Piutang Dan Penjabarannya Dalam Akuntansi
Piutang dan penjabarannya dalam akuntansi: Selamat bertemu kembali dalam pelajaran akuntansi dalam topik pembahasan piutang dan juga penjelasannnya yang lain. Perusahaan tentunya mengharapkan adanya arus kas lancar yang masuk kedalam perusahaan, tentunya itu dibarengi dengan penjualan produk yang baik.
Salah satu cara perusahaan untuk meningkatkan daya beli konsumen yaitu dengan memberikan fasilitas kredit terhadap konsumennya, dengan kata lain pelanggan dapat membeli barang perusahaan dengan cara berhutang. Dari penjualan secara kredit tersebutlah salah satu sumber piutang perusahaan. Akan tetapi piutang tidak hanya berasal dari penjualan secara kredit, bisa juga berasal dari tagihan lain dan tujuan klasifikasi piutang ini sebenarnya dilakukan untuk memudahkan pembukuan transaksi yang mempengaruhinya.
Apa itu piutang?
Pengertian Piutang menurut ilmu Wikipedia, Piutang (Accounts Receivable) adalah salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut.
Definisi Piutang
Piutang Dan Penjabarannya Dalam Akuntansi
Piutang dan penjabarannya dalam akuntansi, sebagai bahan perbandingan maupun untuk lebih memahami pengertian piutang, berikut ini adalah defenisi piutang menurut beberapa ahli.
Definisi piutang menurut para ahli, berikut ini penjelasannya:
1. Syamsuddin 2001 – 254
Piutang meliputi semua transaksi pembelian secara kredit tetapi tidak membutuhkan suatu bentuk catatan atau surat formal yang ditandatangani yang menyatakan kewajiban pihak pembeli kepada pihak penjual.
2. Haryono Yusuf 2001 – 52
Piutang adalah hak untuk menagih sejumlah uang dari sipenjual kepada sipembeli yang timbul karen adanya suatu transaksi.
3. Indrio Gitosudarmo dan Basri 2002 – 81
Piutang adalah aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit.
4. Prastowo dan Julianty 2002 – 147
Piutang berisikan pemberian kredit yang diberikan perusahaan kepada konsumennya ketika menjual barangnya. Mereka mengambil setiap bentuk penjualan kredit dimana perusahaan meneruskannya kembali kepada perusahaan lain.
5. Muhammad Muchlis 2003 – 109
Piutang terjadi karena penjualan barang dan jasa tersebut dilakukan secara kredit yang umumnya dilakukan untuk memperbesar penjualan.
6. Munawir 2004
Piutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditor atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit.
7. Zaki Baridwan – 2004 – 124
Piutang dagang menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, dalam kegiatan normal perusahaan biasanya piutang dagang akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, sehingga dikelompokkan dalam aktiva lancar.
8. Enny Pudjiastuti 2004 – 117
Piutang (receivables) merupakan proses penjualan barang hasil produksi secara kredit.
9. Rusdi Akbar 2004 – 199
Piutang meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa di masa yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa yang lalu.
10. Soemarso 2004 – 338
Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran-kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan biasanya dalam bentuk mempernolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan.
11. Wibowo dan Abu Bakar Arif 2005 – 151
Piutang adalahklaim terhadap sejumlah uang yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang.
12. Warren Reeve dan Fess 2005 – 404
Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya.
13. Horne 2005 – 258
Piutang meliputi jumlah uang yang dipinjam dari perusahaan oleh pelanggan yang telah membeli barang atau memakai jasa secara kredit.
14. Smith 2005 – 286
Piutang dapat didefinisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang, dan jasa. Namun, untuk tujuan akuntansi, istilah ini umumnya diterpakan sebagai klaim yang diharapkan dapat diselesaikan melalui penerimaan kas.
15. Martono dan Harjito 2007 – 95
Piutang adalah tagihan perusahaan kepada pihak ain yang nantinya akan dimintakan pembayarannya bilamana telah sampai jatuh tempo”. M. Munandar 2006 – 77
“Piutang dagang (account receivable) merupakan “tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan.
