Pengertian Tujuan Asumsi Karekteristik Unsur Pengakuan Laporan Keuangan


Pengertian Tujuan Asumsi Karekteristik Unsur Pengakuan Laporan Keuangan


Daftar Isi:
A. Pengertian Dan Manfaat Kerangka Dasar Laporan Keuangan
B. Tujuan Laporan Keuangan
C. Asumsi Dasar Laporan Keuangan
D. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
E. Unsur-Unsur Laporan Keuangan
F. Pengakuan Dan Pengukuran Unsur Laporan Keuangan


A. Pengertian Dan Manfaat Kerangka Dasar Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang dapat diterima secara umum. Prinsip-prinsip akuntansi umumnya mencakup semua standar serta interpretasi yang dikeluarkan oleh badan penyusun standar akuntansi. Misalnya untuk perusahaan dagang maka laporan keungannya harus disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi untuk dagang. 

Penerapan prinsip-prinsip ini harus dilakukan agar pemakai laporan keuangan bisa membandingkan kondisi perusahaan satu sama lain. Dengan kata lain jenis bidang industri perusahaan yang sama dapat menilai kelebihan dan kekurangan masing masing perusahaan. Jika demikian akan memudahkan pemakai laporan keuangan dalam membuat keputusan.  

Menurut IAI 2004 kerangka dasar didefinsikan sebagai konsep konsep pemikiran yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal.

Manfaat kerangka dasar laporan keuangan, yaitu: 
1. Kerangka dasar akan memberikan definisi yang luas mengenai tujuan, istilah serta konsep  yang terdapat dalam praktek penyusunan dan penyajian laporan keuangan saat ini. Penentuan definisi, istilah, tujuan dan konsep dasar akan dapat memberikan penjelasan mengenai batas-batas akuntansi dan pelaporan keuangan.
2. Kerangka dasar berguna untuk pengembangan standar baru dan peninjauan atas standar yang ada. Perkembangan lingkup usaha akan menimbulkkan berbagai jenis transaksi yang memerlukan pengaturan cara melaporkan dan menyajikannya dalam laporan keuangan. 
3. Kerangka dasar juga bermanfaat memilih metode yang tepat untuk pelaporan aktivitas perusahaan. Hal ini disebabkan standar untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang menyediakan lebih dari satu pilihan pelaporan untuk transaksi tertentu.

Tujuan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan: 

1. Digunakan sebagai acuan bagi komite penyusun standar akuntansi keuangan dalam pelakasanaannya. 
2. Digunakan sebagai acuan bagi penyusun laporan keuangan, yaitu menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan. 
3. Digunakan sebagai acuan bagi auditor dalam menilai mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. 
4. Digunakan sebagai acuan bagi para pemakai laporan keuangan, untuk menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai standar akuntansi keuangan. 


B. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan secara umum adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan kinerja yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepadanya.  


C. Asumsi Dasar Laporan Keuangan  

Asumsi dasar yang digunakan di dalam penyusunan laporan keuangan:
1. Asas Accrual Basic (Dasar Akrual)
2. Asas Cash Basic (Dasar Tunai)
3. Asas Kesatuan Usaha (Konsep Entitas)
4. Asas Going Concern (Kelangsungan Usaha)
5. Asas Pembandingan Pengeluaran Beban Dengan Penghasilan (Matching Concept)
6. Asas Harga Perolehan (Cost) 


Penjelasannya: 
1. Asas Accrual Basic (Dasar Akrual) 
Berdasarkan asas ini perusahaan harus menyusun sebuah laporan keuangan atas dasar akrual kecuali arus kas. Menurut dasar ini aktiva, kewajiban, ekuiti (modal), penghasilan dan beban diakui pada saat kejadian. Dalam penyusunan laporan keuangan bukan didasarkan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar dan dicatat serta disajikan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya.

