Deviden saham yang dapat dibagikan        Rp 11.520.000
     Saham biasa                                                                                 Rp 11.520.000


Laporan Keuangan Konsolidasi Laba Ditahan

Laporan laba ditahan sama dengan laporan ekuitas, laporan ekuitas untuk kepemilikan tunggal, laporan ekuitas mitra untuk kemitraan.
Laporan ini menjelaskan perubahan pada laba ditahan perusahaan selama periode pelaporan. Hal ini mengurai perubahan pada kepentingan pemilik dalam suatu organisasi, dalam penerapan laba ditahan atau surplus dari satu periode akuntansi ke periode yang berikutnya. Baris rincian biasanya termasuk keuntungan atau kerugian dari operasi, dividen yang dibayarkan, penerbitan atau penebusan dari saham, dan setiap item lainnya dibebankan atau dikreditkan ke saldo laba.

Laporan yang diharapkan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum dan menjelaskan ekuitas pemilik dan laba ditahan ditampilkan pada neraca, di mana:
Modal pemilik = Aset − Kewajiban

Bagaimana cara mencatat laba ditahan dari suatu usaha?
Laba ditahan adalah sebuah akun tetap yang ada dalam neraca keuangan sebuah perusahaan dengan judul modal pemegang saham. Saldo akun ini mencerminkan laba kumulatif yang belum dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen sejak perusahaan didirikan. Jika akun laba ditahan mempunyai saldo negatif, ini disebut sebagai “akumulasi kerugian.”
Dengan mengetahui saldo laba ditahan kumulatif sejak perusahaan didirikan, anda akan bisa menghitung saldo laba ditahan perusahaan pada periode laporan berikutnya.

Contohnya:
Jika perusahaan mempunyai laba ditahan kumulatif sebesar $300.000 dan anda menghasilkan laba ditahan sebesar $160.000 selama periode laporan yang berjalan, anda akan mengetahui bahwa nilai kumulatif untuk laba ditahan adalah sebesar $460.000. Selama periode berikutnya, jika Anda menghasilkan lagi laba ditahan sebesar $450.000, anda akan mempunyai total laba ditahan sebesar $910.000. Dengan kata lain, sejak perusahaan anda berdiri, anda sudah mempunyai dana untuk “disimpan” oleh perusahaan sebesar $910.000 setelah pembayaran upah, biaya-biaya operasi, pembagian dividen untuk pemegang saham, dll.

Apa hubungan antara investor perusahaan dan laba ditahan?
Para investor dalam sebuah perusahaan yang menguntungkan akan mengharapkan hasil dari investasi yang mereka lakukan dalam bentuk dividen. Bagaimanapun juga, para investor selalu menginginkan agar perusahaannya berkembang dan mendapatkan keuntungan lebih besar agar harga sahamnya naik, dan memberikan uang lebih banyak kepada para investor dalam jangka panjang. Agar sebuah perusahaan bisa berkembang secara efektif, laba ditahan harus diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan.

Biasanya hal ini dilakukan dengan menggunakan laba ditahan untuk meningkatkan efisiensi atau memperluas usahanya. Jika berhasil, investasi ulang ini menyebabkan perusahaan berkembang, meningkatkan profitabilitas perusahaan, harga saham, dan membuat para investor bisa mendapat uang lebih banyak dibandingkan jika sejak awal mereka sudah meminta pembagian dividen yang lebih besar.

Jika sebuah perusahaan berhasil meraih keuntungan dan menahan labanya dalam jumlah yang besar tetapi perusahaan ini tetap tidak bisa berkembang, para investor biasanya akan meminta dividen yang lebih besar sebab uang yang sudah mereka ijinkan untuk “disimpan” oleh perusahaan tidak digunakan secara efektif untuk memberikan uang yang lebih banyak kepada mereka.
Perusahaan yang tidak menahan laba, tidak akan menarik minat investor. 

Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya laba ditahan?
Laba ditahan suatu perusahaan bisa berfluktuasi dari suatu periode ke periode laporan berikutnya. Akan tetapi, hal ini bukan hanya karena perubahan aliran penerimaan perusahaan.
Faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi saldo laba ditahan perusahaan adalah sebagai berikut:
  • Perubahan dari penerimaan bersih. 
  • Perubahan dari jumlah uang yang dibayarkan sebagai dividen kepada para investor. 
  • Perubahan dalam harga pokok penjualan. 
  • Perubahan dalam biaya-biaya administrasi. 
  • Perubahan dalam pajak. 
  • Perubahan dalam strategi bisnis dari perusahaan. 
Setiap perusahaan diharuskan untuk melakukan dokumentasi atas riwayat keuangan mereka secara resmi. Biasanya akan lebih mudah menghitung laba ditahan selama periode berjalan dengan menggunakan angka-angka dari laporan resmi ini untuk mengetahui jumlah laba ditahan pada tanggal tertentu, laba bersih, dan dividen yang sudah dibayar, dibandingkan jika anda harus menghitungnya secara manual.

Laba ditahan perusahaan sampai dengan periode pencatatan yang terakhir dan modal sendiri pemegang saham akan ditampilkan dalam neraca, sementara laba bersih perusahaan akan ditampilkan dalam laporan rugi laba untuk periode yang berjalan.
Anda bisa menghitung laba ditahan dengan rumus sebagai berikut:
Laba bersih dikurang dividen yang dibayarkan = Laba ditahan.

Selanjutnya, untuk menghitung laba bersih kumulatif, tambahkan angka laba ditahan yang baru saja di hitung dengan saldo laba ditahan yang sudah ada pada saat ini.

