Materi Akuntansi Biaya Lengkap

Materi akuntansi biaya lengkap
Materi Akuntansi Biaya Lengkap

PENGERTIAN BIAYA

Untuk pemahaman biaya sangatlah penting, karena penerapan biaya yang tepat dapat digunakan untuk membantu proses perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan ekonomi yang tepat. Kesalahan dalam penafsiran biaya bisa berakibat pembuatan keputusan yang tidak tepat.
Sebelum mengetahui macam-macam biaya dan penggolongannya, terlebih dahulu mengerti arti biaya tersebut.

Pengertian biaya menurut R.A Supriyono (1987:185) adalah:
Biaya adalah sebagai pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa. Dengan kata lain biaya adalah harga perolehan barang atau jasa yang diperlukan oleh organisasi. Besarnya biaya diukur dalam satuan moneter, di Indonesia adalah rupiah yang jumlahnya dipengaruhi oleh transaksi dalam rangka pemilihan barang dan jasa tersebut.

Pengertian biaya menurut wikipedia adalah:
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.
Dalam akuntansi, yang dimaksud dengan biaya adalah aliran sumber daya yang dihitung dalam satuan moneter yang dikeluarkan untuk membeli atau membayar persediaan, jasa, tenaga kerja, produk, peralatan, dan barang lainnya yang digunakan untuk keperluan bisnis atau kepentingan lainnya.

Pengertian Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.


MAMFAAT DATA BIAYA

Biaya-biaya yang dikumpulkan sesuai dengan golongan atau klasifikasi yang diinginkan, kemudian disajikan dan dianalisa, akan sangat bermanfaat bagi manajemen. Data biaya tersebut akan dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk berbagai tujuan.
Manfaat dari data biaya antara lain :

a. Untuk tujuan pengawasan
Data biaya yang dihasilkan dari akuntansi biaya merupakan salah satu data yang digunakan manajemen dalam membuat perencanaan baik rencana produksi, bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Selain itu akuntansi biaya juga melakukan pencatatan-pencatatan biaya yang terjadi. Dalam proses pencatatan tersebut data biaya dapat digunakan untuk mengawasi kegiatan perusahaan yaitu dengan membandingkan antara biaya sesungguhnya dengan biaya yang ditargetkan.

b. Membantu dalam penetapan harga jual
Penentuan harga jual dapat dilakukan untuk suatu periode yang diinginkan, melalui pengetahuan tentang data biaya dan volume penjualan masa lalu. Harga jual yang ditentukan tentu saja diusahakan haga jual yang minimal dapat menutup semua biaya yang terjadi.

c. Untuk menghitung R/L Periodik
Perhitungan rugi laba periodik untuk suatu perusahaan dilakukan dengan jelas, mempertemukan antara penghasilan (dalam hal ini hasil penjualan) dengan biaya-biaya yang terjadi.

d. Untuk pengendalian biaya
Yang dimaksud pengendalian biaya dalam hal ini adalah pengendalian melalui akuntansi pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan penghasilan sesuai dengan bidang pertanggungjawaban dalam organisasi.

e. Untuk pengambilan keputusan
Data biaya sangat diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan. Pentingnya data biaya untuk pengambilan keputusan manajemen misalnya keputusan untuk memproduksi sendiri komponen yang diproduksi atau membeli di pasaran bebas guna merakit suatu model produk.

Dari manfaat-manfaat data biaya yang telah dikemukakan di atas terlihat jelas bahwa data biaya itu berhubungan dengan masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Perhitungan rugi laba periodik termasuk di dalamnya penentuan nilai persediaan berhubungan dengan masa lalu. Pengendalian biaya berhubungan dengan masa sekarang, perencanaan, strategi harga, dan analisa data biaya untuk pembuatan keputusan berhubungan dengan masa yang akan datang.


