Pengertian Dan Objek Kegiatan Akuntansi Biaya

Pengertian dan objek kegiatan akuntansi biaya
Pengertian Dan Objek Kegiatan Akuntansi Biaya
Pengertian Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.

Objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya.

Pengertian Biaya Produksi
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti sempit, biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost).

Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku langsung adalah semua biaya bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk. Contoh bahan baku langsung adalah kayu untuk pembuatan meubel dan tanah liat untuk pembuatan genteng. Pertimbangan utama dalam mengelompokkan bahan ke dalam bahan baku langsung adalah kemudahan penelusuran proses pengubahan bahan tersebut sampai menjadi barang jadi. Sebagai contoh, paku untuk membuat peralatan meubel merupakan bagian dari barang jadi, namun agar perhitungan biaya meubel tersebut bisa dilakukan secara cepat, bahan ini dapat diklasifikasikan sebagai bahan baku tidak langsung.

Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja langsung adalah karyawan atau karyawati yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi. Biaya untuk ini meliputi gaji para karyawan yang dapat dibebankan kepada produk tertentu.

Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik disebut juga biaya produk tidak langsung, yaitu kumpulan dari semua biaya untuk membuat suatu produk selain biaya bahan baku langsung dan tidak langsung.
Overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan bahan pabrik lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung ke pekerjaan produk atau tujuan akhir biaya.
Biaya overhead pabrik (FOH) terdiri dari biaya FOH tetap dan biaya FOH variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu, biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Ada juga yang dinamakan biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

Penghitungan Harga Pokok Produksi
Di dalam akuntansi biaya yang konvensional komponen-komponen harga pokok produk terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat tetap maupun variable. Konsep harga pokok tersebut tidak selalu relevan dengan kebutuhan manajemen. Oleh karena itu timbul konsep lain yang tidak diperhitungkan semua biaya produksi sebagai komponen harga pokok produk. Jadi di dalam akuntansi biaya, dimana perusahaan industri sebagai modal utamanya, terdapat dua metode perhitungan harga pokok yaitu Full/Absortion/Conventional Costing dan Variable/Marginal/Direct Costing. Perbedaan pokok diantara kedua metode tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap. Adanya perbedaan perlakuan terhadap FOH Tetap ini akan mempunyai pengaruh terhadap perhitungan harga pokok produk dan penyajian laporan rugi-laba.

Metode Full Costing
Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Di dalam metode full costing, biaya overhead pabrik yang bersifat variabel maupun tetap dibebankan kepada produk yang dihasilkan atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk selesai yang belum dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (elemen harga pokok penjualan) apabila produk selesai tersebut tidak dijual.
Menurut metode full costing, karena produk yang dihasilkan ternyata menyerap jasa FOH Tetap walaupun tidak secara langsung, maka wajar apabila biaya tadi dimasukkan sebagai komponen pembentuk produk tersebut.

Metode Variable Costing
Variable Costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya memasukkan komponen biaya produksi yang bersifat variabel sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
Variable costing beranggapan bahwa FOH Tetap tadi tidak secara langsung membentuk produk, maka tidak relevan kalau dimasukkan sebagai komponen harga pokok. Sebaiknya FOH Tetap dimasukkan dalam kelompok period cost (biaya periode).


BOP

Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) biaya overhead pabrik variabel, (2) biaya overhead pabrik tetap, dan (3) biaya overhead pabrik campuran.

Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang jumlah totalnya akan berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya overhead pabrik variabel adalah biaya bahan penolong.
Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang jumlah totalnya (dalam kisaran tertentu) tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume kegiatan. Contoh biaya overhead pabrik tetap adalah pajak bumi dan bangunan, biaya penyusutan aktiva tetap, dan biaya sewa gedung pabrik.
Biaya overhead pabrik campuran dapat dibedakan menjadi biaya overhead pabrik semivariabel, misalnya biaya listrik pabrik dan biaya telepon pabrik, dan biaya overhead pabrik bertahap, misalnya gaji supervisor dan gaji inspektur.

Perbedaan Biaya Overhead Pabrik Normal dengan Sesungguhnya
Biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk dapat berupa biaya overhead pabrik sesungguhnya atau biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka. Jika biaya overhead pabrik dibebankan sebesar biaya sesungguhnya maka harga pokok produk baru dapat ditentukan setelah semua biaya overhead pabrik sesungguhnya telah terkumpul. Padahal penentuan harga pokok produk diperlukan pada saat barang selesai diproses. Untuk itu, perlu ditetapkan biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka atas dasar kapasitas normal.