Contoh:
Pada akhir tahun 2011 bisnis anda mempunyai saldo laba ditahan kumulatif sebesar $512 juta. Selama tahun 2012, bisnis anda menghasilkan laba bersih sebesar $21,5 juta dan membayar dividen sebesar $5,5 juta. Saldo akhir laba ditahan dari bisnis anda adalah sebesar:
21,5 – 5,5 = 16.
512 + 16 = 528. Bisnis anda sudah mempunyai laba ditahan sebesar $528 juta.


Jika Anda tidak mempunyai informasi tentang laba bersih, mulailah dengan menghitung laba kotor. Jika Anda tidak bisa mengakses nilai laba bersih secara pasti, anda bisa menghitung laba bersih dari sebuah usaha dengan menghitung secara manual melalui sebuah proses yang sedikit lebih panjang. Mulailah dengan menghitung laba kotor perusahaan. Laba kotor adalah sebuah angka yang dihasilkan dari laporan rugi laba bentuk bertahap dan dihitung dengan cara mengurangi uang dari hasil penjualan dengan harga pokok penjualan.

Contoh:
Sebuah perusahaan berhasil mencapai angka penjualan sebesar $150.000 dalam satu kuartal, tetapi harus membayar $90.000 untuk barang-barang yang dibutuhkan dalam menghasilkan angka penjualan sebesar $150,000 tersebut.
Laba kotor selama satu kuartal ini adalah $150.000 – $90.000 = $60.000.

Hitunglah laba operasi.
Laba operasi mencerminkan laba perusahaan setelah membayar biaya-biaya penjualan dan biaya-biaya operasi, seperti upah yang sudah dibayar. Untuk menghitung laba operasi ini, kurangi laba kotor dengan biaya-biaya operasi perusahaan (tidak termasuk harga pokok penjualan).

Misalnya, dalam kuartal yang sama dimana bisnis kita menghasilkan laba kotor sebear $60.000, ada pembayaran biaya-biaya administrasi dan upah sebesar $15.000. Dengan demikian laba operasi perusahaan akan menjadi $60.000 – $15.000 = $45.000.

Hitunglah laba bersih sebelum pajak.
Untuk menghitung laba bersih sebelum pajak, kurangi laba operasi perusahaan dengan bunga, depresiasi, dan amortisasi. Depresiasi dan amortisasi yaitu penyusutan dari nilai aktiva (berwujud dan tidak berwujud) selama masa ekonomisnya dicatat sebagai biaya dalam laporan rugi laba.

Jika sebuah perusahaan membeli peralatan dengan harga $10.000 dengan masa ekonomis 10 tahun, akan timbul biaya depresiasi sebesar $1.000 setiap tahun, dengan asumsi nilainya terdepresiasi secara merata. Misalnya perusahaan kita membayar biaya bunga sebesar $1.200 dan biaya depresiasi sebesar $4.000. Laba bersih sebelum pajak dari perusahaan kita akan menjadi $45.000 – $1.200 – $4.000 = $39.800.

Hitunglah laba bersih sebelum pajak.
Untuk menghitung laba bersih sebelum pajak, kurangi laba operasi perusahaan dengan bunga, depresiasi, dan amortisasi. Depresiasi dan amortisasi – yaitu penyusutan dari nilai aktiva (berwujud dan tidak berwujud) selama masa ekonomisnya – dicatat sebagai biaya dalam laporan rugi laba.
Jika sebuah perusahaan membeli peralatan dengan harga $10.000 dengan masa ekonomis 10 tahun, akan timbul biaya depresiasi sebesar $1.000 setiap tahun, dengan asumsi nilainya terdepresiasi secara merata.

Misalnya perusahaan membayar biaya bunga sebesar $1.200 dan biaya depresiasi sebesar $4.000. Laba bersih sebelum pajak dari perusahaan kita akan menjadi $45.000 – $1.200 – $4.000 = $39.800.
Terakhir, kurangi dengan jumlah dividen yang sudah dibayarkan. Setelah kita menghitung besarnya laba bersih perusahaan setelah dikurangi seluruh biaya-biaya yang menjadi kewajiban kita, kita mempunyai sebuah angka yang bisa kita gunakan untuk menghitung besarnya laba ditahan selama periode pembukuan yang berjalan. Untuk menghitungnya, kurangi laba bersih setelah pajak dengan dividen yang sudah dibayarkan.

Dalam contoh tadi, kita asumsikan bahwa kita membayar dividen kepada para investor sebesar $10.000 untuk kuartal ini. Laba ditahan untuk periode yang berjalan ini akan menjadi $26.268 – $10.000 atau $16.268.

Hitunglah saldo akhir dari akun laba ditahan. 
Jangan lupa bahwa laba ditahan adalah akun kumulatif yang menunjukkan perubahan bersih dari laba ditahan sejak berdirinya perusahaan sampai saat ini. Untuk mengetahui besarnya laba ditahan secara keseluruhan, tambahkan laba ditahan dari periode yang sedang berjalan dengan saldo akhir laba ditahan pada saat periode pembukuan yang lalu berakhir.
Kita asumsikan bahwa perusahaan kita sudah menahan laba sebesar $30.000 sampai saat ini. Sekarang saldo pada akun laba ditahan kita akan menjadi $30.000 + $16.268 = $46.268.

Demikian pembahasan artikel mengenai cara menghitung laba ditahan belajar akuntansi, semoga dengan pemahaman artikel ini anda semakin memahami tentang akuntansi untuk cara menghitung laba ditahan belajar akuntansi. Terimakasih atas kunjungannya dan semoga bermamfaat.


Cara Menghitung Laba Ditahan Belajar Akuntansi Cara Menghitung Laba Ditahan Belajar Akuntansi Reviewed by Admin on 18 Januari Rating: 5