PENGGOLONGAN BIAYA

Penggolongan adalah proses pengelompokan secara sistematis atau keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk memberikan informasi yang lebih penting. Untuk menyajikan informasi biaya yang bermanfaat pada berbagai tingkatan manajemen, biaya dapat digolongkan sesuai dengan informasi yang diperlukan oleh manajemen.
Kebutuhan informasi ini mendorong timbulnya berbagai cara penggolongan biaya sehingga dikenal konsep penggolongan biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Informasi manajemen dapat digunakan oleh manajemen untuk berbagai tujuan. Jika tujuan manajemen berbeda maka diperlukan cara penggolongan biaya yang dapat memenuhi informasi untuk semua tujuan.

Cara penggolongan biaya yang pokok, yaitu:

A. Penggolongan biaya sesuai fungsi pokok kegiatan perusahaan

Tujuan penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok kegiatan perusahaan adalah:
1. Untuk dapat menyajikan laporan keuangan yang wajar. Kesalahan di dalam penggolongan biaya, misalnya: biaya produksi diperlukan sebagai biaya non produksi, berakibat penyajian laporan keuangan dinyatakan terlalu besar atau terlalu kecil. 
2. Untuk melaksanakan proses manajemen, misalnya: proses perencanaan, proses pembuatan keputusan, dan proses pengendalian. 

Penggolongan Fungsi Pokok Perusahaan
Perusahaan manufaktur mempunyai fungsi pokok yang lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan dagang dan perusahaan jasa. Hal ini disebabkan karena perusahaan manufaktur harus mengubah bentuk barang yang dibeli menjadi produk selesai sedangkan perusahaan dagang langsung menjual barang yang dibeli tanpa melakukan pengubahan bentuk. Pada perusahaan jasa, sumber daya manusia dengan menggunakan fasilitas organisasi langsung mengerahkan jasa kepada langganan. Dalam pembahasan ini dititik beratkan untuk perusahaan manufaktur, karena dengan mengetahui penggolongan fungsi dan biaya, perusahaan manufaktur diharapkan dapat mengetahui struktur fungsi dan biaya pada bentuk usaha yang lainnya.
a. Fungsi produksi adalah fungsi untuk mengubah atau mengolah bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual kepada para pembeli.
b. Fungsi non produksi adalah meliputi fungsi-fungsi dalam suatu perusahaan selain fungsi produksi, bertujuan agar produk yang dihasilkan oleh fungsi produksi dapat dipasarkan dan kegiatan perusahaan dapat berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) dalam perolehan dan penggunaan sumber-sumber perusahaan.

Penggolongan Biaya Sesuai dengan Fungsi
Setelah diketahui penggolongan fungsi-fungsi dalam perusahaan maka biaya dapat digolongkan sesuai dengan fungsi-fungsi tersebut di atas, yaitu :
a. Biaya Produksi
Meliputi semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi yaitu semua biaya dalam rangka pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap dijual. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu :
(1) Biaya Bahan Baku
Bahan baku adalah berbagai macam bahan yang diolah menjadi produk selesai dan pemakaiannya dapat diikuti jejaknya.
Biaya bahan baku adalah harga perolehan berbagai macam bahan baku yang dipakai di dalam kegiatan pengolahan produk.
(2) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang jasanya dapat diikuti jejak manfaatnya pada produk tertentu.
Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsung dan jejak manfaatnya dapat diidentifikasikan pada produk tertentu.
(3) Biaya Overhead Pabrik
Adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, antara lain :
– Biaya bahan penolong.
– Biaya tenaga kerja tidak langsung.
– Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap.
– Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap.
– Biaya listrik dan air.
– Biaya asuransi.
– Biaya overhead pabrik lain-lain.