Penaksiran Tingkat Produksi
Biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka dihitung dengan penyebut/pembagi kapasitas produksi. Tingkat kapasitas produksi yang dapat digunakan sebagai penyebut adalah (1) kapasitas produksi teoritis atau ideal, (2) kapasitas produksi praktis atau realistis, (3) kapasitas produksi normal atau jangka panjang, dan (4) kapasitas produksi yang diharapkan atau jangka pendek.
Kapasitas produksi teoritis atau ideal adalah kapasitas produksi maksimum yang dapat diproduksi oleh perusahaan tanpa hambatan intern maupun hambatan ekstern. Hambatan intern misalnya setup time, reparasi dan pemeliharaan mesin, libur nasional, dan libur mingguan. Hambatan ekstern misalnya kekosongan pesanan penjualan. Pada tingkat kapasitas ini, pabrik dianggap bekerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 52 minggu setahun tanpa henti sehingga tercapai kapasitas produksi 100%.
Kapasitas produksi praktis atau realistis adalah kapasitas kapasitas produksi maksimum yang dapat dicapai oleh perusahaan dengan mempertimbangkan hambatan intern. Pada kapasitas ini dianggap hambatan-hambatan esktern tidak ada.
Kapasitas produksi normal atau jangka panjang adalah kapasitas produksi yang didasarkan pada kapasitas produksi praktis dengan mempertimbangkan permintaan terhadap produk. Pada kapasitas ini sudah dipertimbangkan baik hambatan intern maupun hambatan ekstern jangka panjang, umumnya dalam jangka waktu 5 tahun,

Kapasitas produksi yang diharapkan atau jangka pendek adalah kapasitas produksi yang didasarkan atas taksiran produksi periode yang akan datang. Dalam satu periode, kapasitas produksi yang diharapkan dapat lebih besar, sama, atau lebih kecil dari pada kapasitas produksi normal. Dalam jangka panjang, total kapasitas produksi yang diharapkan harus sama dengan total kapasitas produksi normal.

Penaksiran Biaya Overhead Pabrik
Dalam menaksir biaya overhead pabrik, harus ditaksir total biaya overhead pabrik selama periode tertentu. Taksiran total biaya overhead pabrik ini biasanya ditetapkan pada tingkat kapasitas produksi normal. Taksiran total biaya overhead pabrik dirinci ke dalam biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap.


Dalam akuntansi biaya, perhitungan harga pokok dilakukan dengan menjumlahkan seluruh unsur biaya produksi, sedangkan harga pokok produksi per unit ditentukan dengan membagi seluruh total biaya produksi dengan volume produksi yang dihasilkan atau yang diharapkan akan dihasilkan. Cara seperti ini yang harus digunakan apabila berhubungan dengan prinsip akuntansi, mempengaruhi baik jumlah harga pokok produk maupun cara penyajiannya dalam laporan rugi laba. Bagi manajemen, punya kebebasan untuk tidak mengikuti prinsip akuntansi dalam hal tertentu, cara yang disebut Full Costing tersebut seringkali tidak banyak membantu. Oleh karena itu untuk perencanaan dan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan biaya produksi dikenal dengan pendekatan Variable Costing.


VARIABEL COSTING
Variable Costing adalah suatu metode penentuan harga pokok ( dan pengaruhnya pada penyajian laporan rugi laba ) dimana hanya biaya produksi variabel saja dibebeakan sebagai bagian dari harga pokok produksi. Metode ini disebut Variable Costing dengan alasan bahwa biaya yang dibebankan kepada produk hanya biaya yang berhubungan langsung dengan produk saja. Dengan pengertian tersebut, maka yang disebut harga pokok produksi adalah penjumlahan dari biaya bahan variabel, biaya upah variabel dan biaya overhead variabel tampak sebagai berikut:
Biaya Bahan variabel Rp xxx
Biaya upah variabel xxx
Biaya overhead variabel xxx
———– (+)
Harga pokok produksi Rp xxx

Dengan cara seperti tersebut, maka dalam metode Variable Costing biaya overhead tetap bukan merupakan bagian dari produksi dan hal ini akan berpengaruh pada penyajian laporan rugi laba.

Metode Variable Costing mempunyai perbedaan dengan metode harga pokok penuh (Full Costing) dalam hal:
1. Penentuan harga pokok produksi
2. Penyajian dalam laporan rugi laba

1. Penentuan harga pokok produksi
Metode Full Costing : Menggunakan pendekatan FUNGSI Yaitu : pembebanan biaya didasarkan pada Fungsi perusahaan sehingga apa yang disebut biaya produksi baik langsung maupun tidak langsung,tetap maupun variabel.
Biaya operasi adalah : Seluruh biaya untuk menawarkan dan menjual produk setelah keluar dari fungsi produksi, meliputi biaya operasi tetap dan variabel atau bisa dikelompokkan menjadi fungsi lebih terinci, seperti fungsi administrasi, fungsi penjualan dsb.

Metode Variable Costing:
Menggunakan pendekatan tingkah laku , artinya perhitungan harga pokok dan penyajian laporan laba rugi didasarkan atas tingkah laku biaya. Biaya produksi dibebani biaya variabel saja, dan biaya tetap dianggap bukan biaya produksi. Pendekatan ini digunakan karena dianggap produksi yang berubah-ubah saja layak dibebankan,agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan pembebanan. Demikian pula pada biaya operasi. Biaya operasi dipisahkan dengan biaya operasi tetap, karena biaya operasi variabel berubah sesuai dengan perubahan operasi perusahaan, sedangkan biaya operasi tetap tidak dipengaruhi oleh operasi perusahaan.