16. S. Hadibroto
Piutang merupakan klaim terhadap pihak lain, apakah klaim tersebut berupa uang, barang atau jasa, untuk maksud akuntansi istilah dipergunakan dalam arti yang lebih sempit yaitu merupakan klaim yang diharapkan akan diselesaikan dengan uang.
Jenis-Jenis Piutang
Piutang Dan Penjabarannya Dalam Akuntansi
Niswonger mengelompokkan piutang kedalam tiga jenis piutang, yaitu:
1. Piutang Usaha (Account Receivable)
2. Wesel Tagih (Notes Receivable)
3. Piutang lain-lain
Penjelasannya:
1. Piutang Usaha (Account Receivable)
Piutang usaha yaitu suatu jumlah pembelian kredit dari pelanggan, piutang ini timbul akibat dari penjualan barang atau jasa kepada pelanggan dengan penjualan secara kredit dengan kata lain pembeli berhutang dulu.
Piutang usaha biasanya adalah penjualan kredit jangka pendek dan umumnya bisa ditagih dalam waktu 1 sampai 2 bulan. Biasanya piutang usaha tidak melibatkan bunga, meskipun pembayaran bunga atau biaya jasa bisa saja dibebankan jika pembayarannya tidak dilakukan dalam periode tertentu.
2. Wesel Tagih (Notes Receivable)
Wesel tagih merupakan janji tertulis untuk membayar sejumlah uang, pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Wesel tagih bisa bersumber dari penjualan, pembayaran ataupun transaksi lainnya. Wesel tagih dapat bersifat jangka pendek ataupun jangka panjang yang biasaya ditagih lebih dari 2 bulan. Dengan kata lain wesel tagih merupakan tagihan yang sudah ada perjanjian tertulis dan menentukan pembayaran di waktu ditentukan.
Wesel tagih dapat digolongkan menjadi dua jenis, yakni:
- Wesel tagih berbunga (Interest bearing notes). Wesel ini ditulis sebagai perjanjian untuk membayar pokok atau jumlah nominal serta ditambah dengan bunga yang terhutang pada tingkat khusus.
- Wesel tagih tanpa bunga (Non-interest bearing notes). Pada wesel tagih tanpa bunga tidak dicantumkan persen bunga, akan tetapi jumlah nominalnya meliputi beban bunga.
Piutang lain-lain adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pihak lain akibat dari transaksi yang secara tidak langsung berhubungan dengan kegiatan normal usaha perusahaan. Contoh yang termasuk dalam piutang jenis piutang lain-lain yaitu piutang pegawai, piutang dari perusahaan afiliasi, piutang dividen, piutang bunga, dan lain-lain.
Jenis piutang ini apabila dapat ditagih dalam jangka satu tahun, maka akan diklasifikasikan ke dalam aktiva lancar. Jika tidak dapat ditagih dalam jangka waktu satu tahun maka akan dicatat sebagai aktiva tidak lancar.
Kerugian Piutang
Piutang Dan Penjabarannya Dalam Akuntansi
Penjualan secara kredit tidak selamanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga terkadang mendatangkan kerugian perusahaaan. Penjualan secara kredit yang merugikan perusahaan yaitu apabila si debitur tidak mau atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya, sehingga kerugian piutang dapat dilakukan dengan penyisihan dan penghapusan piutang.
Metode penyisihan dan penghapusan piutang yaitu:
1. Metode penghapusan langsung
2. Metode cadangan Penjelasannya:
Penjelasannya:
1. Metode penghapusan langsung
Dalam metode ini, kerugian piutang akan di catat pada saat perusahaan mendapat kepastian bahwa suatu piutang kepada debitur tertentu tidak akan dapat ditagih.
2. Metode cadangan
Dalam metode ini untuk akuntansi atas piutang tak tertagih, perusahaan harus menaksir besarnya piutang yang di perkirakan tidak dapat ditagih pada setiap akhir tahun.