b. Biaya Non Produksi
Dengan semakin tajamnya persaingan dan perkembangan teknologi yang semakin pesat mengakibatkan kegiatan dan biaya non produksi menjadi semakin penting pula, sehingga manajemen berkepentingan untuk mengendalikan dan memerlukan informasi kegiatan dan biaya non produksi. Pada umumnya, biaya non produksi digolongkan sesuai dengan penggolongan fungsi atau kegiatan non produksi, sehingga biaya tersebut digolongkan ke dalam :
(1) Biaya Pemasaran
Adalah meliputi semua biaya dalam rangka melaksanakan kegiatan pemasaran atau kegiatan untuk menjual barang dan jasa perusahaan kepada para pembeli sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas, meliputi :
1. Biaya untuk Menimbulkan Pesanan
a. Biaya fungsi promosi dan advertensi.
b. Biaya fungsi penjualan.
2. Biaya untuk Melayani Pesanan
a. Biaya fungsi penggudangan dan penyimpanan produk selesai.
b. Biaya fungsi pengepakan dan pengiriman.
c. Biaya pemberian kredit dan penagihan piutang.
d. Biaya fungsi administrasi penjualan.

(2) Biaya Administrasi dan Umum
Meliputi semua biaya dalam rangka melaksanakan fungsi administrasi dan umum yaitu biaya perencanaan, penentuan strategi dan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengendalian kegiatan agar berdaya guna dan berhasil guna, meliputi :
a. Biaya direksi dan staf.
b. Biaya fungsi akuntansi.
c. Biaya fungsi keuangan.
d. Biaya fungsi personalia.
e. Biaya fungsi humas dan keamanan.
f. Biaya fungsi administrasi dan umum lainnya.

(3) Biaya Finansial
Yaitu semua biaya dalam rangka melaksanakan fungsi finansial maksudnya fungsi pemenuhan dana yang diperlukan oleh perusahaan, misalnya :
a. Biaya bunga.
b. Biaya penerbitan obligasi.
c. Biaya finansial lain.

B. Penggolongan biaya ke dalam biaya produk dan biaya Periode

Tujuannya yaitu untuk penyusunan laporan keuangan baik untuk pihak eksternal maupun internal. Di bawah ini akan dibahas kedua penggolongan biaya tersebut.
a. Biaya Produk
Adalah biaya yang dapat diidentifikasikan sebagai bagian harga perolehan persediaan, biaya ini merupakan harga preolehan barang dagangan yang dibeli dengan tujuan untuk dijual atau harga pokok produk yang dihasilkan perusahaan dengan tujuan untuk dijual.
b. Biaya Periode
Adalah meliputi biaya yang dapat diidentifikasikan dengan ukuran periode atau jarak waktu tertentu daripada dengan pemindahan barang atau pengerahan jasa.

C. Penggolongan biaya berdasar perilaku biaya

Penggolongan biaya berdasar perilaku biaya adalah dalam rangka menyajikan informasi biaya yang bermanfaat untuk:
a. Menyusun rencana kegiatan.
b. Membuat keputusan khusus.
c. Mengendalikan kegiatan perusahaan.
Atas dasar perilakunya, biaya dapat dikelompokkan ke dalam :

(1) Biaya Tetap
Adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan, tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.
(2) Biaya Variabel
Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Semakin tinggi volume kegiatan maka semakin tinggi pula total biaya variabel.
Elemen biaya variabel ini terdiri atas : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung yang dibayar per buah produk / per jam, biaya overhead pabrik variabel, biaya pemasaran variabel.
 (3) Biaya Semi Variabel
Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sesuai perubahan volume kegiatan. Contoh : biaya listrik, biaya telepon, biaya reparasi dan pemeliharaan mesin, biaya kendaraan.

D. Penggolongan biaya sesuai dengan obyek atau pusat biaya

Bertujuan untuk:
a. Pembebanan biaya kepada setiap pusat biaya dengan adil dan teliti.
b. Pengendalian biaya.
c. Pembuatan keputusan.
Atas dasar obyek atau pusat biaya, biaya digolongkan menjadi :
(1) Biaya Langsung
Adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu.
(2) Biaya Tidak Langsung
Adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada obyek atau pusat biaya tertentu.