2. Asas Cash Basic (Dasar Tunai)
Dasar tunai memiliki maksud bahwa pendapatan dan biaya diakui pada saat penerimaan atau saat pengeluaran uang kas. Penggunaan dasar ini biasanya dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang menjual barang secara angsuran artinya pengakuan terhadap perubahan kekayaan didasarkan pada mutasi kas.

3. Asas Kesatuan Usaha (Konsep Entitas)
Konsep entitas atau kesatuan usaha memiliki pengertian bahwa laporan keuangan digunakan oleh suatu organisasi atau bagian dari organisasi yang berdiri sendiri maupun terpisah dari organisasi lain atau individu lain.

4. Asas Going Concern (Kelangsungan Usaha)
Konsep kesinambungan memiliki maksud bahwa laporan keuangan dibuat oleh suatu unit ekonomi yang diasumsikan akan terus-menerus melanjutkan usahanya. Oleh karena itu penyajian aktiva dalam laporan keuangan harus berdasarkan harga historis atau harga perolehannya.

5. Asas Pembandingan Pengeluaran Beban Dengan Penghasilan (Matching Concept)
Dalam laporan keuangan pengeluaran beban yang diakui dalam laporan L/R berlandaskan atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dengan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut pengkaitan biaya dengan penghasilan (matching concept) melibatkan secara bersamaan atau gabungan antara penghasilan dan beban. Sehingga suatu laporan keuangan yang sajikan harus mempertemukan secara layak antara biaya-biaya yang dikeluarkan dengan pendapatan yang diperoleh dalam satu periode akuntansi yang sama.

6. Asas Harga Perolehan (Cost)
Asas harga perolehan menetapkan bahwa barang atau jasa yang dibeli dicatat atas dasar biaya yang sesungguhnya. Cotoh Perusahaan membeli satu unit mesin (aktiva tetap) seharga Rp 80.000.000,00 biaya angkut mesin seharga Rp 4.000.000,00 biaya pemasangan dan percobaan Rp 3.000.000,00. Dengan demikia mesin tersebut memiliki harga perolehan sebesar Rp 87.000.000,00.



D. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat 4 karateristik kualitatif pokok laporan keuangan, karakteristik kualitatif dari laporan keuangan diantaranya (a) dapat di pahami (b) relevan (c) andal  (d) dapat dibandingkan.

Penjelasannya:
a. Dapat Dipahami
Kualitas informasi yang penting ditampung dalam laporan keuangan adalah mudah untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi.

b. Relevan 
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu sering digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain. 

Untuk memiliki nilai prediktif, informasi bukan merupakan keharusan dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan menampilkan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai prediktif laporan laba rugi dapat ditingkatkan untuk pos-pos penghasilan atau beban yang abnormal diungkapkan secara terpisah. 

Syarat-syarat laporan keuangan yang relevan, yaitu: 
  • Informasi memiliki manfaat umpan balik (feedback value): Informasi yang disajikan kemungkinan akan dapat membuat pengguna untuk mengoreksi rencana serta harapan atau ekspektasi di masa lalu.  
  • Informasi memiliki manfaat yang prediktif (predictive value): Informasi yang disajikan dapat membantu pengguna dalam memperkirakan keadaan di masa mendatang dengan perbandingan hasil masa lalu dan masa kini. 
  •  Tepat waktu: Apabila informasi yang disajikan tepat waktu maka akan berguna serta mempengaruhi proses pengambilan keputusan. 
  •  Lengkap: Apabila informasi yang disajikan secara lengkap dan jelas serta mencakup semua informasi yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan hambatan yang akan terjadi.

c. Andal
Saat informasi yang disajikan dalam laporan keuangan disebut andal apabila informasi tersebut memenuhi syarat yaitu harus bebas dan tak terikat dengan pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan semua fakta yang ada secara jelas dan jujur, serta informasi yang disajikan telah terverifikasi. Walaupun informasi yang disajikan telah relevan, namun apabila dalam penyajiannya tidak dapat diandalkan maka pemanfaat informasi tersebut secara potensial dapat dikatakan menyesatkan atau salah. 