Dasar yang digunakan dalam metode cadangan
Untuk menaksir jumlah piutang yang tidak dapat di tagih, manajemen dapat menggunakan dua dasar yaitu:
a. Persentase dari penjualan: Dalam dasar persentase dari penjualan ini manajemen menetapkan suatu hubungan persentase antara jumlah penjualan kredit dengan taksiran kerugian yang mungkin diderita karena adanya piuang tak tertagih.
b. Persentase dari piutang: Dalam dasar persentase dari piutang manajemen menetapkan suatu hubungan persentase antara jumlah piutang dengan jumlah kerugian akibat adanya piutang yang tidak tertagih.
Pelepasan Piutang
Piutang Dan Penjabarannya Dalam Akuntansi
Perusahaan bersedia melepaskan piutang kepada pihak lain, dan pelepasan piutang tersebut karena beberapa alasan.
Alasan pelepasan piutang perusahaan yaitu:
1. Dalam situasi keuangan yang ketat perusahaan sulit mendapat pinjaman untuk memenuhi kebutuhan kasnya.
2. Penagihan piutang sering terjadi yaitu memakan waktu yang cukup lama dan kadang kadang memerlukan biaya yang cukup besar.
Cara pelepasan piutang diantaranya:
1. Penjualan piutang
Penjualan piutang yang lazim terjadi adalah menjual piutang kepada suatu factor yaitu suatu lembaga keuangan atau bank yang tersedia membeli dari perusahaan-perusahaan dan selanjutnya menerima pembayaran atas piutang tersebut dari si debitur.
2. Penjualan dengan kartu kredit
Ada dua alasan mengapa penjual melayani penjualan secara kredit, yaitu:
a. Dengan menggunakan kartu kredit konsumen lebh mudah bertransaksi.
b. Penjual tetap dapat menerima kas walaupun dikurangi dengan sejumlah biaya aministrasi dalam waktu relatif cepat karena kartu kredit menalangi pembayaran. Pihak yang terlibat dalam transaksi pejualan yaitu Penerbit kartu kredit (yang biasanya bekerja sama dengan bank lokal), Penjual/pengecer (mercahant), Pembeli/konsumen.
Piutang Wesel
Piutang Dan Penjabarannya Dalam Akuntansi
Piutang timbul karena transaksi penjualan barang ataupun jasa secara kredit atau bisa juga berasal dari pemberian pinjaman yang telah dilakukan perusahan.
Penggunaan wesel dan promes diatur dalam kitab undang undang hokum dagang(KUHD) yang disebut surat berharga
Penggunaan tersebut diantaranya:
Surat wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik (pembuat surat) kepada si wajib bayar untuk membayar sejumlah uang tertentu yang disebut pada surat tersebut ata orang lain yang ditunjuk.
Surat promes adalah surat janji untu membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu.
Perbedaan Wesel Dan Promes
Adapun perbedaan wesel dan promes adalah:
a. Wesel adalah surat perintah untuk membayar, sedangkan promes adalah surat janji untuk membayar.
b. Wesel terdiri dari penarik dan yang berkepentingan terdiri atas dua pihak, sedangkan promes penarik dan yang berkepentingan berada disuatu tangan.
c. Yang membuat Wesel adalah pihak mempunyai piutang, sedangkan promes yang membuat adalah pihak yang berhutang.
d. Wesel memerlukan akseptasi, sedangkan promes tidak memerlukan ekseptasi.
Penentuan tanggal jatuh tempo: Saat jatuh tempo sebuah surat wesel dapat dinyatakan dalam tiga cara: 1. Atas penagihan 2. Pada tanggal tertentu 3. Pada akhir masa tertentu.
Wesel Berbunga Dan Wesel Tidak Berbunga
Suatu wesel dikatakan wesel berbunga apabila dalam wesel disebutkan suatu tingkat bunga tertentu.
Wesel tidak berbunga adalah wesel yang tidak menyebutkan suatu tingkat bunga tertentu.