E. Penggolongan biaya sesuai periode biaya yang akan dibebankan

Penggolongan biaya ini bertujuan untuk ketelitian dan keadilan pembebanan biaya pada periode akuntansi yang menikmatinya.
a. Pengeluaran Modal
Adalah pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada beberapa preiode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang.
b. Pengeluaran Penghasilan
Adalah pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran terjadi.

F. Penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian biaya

Untuk pengendalian biaya, informasi biaya yang ditujukan kepada manajemen dikelompokkan ke dalam:
a. Biaya Terkendalikan
Adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
b. Biaya tidak Terkendalikan
Adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan/ pejabat tertentu berdasar wewenang yang dia miliki atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pejabat dalam jangka waktu tertentu.

G. Penggolongan biaya sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan

Untuk tujuan pengambilan keputusan manajemen, data biaya dikelompokkan ke dalam:
a. Biaya Relevan
Adalah biaya masa depan yang berbeda pada berbagai macam alternatif. Biaya tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dapat berupa pemilihan dua alternatif atau pemilihan lebih dari dua alternatif.
b. Biaya tidak Relevan
Adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan. Biaya tidak relevan umumnya adalah biaya masa lalu atau biaya yang tidak berbeda pada berbagai alternatif.


BIAYA PRODUKSI

Biaya produksi meliputi semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi yaitu semua biaya dalam rangka pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual. Menurut pendapat R.A Supriyono (1987 : 198), biaya produksi dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu :
a. Biaya bahan baku adalah harga perolehan berbagai macam bahan baku yang dipakai di dalam kegiatan pengolahan produk.
b. Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsung dan jejak manfaatnya dapat diidentifikasikan pada produk tertentu.
c. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, elemennya dapat digolongkan ke dalam : biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap pabrik, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik, biaya listrik dan air pabrik, biaya asuransi pabrik, biaya overhead pabrik lain-lain.


Tujuan Perhitungan Biaya Produksi
Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dimana biaya-biaya tersebut terjadi dalam hubungannya dengan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Adapun tujuan perhitungan biaya produksi adalah:

1. Untuk Menentukan Harga Penjualan yang Menguntungkan
Dalam rangka penentuan harga produk agar dapat memperoleh keuntungan, maka seorang produsen harus mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut, atau dengan kata lain harus mengetahui harga pokok produk yang bersangkutan ditambah dengan prosentase laba yang diharapkan.
2. Untuk Mengetahui atau Menilai Efisiensi Proses Produksi
Harga pokok suatu hasil produksi merupakan suatu patokan yang harus dipegang oleh manajemen perusahaan. Oleh sebab itu, sebelum produksi dinilai, terlebih dahulu masing-masing unsur biaya harus benar-benar mendapatkan perencanaan dan pengawasan. Dengan demikian, adanya patokan tersebut maka dapat diperoleh efisiensi.
3. Memberikan kemungkinan kepada pimpinan perusahaan memperoleh bahan-bahan yang mereka butuhkan pada waktu mereka harus mengambil keputusan.
4. Untuk memperoleh suatu dasar penilaian untuk neraca dari barang-barang hasil jadi yang dibuat sendiri yang masih terdapat dalam persediaan pada tanggal penyusunan neraca.
Biaya Taksiran


I. Pengertian Sistem Biaya Taksiran

Sistem harga pokok taksiran adalah salah satu sistem harga pokok yang ditentukan di muka untuk mengolah produk atau jasa tertentu dengan jalan menentukan besarnya biaya bahan baku (raw material cost), biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) dan biaya overhead pabrik (factory overhead) yang diperlukan untuk mengolah produk atau jasa tersebut di waktu yang akan datang.
Harga pokok taksiran yang sudah ditentukan akan dipakai sebagai dasar untuk :
a. Mencatat harga pokok produk atau jasa ke dalam rekening buku besar.
b. Membandingkan biaya taksiran dengan biaya yang sesungguhnya terjadi, serta menentukan besarnya selisih yang timbul.