Syarat-syarat informasi yang andal, yaitu: 
  • Disajikan Secara Jujur: Setiap informasi laporan keuangan yang disajikan menggambarkan kejujuran dalam bertransaksi dan kegiatan lainnya.  
  • Dapat Diverifikasi (verifiability): Informasi laporan keuangan yang disajikan dapat diuji dan jika pihak lain ingin melakukan pengujian maka hasilnya akan menunjukkan hasil yang sama.  
  • Netralitas: Informasi laporan keuangan akan mengarah pada kebutuhan umum dan tidak berpihak kepada pihak tertentu. 
  • Dapat Di Bandingkan: Pemakai dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Informasi laporan keuangan lebih bermanfaat apabila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau dibandingkan dengan laporan keuangan entitas lain. 

Dalam melakukan perbandingan, dilakukan secara internal dan eksternal perusahaan. Untuk itu pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.  


E. Unsur-Unsur Laporan Keuangan

Adapun unsur-unsur penyusun laporan keuangan adalah sebagai berikut:
(1) Neraca (2) Ekuitas (3) Laporan Laba/Rugi (4) Laporan Perubahan Ekuitas 


Penjelasannya: 
1. Neraca
Neraca sebagai laporan yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan perusahaan. Neraca mempunyai unsur-unsur penyusun sebagai berikut.

a. Aktiva (Asset) 

Aktiva merupakan sumber daya ekonomi perusahaan, yang timbul dari peristiwa masa lalu dan akan memberikan manfaat ekonomis di masa yang akan datang. Dalam neraca sebagian besar aktiva perusahaan akan disusun urut berdasarkan tingkat kelancarannya (likuiditas), kecuali untuk aktiva tetap yang disusun urut berdasarkan tingkat kekekalannya. Kelancaran (likuiditas) adalah kecepatan perputaran aktiva untuk habis digunakan atau untuk berubah menjadi bentuk kas, semakin cepat berubah menjadi bentuk kas atau habis dipakai maka aktiva tersebut dikatakan semakin lancar. 

Klasifikasikan aktiva: 
  • Aktiva Lancar (Current Assets): Aktiva lancar adalah aktiva yang akan habis digunakan atau mempunyai manfaat atau berubah bentuk menjadi kas dalam waktu kurang dari 12 bulan. Contoh aktiva lancar: kas, persediaan barang dagang. 
  • Investasi Jangka Panjang (Long Term Investment): Investasi jangka panjang adalah sumber ekonomis (aktiva) yang dimiliki oleh perusahaan dengan tujuan bukan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, namun tujuannya membeli saham adalah untuk mengakuisisi (membeli) perusahaan lain. 
  • Aktiva Tetap (Fixed Assets): Hampir sama dengan aktiva lancar, namun aktiva tetap periodenya lebih panjang yaitu lebih dari satu tahun. Untuk bisa dikategorikan ke dalam aktiva tetap, suatu aktiva harus mempunyai ciri-ciri berikut: (1) Aktiva tersebut dibeli dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasi perusahaan. (2) Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Contoh aktiva tetap adalah kendaraan, mesin produksi. 
  • Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Assets): Aktiva tidak berwujud adalah aktiva yang melekat pada perusahaan secara keseluruhan dan tidak dapat diidentifikasi secara fisik namun dirasakan manfaatnya bagi perusahaan. Contoh aktiva tidak berwujud: hak cipta, goodwill, merek, dan lain-lain. Semuanya itu tidak bisa diidentifikasi secara fisik, namun bisa dirasakan manfaatnya bagi perusahaan, misalnya konsumen akan cenderung memilih produk tertentu dengan melihat mereknya. Karena aktiva tetap tidak berwujud merupakan aset perusahaan, maka harus dilindungi keberadaannya dari pihak-pihak yang ingin menirunya. 
  • Aktiva Lain-Lain: Aktiva lain-lain adalah aktiva yang tidak memenuhi klasifikasi di atas. Adapun contohnya adalah peralatan mesin yang masih mempunyai umur ekonomis namun kondisinya telah rusak, dana jaminan, dan sebagainya.