Dengan perbedaan pendekatan tersebut, maka penyajian laporan laba rugi menurut kedua metode berbeda. Metode harga pokokp penuh, laporan laba rugi disajikan berdasar fungsi,sedangkan laporan laba rugi menurut metode Variable Costing disajikan berdasar tingkah laku.

2. Penyajian dalam laporan laba rugi.
Pada variable costing ada item contribution margin (laba kontribusi) yaitu selisih penjualan dengan biaya-biaya variabel, sedangkan pada Full costing tidak ada.


MANFAAT VARIABLE COSTING BAGI MANAJEMEN:

1. Variable Costing sebagai Alat Perencanaan Laba
Perencanaan Laba atau perencanaan operasi adalah rencana dari manajemen yang meliputi seluruh tahap dari operasi dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan perusahaan yang dibagi dalam dua jenis rencana, yaitu rencana jangka pendek dan jangka panjang. Variable Costing bermanfaat dalam pembuatan rencana jangka pendek dengan memisahkan biaya variabel dan tetap dalam laporan rugi laba, sehingga akan diketahui Contribution Margin. Dengan kedua hal itu maka manajemen bisa merencanakan berapa laba yang akan diperoleh.

2. Variable Costing sebagai Petunjuk Penentuan Harga Jual
Informasi Contribution Margin dari Variable Costing sangat membantu dalam menentukan harga jual yang kompetitive, karena Contribution Margin menunjukkan berapa kelebihan hasil penjualan dari biaya variabel, bisa diperhitungkan dengan mengalikan contribution margin/unit dengan jumlah penjualan.sedang biaya tetap akan tetap jumlahnya, oleh karena itu tertutup atau tidaknya tergantung jumlah CM yang didapat. Selisih antara CM dengan biaya tetap merupakan laba.

3. Variable Costing untuk Pengambilan Keputusan Manajemen
Manajemen sering dihadapkan pada masalah pemilihan alternatif dimana alternatif-alternatif tersebut mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya laba perusahaan. seperti masalah memasuki pasar-pasar baru, perluasan usaha,memenuhi atau tidak pesanan khusus,membuat sendiri atau memesan bahan pembantu atau suku cadang tertentu. Masalah ini dapat dipecahkan dengan pertolongan analisis CM.
BOP


Akuntansi biaya penuh digunakan dalam perusahaan yang menghasilkan produk secara pesanan (Job Order) untuk menentukan Harga pokok dan Harga Jual dari produk yang dihasilkannya, yang dikenal dengan Metode harga Pokok Pesanan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
  • Pengumpulan biaya produksi didasarkan atas pesanan. 
  • Perhitungan harga pokok produksi persatuan dilakukan dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan dengan jumlah unit pesanan yang bersangkutan, yang dihitung setelah pesanan tersebut selesai diproduksi. 
  • Penggolongan biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasarkan “biaya yang sesungguhnya terjadi”. Sedangkan biaya tidak langsung dibebankan kepada produk “berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. 
  • Biaya Overhead Pabrik terdiri dari: Biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya produksi lain-lain selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. BOP termasuk biaya produksi tidak langsung.

Perhitungan Harga pokok menurut Metode Full Costing
Biaya bahan baku Rp. xx
Biaya tenaga kerja langsung Rp. xx
Biaya overhead pabrik :
Variable Rp. xx
Tetap Rp. xx (+)
Harga pokok produk ……….. Rp. xx

Perhitungan Harga pokok menurut Metode Variabel Costing
Biaya bahan baku Rp. xx
Biaya tenaga kerja langsung Rp. xx
Biaya overhead variabel Rp. xx (+)
Harga pokok produk Rp. xx

Perbedaan kedua metode perhitungan tersebut di atas, terletak pada perlakuan terhadap Biaya Overhead Pabrik yang bersifat tetap, dimana pada metode full costing diperhitungkan sebagai harga pokok, sedang pada variable costing tidak diperhitungkan.

Alasannya adalah: BOP tetap tidak melekat pada persediaan produk yang belum laku dijual, oleh karena itu diperhitungkan sebagai “Biaya Periodik” yang akan dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya BOP tetap tersebut.


Demikian pembahasan artikel mengenai pengertian dan objek kegiatan akuntansi biaya, semoga dengan pemahaman artikel ini anda semakin memahami tentang akuntansi untuk pengertian dan objek kegiatan akuntansi biaya. Terimakasih atas kunjungannya dan semoga bermamfaat.

Pengertian Dan Objek Kegiatan Akuntansi Biaya Pengertian Dan Objek Kegiatan Akuntansi Biaya Reviewed by Admin on 12 Januari Rating: 5