II. Kebaikan Sistem Harga Pokok Taksiran

1. Dapat mengurangi atau menekan biaya adminstrasi ( administrative expense).
Penggunaan beberapa dokumen dasar pada sistem ini dapat dikurangi dan perhitungan harga pokok atau jasa dapat dengan cepat diadakan, sehungga dapat mengurangi besarnya biaya administrasi.
2. Dapat menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan (decision making) .
Manajemen memerlukan informasi biaya untuk pengambilan keputusan tentang produk atau jasa sebelum diolah, dan pemakaian harga pokok taksiran menyediakan informasi kepada manajemen untuk pengambilan keputusan tersebut.
3. Mengantar ke pemakaian sistem harga pokok standar (standard costing ).
Sistem harga pokok taksiran merupakan transisi dari pemakaian sistem harga pokok sesungguhnya menuju pemakaian sistem harga pokok standar.


III. Kelemahan Sistem Harga Pokok Taksiran

1. Harga pokok taksiran yang ditentukan kurang teliti baru dapat dikoreksi pada akhir periode setelah selisih biaya dihitung dan dialokasikan.
2. Timbulnya selisih biaya yang besar dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang keliru, karena pengambilan keputusan dilakukan sebelum produk atau jasa tersebut diolah.


IV. Penentuan Besarnya Harga Pokok Taksiran

Tanggung jawab penyusunan besarnya harga pokok taksiran berada pada cost estimator yang berada dibawah bagian teknik produksi dan memiliki kapabilitas untuk pekerjaan tersebut.
1. Taksiran biaya bahan baku (estimated raw material cost)
Taksiran biaya bahan baku meliputi taksiran kuantitas (estimated quantity) setiap jenis bahan baku yang diperlukan untuk mengolah setiap satuan produk tertentu dan taksiran harga setiap jenis bahan baku yang diperlukan terebut. Apabila di dalam pengolahan timbul sisa bahan(scrap) yang mempunyai nilai, maka sisa bahan tersebut diperlakukan sebagai pengurang taksiran biaya bahan baku. Dasar penentuan yang digunakan dalam menentukan taksiran kuantitas bahan baku adalah : (a) spesifikasi teknis dari produk yang akan diolah, (b) pilot runs, (c) catatan prestasi masa lalu, (d) rata-rata pemakaian bahan baku dari produk yang telah selesai dan sebagainya.
Faktor-faktor yang dapat dipakai sebagai dasar penentuan taksiran harga bahan baku dapat berasal dari beberapa sumber seperti : (a) kontrak pembelian bahan jangka panjang, (b) daftar harga dari suplier, (c) trend dan prediksi harga pasar dan sebagainya.
2. Taksiran biaya tenaga kerja langsung (estimated direct labor cost)
Besarnya taksiran biaya tenaga kerja langsung dipengaruhi oleh sistem pengupahan yang berlaku di perusahaan.
Bila menggunakan sistem upah perpotong (buah) rpoduk yang dihasilkan, besarnya taksiran biaya tenaga kerja langsung dapat diperoleh dari penentuan taksiran upah perpotong yang akan digunakan untuk waktu yang akan datang.
Bila sistem yang digunakan perusahaan sistem upah per jam kerja langsung, besarnya taksiran biaya tenaga kerja langsung dapat ditentukan dengan menaksir waktu yang diperlukan untuk mengolah satu satuan produk dan menaksir besarnya tarif biaya tenaga kerja langsung perjam yang akan berlaku untuk waktu yang akan datang.
Untuk perusahaan ygang menggunakan sistem upah tenaga kerja langsung atas dasar upah tetap per bulan, maka besarnya taksiran biaya tenaga kerja langsung ditentukan dengan menjumlah total biaya tenaga kerja langsung dalam satu periode dibagi volume produksi yang ditaksir (direncanakan) akan dihasilkan dalam periode tersebut.
3. Taksiran biaya overhead pabrik (estimated FOH)
Dimulai dengan menaksir besarnya setiap elemen biaya overhead pabrik dalam periode tertentu yang dikelompokkan pula atas dasar tingkat variabilitas biaya ( biaya tetap dan biaya variabel ). Untuk menentukan biaya taksiran setiap buah produk yang dihasilkan maka jumlah taksiran BOP tersebut dibagi dengan taksiran kapasitas yang akan dipakai sebagai dasar pembebanan BOP.