b. Kewajiban  (Utang)

Kewajiban adalah utang perusahaan saat ini yang timbul sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, dan akan dibayar oleh perusahaan di masa yang akan datang dengan sumber daya ekonomi yang ada. Penyajian kewajiban di dalam neraca akan diurutkan berdasarkan tanggal jatuh tempo atau tanggal pembayaran. 
Kewajiban dibagi menjadi dua, yaitu:
  • Kewajiban Jangka Pendek (Current Liabilities):
    Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban perusahaan yang akan dibayar atau dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun dengan sumber daya ekonomis yang ada. Contoh kewajiban jangka pendek adalah utang dagang (account payable).
  • Kewajiban Jangka Panjang:
    Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban atau hutang yang harus dibayar dalam kurun waktu lebih dari satu tahun. Adapun contoh kewajiban jangka panjang adalah utang obligasi (bond payable).


2. Ekuitas 

Ekuitas dapat diartikan sebagai hak residual (sisa) atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas=Aktiva - Kewajiba.

Ekuitas sering juga disebut modal, dalam neraca ekuitas disajikan secara urut berdasarkan tingkat kekekalannya. Semakin kekal (tidak berubah-ubah) maka akan ditempatkan pada urutan pertama, demikian seterusnya.
Adapun elemen penyusun ekuitas adalah sebagai berikut.
a. Modal 

Modal adalah penyerahan kas atau aktiva bentuk lain sebagai penyertaan seseorang pada suatu perusahaan. Sebagai gantinya, jika perusahaan berbentuk perseroan terbatas maka perusahaan akan memberikan lembar saham sebagai bukti kepemilikan seseorang terhadap perusahaan. Modal perusahaan akan terbagi-bagi ke dalam lembar saham. Banyak sedikitnya saham tergantung dari besar kecilnya modal perusahaan dan juga besar kecilnya nilai normatif (nilai yang tertera dalam lembar saham). Namun jika perusahaan adalah perusahaan perorangan maka cukup dicatat dalam jurnal saja.
b. Agio Saham 

Ketika suatu perusahaan go public (sahamnya dijual kepada masyarakat luas dan terdaftar di bursa efek) maka harga saham perusahaan akan berfluktuasi mengikuti pergerakan harga pasar di bursa efek. Bila harga saham lebih besar dari nilai nominal maka kelebihan ini dinamakan agio, sedangkan bila harga saham lebih kecil dari nilai nominal maka selisih kurang ini disebut disagio. Penilaian penentuan agio/disagio dilakukan setiap akhir periode tertentu.
c. Laba Ditahan 

Laba ditahan adalah bagian laba yang tidak dibagikan kepada pemilik. Laba diperoleh dari penghasilan dikurangi dengan biaya. Selain itu di dalam neraca dikenal beberapa akun lawan (contra account). Artikel terkait baca cara menghitung laba ditahan. 
Akun lawan ini berfungsi sebagai penyesuai dari jumlah yang seharusnya disajikan, contohnya cadangan kerugian piutang berikut.

Piutang                                    25.000.000,00
        Cadangan kerugian piutang                                     5.000.000,00
        Piutang yang dapat direalisasi                              20.000.000,00

3. Laporan Lab/Rugi 

Laporan laba rugi merupakan laporan yang berkaitan dengan pengukuran kinerja (prestasi) perusahaan selama kurun waktu tertentu. 

Unsur-unsur penyusun laporan L/R adalah:
a. Penghasilan (Income) 

Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomis dalam bentuk aliran kas masuk yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari tambahan modal, selama periode akuntansi tertentu. Kenaikan manfaat ekonomi bisa diperoleh dengan cara penjualan barang ataupun jasa, pendapatan bunga, keuntungan penjualan aktiva tetap, dan sebagainya. 
Unsur-unsur penghasilan meliputi: 
  • Pendapatan (Revenues): Pendapatan adalah kenaikan manfaat ekonomis yang timbul dari kegiatan operasional utama perusahaan. Pengertian kegiatan operasional utama perusahaan adalah kegiatan di mana perusahaan tersebut fokus beroperasi. Contoh: jika perusahaannya adalah perusahaan dagang maka kegiatan utama perusahaan adalah jual/beli barang dagang, sehingga pendapatan perusahaan berasal dari penjualan barang dagang, bukan dari penjualan aktiva tetapnya.
  • Keuntungan (Gains): Keuntungan adalah manfaat ekonomis yang mungkin timbul atau tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan. Sebagai contoh keuntungan dari penjualan aktiva tetap. Penjualan aktiva tetap tidak terjadi setiap periode, dan tidak setiap penjualan aktiva tetap perusahaan mendapatkan keuntungan, dan kegiatan utama perusahaan bukan jual/beli aktiva tetap, sehingga laba penjualan aktiva tetap ini dimasukkan dalam kategori keuntungan. 
  • Pendapatan Lain-Lain: Pendapatan lain-lain adalah wadah untuk menampung penghasilan yang tidak masuk dalam kedua kategori di atas. Sebagai contoh, pendapatan bunga bagi perusahaan dagang yang mempunyai rekening di bank. Baca artikel terkait.

b. Biaya (Cost) 

Biaya adalah penurunan atau perubahan manfaat ekonomis yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan, selama periode tertentu. Perubahan manfaat ekonomis bisa diakibatkan dari pembelian barang ataupun jasa, sedangkan penurunan manfaat disebabkan oleh pemakaian dalam kegiata operasional perusahaan, bencana alam, dan sebagainya. 
Unsur-unsur biaya meliputi: biaya (cost), beban (expenses), dan kerugian (loss).
Penjelasannya: 

  • Biaya (Cost): Biaya adalah perubahan manfaat ekonomis yang timbul dari kegiatan operasional utama perusahaan. Contoh: jika perusahaan tersebut adalah perusahaan manufaktur maka kegiatan utama perusahaan adalah mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Kemudian perusahaan menjualnya kepada konsumen, sehingga biaya merupakan kumpulan dari pengeluaran untuk membeli bahan baku, membayar upah buruh, dan pengeluaran lainnya dalam rangka memproses bahan baku menjadi produk jadi. Contohnya biaya bahan baku. 
  • Beban (Expense): Beban adalah pengorbanan sumber daya ekonomis untuk memperoleh penghasilan. Dalam laporan keuangan, beban adalah faktor pengurang penghasilan. Sebagai contoh gaji wiraniaga, beban penyusutan gedung, dan sebagainya. 
  • Kerugian (Loss): Kerugian adalah berkurangnya manfaat ekonomis yang mungkin timbul atau tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan. Sebagai contoh kerugian sebagai akibat dari adanya kebakaran, bencana alam, banjir, dan lain-lain.

4. Laporan Perubahan Ekuitas 


Laporan perubahan ekuitas menyajikan perubahan aktiva bersih (aktiva - kewajiban) dalam periode tertentu. 