Penyebab timbulnya piutang wesel, yaitu:
1. Bersamaan dengan transaksi penjualan.
2. Pemberian uang.
3. Karena perubahan dari piutang usaha menjadi piutang wesel.
Penilaian Piutang Wesel
Piutang wesel juga harus di laporkan menurut nilai kas (neto) yang bisa direalisasi. Akun cadangan untuk piutang wesel adalah akun cadangan kerugian piutang. Penyelesaian dan pengalihan piutang wesel yaitu wesel akan disimpan perusahaan sambil menuggu tanggal jatuh temponya dan pada saat tersebut nanti akan menerima pembayaran dari pihak tertarik. Penarikannya adalah sebesar nominal wesel ditambah bunga dan selanjutnya perusahaan akan mengakhiri piutang wesel yang bersangkutan.
Piutang Wesel Dengan Angsuran
Dalam prakteknya kita jumpai juga wesel yang pembayarannya diangsur selama jangka waktu wesel, hingga piutang ini disebut piutang wesel dengan angsuran. Karen wesel ini meimiliki periode untuk mengangsur pokok pinjaman dan bunga selama jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.
Setiap penerimaan angsuran terdiri dari:
a. Bunga dari pokok pinjaman yang belum dibayar.
b. Pengurangan atas okok pinjaman.
Pengakuan Piutang
Dalam banyak transaksi yang terjadi jumlah piutang yang akan diakui, piutang tergantung dari harga pertukaran di antara kedua belah pihak. Harga pertukaran tersebut adalah besarnya hutang dari yang berhutang (pelanggan atau peminjam) dan hal ini akan didukung oleh bukti atau faktur atas transaski tersebut. Faktur sering digunakan sebagai alat pengukuran namun hal tersebut sering menjadi kendala dalam penentuan harga pertukaran. Kesulitan yang dihadapi dalam penentuan harga pertukaran terletak pada jika ada potongan dagang dan potongan tunai.
Dalam pengakuan piutang dagang terdapat dua metode yang digunakan:
a. Metode Kotor (Gross Method)
Metode Kotor yaitu dengan mencatat total penjualan meski ada syarat potongan penjualan atau diskon jika pembayaran tidak melebihi waktu yang ditetapkan.
b. Metode Bersih (Net Method)
Metode Bersih yaitu dengan mencatat penjualan bersih setelah dikurangi potongan penjualan nantinya.
Penilaian Piutang
Piutang Usaha dinilai sebesar jumlah piutang usaha yang diiharapkan dapat ditagih/diterima. Setiap akhir periode, saldo piutang usaha harus disesuaikan untuk mengakui adanya biaya kerugian piutang dan memperbaiki penyajian saldo piutang usaha di neraca.
Analisa Dan Evaluasi
Analisa Piutang yang Dijaminkan Perusahaan
Untuk tujuan pegembangan usaha, perusahaan akan mengambil kebijakan dengan langkah meminjam dana ke bank untuk modal kerja perusahaan. Misalnya suatu perusahaan menjaminkan jumlah piutang usaha yang dimilikinya sebesar Rp 700.00.000,- untuk mendapat pinjaman dari bank sebesar Rp 500.000.000,-. Secara manajerial keputusan perusahaan dalam pengadaan dana modal kerja melalui peminjaman piutang usaha adalah tepat, karena aktivitas perusahaan dapat beroperasi secara lebih luas. Karena dana yang tertanam dalam piutang usaha dapat dipergunakan oleh perusahaan untuk menambah modal kerja perusahaan tersebut.
Dalam kebijakan manajerial, perusahaan seharusnya mengungkapkan piutangnya secara wajar sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Piutang usaha yang dijaminkan untuk memperoleh pinjaman modal kerja harus diungkapkan secara jelas dan terperinci melalui catatan atas laporan keuangan didalam perusahaan.
Pengungkapan Piutang
Piutang Dan Penjabarannya Dalam Akuntansi
Pada akhir periode akuntansi, perusahaan akan menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan perubahan modal. Pada neraca perincian-perincian dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yakni: perkiraan aktiva, perkiraan utang, dan perkiraan modal. Perkiraan harta terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva tidak berwujud. Piutang merupakan salah satu unsur yang cukup material dari aktiva lancar sehingga pengungkapannya pada neraca harus dilakukan secara tepat dan jelas agar tidak menyesatkan pemakai laporan keuangan.