V. Pemakaian Sistem Harga Pokok Taksiran

1. Metode harga pokok proses (process cost method).
Karakteristiknya adalah bentuk produk yang sifatnya homogen tanpa dipengaruhi oleh spesifikasi yang diminta oleh pembeli. Pada metode ini besarnya harga pokok taksiran ditentukan pada awal periode untuk setiap produk yang dihasilkan, sedangkan apabila produk diproses melalui beberapa departemen maka besarnya harga pokok taksiran ditentukan untuk setiap departemen dimana produk tersebut diproduksi.
2. Metode harga pokok pesanan (job cost method).
Produk yang dihasilkan tergantung dari spesifikasi dari pemesan. Besarnya harga pokok taksiran untuk setiap pesanan belum dapat ditentukan pada awal periode akan tetapi harus dihitung pada saat akan memnerima pesanan tertentu yang sekaligus harga pokok taksiran tersebut dapat dipakai manajemen untuk memutuskan ditolak atau diterimanya pesanan tersebut. Besarnya harga pokok taksiran pada metode ini dipengaruhi oleh spesifikasi produk yang dipesan dan faktor-faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan.


VI. Prosedur Akuntansi Sistem Harga Pokok Taksiran

1. Harga pokok taksiran disusun untuk dimasukkan kedalam sistem akuntansi perusahaan
2. Rekening persediaan bahan baku, biaya gaji dan upah, serta rekening BOP didebit dan dikredit sebesar harga pokok atau biaya yang sesungguhnya.
3. Rekening barang dalam proses untuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dibebani (didebit) dengan biaya yang sesungguhnya dinikmati. Rekening ini dikredit atas produk yang selesai atau produk dalam proses pada akhir periode sebesar harga pokok taksiran.
4. Rekening persediaan produk selesai didebit sebesar harga pokok taksiran aas produk selesai dan dikredit sebesar sebesar harga pokok taksiran atas produk selesai yang dijual.
5. Rekening harga pokok penjualan didebit sebesar harga pokok taksiran atas produk selesai yang dijual
6. Pada akhir periode harga pokok produk dalam proses dipindahkan dari setiap rekening barang dalam proses ke dalam rekening persedian produk dalam proses sebesar harga pokok taksirannya.
7. Pada akhir periode dihitung selisih biaya yang timbul, dengan jalan membandingkan jumlah debit setiap rekening barang dalam proses (menunjukkan biaya sesungguhnya) dengan sebelah kredit rekening barang dalam proses yang sama (menunjukkan harga pokok taksiran), serta memindahkan selisih biaya ke dalam rekening selisih biaya.
8. Setelah rekening selisih biaya dihitung, selanjutnya selisih tersebut dialokasikan kembali ke dalam rekening harga pokok penjualan, persediaan produk selesai, dan rekening persediaan produk dalam proses.


Demikian pembahasan artikel mengenai materi akuntansi biaya lengkap, semoga dengan pemahaman artikel ini anda semakin memahami tentang akuntansi untuk materi akuntansi biaya lengkap. Terimakasih atas kunjungannya dan semoga bermamfaat.


Materi Akuntansi Biaya Lengkap Materi Akuntansi Biaya Lengkap Reviewed by Admin on 12 Januari Rating: 5