Unsur-unsur dalam laporan perubahan ekuitas:
a. Saldo Awal Periode 

Saldo awal periode merupakan berisi jumlah dari komposisi awal ekuitas perusahaan pada periode tersebut.
b. Laba Bersih Periode Berjalan 

Laba bersih periode berjalan berasal kegiatan aktivitas perusahaan dilihat dari laporan laba/rugi. Bila perusahaan mendapat laba akan menambah jumlah ekuitas, demikian pula sebaliknya bila mengalami kerugian akan mengurangi ekuitas.
c. Transaksi yang Berkaitan dengan Pemilik 

Bila perusahaan adalah berbentuk perseroan terbatas, maka dalam kelompok ini meliputi pembagian dividen kepada para pemegang saham, penerbitan saham baru, dan sebagainya. Jika perusahaan adalah perorangan maka meliputi pengambilan sebagian dana perusahaan untuk pemilik (prive), penarikan atau penyetoran kembali modal, dan sebagainya.


F. Pengakuan Dan Pengukuran Unsur Laporan Keuangan 

Laporan keuangan merupakan alat penyimpanan informasi keuangan suatu entitas kepada pihak luar. Informasi dalam laporan keuangan dapat dilengkapi catatan kaki, informasi tambahan, alat lain pelaporan keuangan. Pengakuan adalah proses formal yang menyertakan suatu item ke dalam laporan keuangan suatu entitas sebagai aktiva, utang, pendapatan, biaya, dan yang lain. 

Dasar pengukuran laporan keuangan antara lain: 
1. Kos historis atau perolehan kas historis (Historical cost)
Pencatatan yang dillakukan pada saat terjadinya transaksi, biasanya diterapka untuk aktiva tetap, peralatan dan sebagian besar persedian. Aktiva dicatat sebesar nilai wajar yang dibayarkan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan, kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima. 
2. Kos sekarang (Current cost)
Biaya yang sekarang terjadi, misalnya persedian barang. 
3. Nilai pasar sekarang (Current market value)
Diterapkan pada investasi dan utang obligasi. Apabila harga pasar lebih besar daripada nilai nominal, maka yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah harga pasar. 
4. Nilai terealisasi (net realizable value)
Nilai kas yang diharapkan bisa terealissasi, misalnya piutang dagang dan persediaan. 
5. Nilai sekarang atau diskonan aliran kas masa datang
Aliran kas dimana yang akan datang, misalnya piutang angsuran dan utang jangka panjang.
 

Pengukuran tersebut bersifat umum tidak dibatasi untuk pengukuran pada saat suatu obyek terjadi atau obyek dilaporkan. Pengukuran suatu elemen untuk dilaporkan pada tanggal statement keuangan disebut penilaian, sedangkan istilah pengukuran sering dibatasi penggunaannya untuk menentukan jumlah rupiah pada saat terjadinya suatu obyek.

Jenis-Jenis Pengukuran yaitu:
1. Pengukuran saat pengakuan mula-mula 
Adalah pengukuran pada saat suatu elemen atau pos timbul dan pencatatan pertama akibat adanya transaksi, kejadian, atau keadaan. Contoh penentuan dan pencatatan jumlah harga yang melekat pada suatu mesin pada saat diperoleh. 
2. Pengukuran baru mulai 
Adalah pengukuran dalam periode-periode setelah pengakuan mula-mula untuk menentukan harga bawaan baru yang tidak terkait dengan jumlah harga sebelumnya, misalnya kos historis atau atribut pengukuran lain yang telah tercatat dalam system akuntansi. Penentuan basis dan nilai nominal yang harus dilekatkan pada element statemen keuangan pada tanggal neraca dapat melibatkan pengukuran baru-mulai. 

Demikian pembahasan artikel mengenai pengertian tujuan asumsi karekteristik unsur pengakuan laporan keuangan, semoga dengan pemahaman artikel ini anda semakin memahami tentang akuntansi untuk pengertian tujuan asumsi karekteristik unsur pengakuan laporan keuangan. Terimakasih atas kunjungannya di blog pelajaran akuntansi dan semoga bermamfaat. 


Pengertian Tujuan Asumsi Karekteristik Unsur Pengakuan Laporan Keuangan Pengertian Tujuan Asumsi Karekteristik Unsur Pengakuan Laporan Keuangan Reviewed by Admin on 22 Februari Rating: 5