Pernyataan Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan: bahwa piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Salah satu unsur yang cukup material dan merupakan bagian dari aktiva lancar, piutang dapat digunakan untuk mendapatkan kas segera. Terkadang perusahaan perlu kas segera dan tidak dapat menungguh tertagihnya piutang hingga pada akhir suatu siklus normal.
Pada waktu tertentu, walaupun perusahaan tidak dalam keadaan tekanan finansial, namun perusahaan ingin mempercepat proses penarikan piutang, mengubah risiko kredit dan mengadakan usaha penarikan piutang. Dalam hal ini perusahaan hanya memakai piutang dari debitur sebagai sumber kasnya. Hal ini terjadi karena perusahaan mengalami kesulitan likuiditas sedangkan pinjaman kredit bank tidak dapat diperoleh.
Menurut Baridwan (1993:138)
Ada dua cara dalam menggunakan piutang usaha yang dapat dikonversi untuk memenuhi kebutuhan dana segera, yaitu:
1. Piutang dipakai sebagai jaminan dan
2. Penjual piutang (anjak piutang).
Penjelasannya:
1. Piutang Dipakai Sebagai Jaminan
Piiutang yang dipakai sebagai jaminan merupakan bentuk dari pengalihan piutang terjadi diakibatkan karena perusahaan membutuhkan dana (Uang tunai) yang cepat pada waktu sekarang padahal piutang dagang yang dimilikinya baru akan jatuh tempo pada waktu yang akan datang atau tidak lebih dari 60 hari, sehingga untuk memenuhi dana tersebut terpaksa perusahaan mengagunkan piutang dagang yang dimilikinya demi memperoleh dana.
Pengagunan piutang tersebut bisa dilakukan pada sektor perbankan atau sektor di luar perbankan. Akibatnya akan terjadi adanya pelepasan piutang dagang yang dimilikinya menjadi piutang dagang yang dijaminkan. Bagi perusahaan yang menggunakan piutang sebagai jaminan untuk memperoleh sejumlah kas atau pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya dilakukan pada piutang yang diestimasi tidak dapat ditagih lagi.
Penggunaan piutang ini diikuti dengan penyerahan piutang tak tertagih kepada pihak yang memberi pinjaman sebagai jaminan atas pinjaman tersebut.
Jenis Penjaminan (Assigment) terbagi dua, yaitu:
a. General Assigment
b. Spesific Assigment
2. Menjual Piutang (Anjak Piutang)
Pada cara ini seluruh hak yang melekat pada piutang, pengelolaan, dan administrasi serta seluruh risiko yang kemungkinan timbul dari piutang dagang tersebut dipindahtangankan kepada pembeli. Oleh karena itu, pemberitahuan kepada debitur dibuat agar yang bersangkutan melaksanakan pembayaran langsung kepada pembeli. Penjualan piutang dagang demikian menyangkut tingkat diskonto yang tinggi sehingga pada umumnya perusahaan akan berusaha menghindarkannya.
Prosedur pencatatan terhadap transaksi penjualan piutang dengan cara ini tidak banyak menghadapi persoalan. Pencatatan yang harus dilakukan dalam hal ini adalah menghapuskan semua rekening pembukuan yang berhubungan dengan piutang dagang. Pencatatan tersebut dengan mengakui adanya suatu kerugian atau biaya sebesar selisih antara pembayaran yang diterima dan nilai buku piutang dagang pada saat terjadinya transaksi.
Demikian pembahasan artikel mengenai piutang dan penjabarannya dalam akuntansi, semoga dengan pemahaman artikel ini anda semakin memahami tentang akuntansi untuk piutang dan penjabarannya dalam akuntansi. Terimakasih atas kunjungannya dan semoga bermamfaat.
Piutang Dan Penjabarannya Dalam Akuntansi
Reviewed by Admin
on
12 Februari
Rating: