Analisis Risiko Operasional Bisnis Perusahaan
Selamat datang di blog pelajaran akuntansi dalam topik pembahasan analisis risiko operasional bisnis perusahaan, untuk tujuan pembelajaran akuntansi yang lebih memadai, berikut ini pembahasannya. Untuk mencapai sebuah perusahan yang maju maka perusahaan memerlukan sebuah sistem yang baik, yaitu untuk meminimalkan terjadinya risiko. Risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang memiliki dampak pada tujuan yang diukur dalam hal konsekuensi dan probabilitas. Perusahaan yang menerapkan risk assessment siap menghadapi kemungkinan terjadinya risiko yang potensial terjadi dan dapat memperkirakan skenario penanganannya.
Analisis risiko operasional bisnis perusahaan, didefinisikan manajemen risiko pada organisasi adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi oleh organisasi secara komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan. Ketidak pastian merupakan suatu kondisi pikiran yang dipenuhi keraguan, sebab itu manajemen risiko dilakukan oleh perusahaan demi mewujudkan proses bisnis yang optimal sehingga memberikan manfaat bagi perusahaan dan masyarakat. Sejalan dengan perkembangan tersebut maka perusahaan juga memperluas usaha dan mengembangkan jenis usahanya menjadi penyedia beton untuk suplai perusahaan sendiri.
Keputusan investasi yang diambil oleh suatu perusahaan yang didasarkan pada tujuan mencari keuntungan melalui pengembalian investasi. Disamping itu perusahaan akan menghadapi risiko sehingga tingkat pengembalian yang diharapkan tidak sepenuhnya terealisasi. Untuk itu diperlukan suatu analisis terhadap risiko sebagai upaya untuk mengantisipasi kemungkinan risiko yang dihadapi. Akan dibahas tentang sumber dan jenis risiko, risiko jangka pendek, dan risiko jangka panjang perusahaan. Materi ini memberikan manfaat kepada para pembaca untuk dapat melakukan analisis terhadap risiko yang mungkin akan dihadapi perusahaan.
Baca juga: Kertas kerja pemeriksaan audit internal perusahaan.
Sumber dan Jenis Risiko
Analisis risiko operasional bisnis perusahaan, risiko yang mungkin dihadapi oleh suatu perusahaan adalah bersumber dari luar negeri ataupun dari dalam negeri, dari industri lain atau dari perusahaan yang bersangkutan. Sumber dan jenis-jenis risiko ditunjukkan pada tabel berikut:
Sumber dan jenis-jenis risiko
Sumber Risiko
|
Jenis Risiko
|
Luar negeri
|
1. Peraturan pemerintah negara asal
2. Politik
3. Perubahan nilai tukar
|
Dalam negeri
|
1. Resesi
2. Inflasi
3. Perubahan tingkat suku bunga
4. Perubahan demografis
5. Perubahan politik
|
Industri
|
1. Teknologi
2. Persaingan
3. Peraturan
4. Ketersediaan bahan baku
5. Perubahan harga sumber daya
|
Perusahaan
|
1. Kemampuan manajemen
2. Keputusan-keputusan strategis
|
Penjelasan jenis dan sumber risiko sebagai berikut:
1. Risiko perubahan nilai tukar yang bersumber dari luar negeri.
Perubahan nilai tukar uang dapat berupa apresiasi atau depresiasi. Apabila mata uang domestik mengalami apresiasi terhadap mata uang asing berarti nilai mata uang domestik menguat terhadap mata uang asing, demikian juga sebaliknya apabila terjadi depresiasi. Apabila terjadi apresiasi mata uang domestik terhadap mata uang asing akan menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan ekspor yang dilakukan perusahaan.
2. Risiko inflasi yang bersumber dari dalam negeri.
Inflasi mempengaruhi daya beli masyarakat, semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin rendah daya beli masyarakat, dengan demikian pendapatan riil masyarakat juga menurun. Apabila daya beli menurun maka permintaan terhadap barang dan jasa juga akan menurun sehingga pendapatan juga akan menurun, dan hal tersebut menggambarkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan.
3. Risiko teknologi yang bersumber dari industri.
Teknologi dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaanyang dapat mempengaruhi daya saing suatu perusahaan. Penggunaan teknologi dapat mempengaruhi produktivitas dan efisiensi suatu perusahaan. Apabila suatu perusahaan beroperasi dengan penggunaan teknologi yang tidak memadai akan memungkinkan tidak dapat bersaing.
4. Risiko atas keputusan-keputusan strategis.
Keputusan-keputusan strategis yang diambil oleh manajemen suatu perusahaan mempengaruhi tingkat risiko suatu perusahaan. Apabila manajemen suatu perusahaan melakukan suatu kesalahan dalam mengambil keputusan maka memungkinkan perusahaan akan menghadapi suatu risiko yang besar.
Baca juga: Penjelasan jenis jenis akuntansi.
Risiko Jangka Pendek
Analisis risiko operasional bisnis perusahaan, risiko likuiditas jangka pendek membutuhkan pemahaman akan siklus operasi perusahaan. Ada beberapa rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai risiko likuiditas jangka pendek.
Rasio untuk menilai risiko likuiditas jangka pendek adalah:
1. Rasio lancar (current ratio)
Current ratio merupakan instrumen untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan. Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan maka semakin likuid suatu perusahaan dan semakin rendah risiko perusahaan.
2. Rasio cepat (quick ratio)
Quick ratio merupakan instrumen untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan. Semakin tinggi quick ratio maka semakin likuid suatu perusahaan dan semakin rendah risiko perusahaan.
3. Rasio arus kas operasi terhadap kewajiban lancar (operating cash flow to current liabilities)
Rasio ini menunjukkan tingkat kas yang dihasilkan dari operasi dapat menutupi kewajiban lancar perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah risiko yang dihadapi perusahaan.
Baca juga: Pasar modal dan lembaga keuangan lainnya.
Risiko Jangka Panjang
Analisis risiko operasional bisnis perusahaan, risiko solvabilitas jangka panjang digunakan adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunga dan angsuran pinjaman atas utang jangka panjang dan untuk memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo. Ada beberapa rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai risiko solvabilitas jangka panjang.
Rasio untuk menilai risiko solvabilitas jangka panjang adalah:
1. Long-term debt ratio (Rasio utang jangka panjang) Rasio utang jangka panjang ini menunjukkan seberapa besar total utang yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai aktivanya. Semakin besar rasio ini maka semakin besar pula risiko yang dihadapi perusahaan. Dan sebaliknya semakin kecil rasio ini maka semakin kecil pula risiko yang dihadapi perusahaan.
2. Debt to equity ratio (Rasio utang terhadap ekuitas)Rasio utang terhadap ekuitas ini menunjukkan jumlah total utang yang dimiliki oleh perusahaan jika dibandingkan dengan ekuitas perusahaan. Semakin besar rasio utang terhadap ekuitas ini maka semakin besar pula risiko yang dihadapi perusahaan. Dan sebaliknya semakin kecil rasio ini maka semakin kecil pula risiko yang dihadapi perusahaan.
3. Liabilities to assets ratio (Rasio kewajiban terhadap aktiva) Rasio kewajiban terhadap aktiva ini menunjukkan seberapa besar utang yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Semakin besar rasio kewajiban terhadap aktiva ini maka semakin besar pula risiko yang dihadapi perusahaan. Dan sebaliknya, semakin kecil rasio ini maka semakin kecil pula risiko yang dihadapi perusahaan.
4. Interest coverage ratio (Rasio cakupan bunga)
Rasio cakupan bunga ini menunjukkansampai dimana kemampuan perusahaan dapat menutupi atau memenuhi kewajiban bunga atas pinjamannya kepada kreditor. Semakin besar rasio cakupan bunga ini maka semakin kecil risiko yang dihadapi perusahaan. Dan sebaliknya semakin kecil rasio ini maka semakin besar pula risiko yang dihadapi perusahaan.
5. Operating cash flow to total liabilities ratio (Rasio arus kas operasi terhadap total kewajiban)
Rasio arus kas operasi terhadap total kewajiban ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari kegiatan operasi untuk menutupi atau memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin besar rasio arus kas operasi terhadap total kewajiban ini maka semakin kecil risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Dansebaliknya, semakin kecil rasio ini maka semakin besar risiko yang dihadapi oleh perusahaan.
6. Operating cash flow to capital expenditure (Rasio arus kas operasi terhadap pengeluaran modal)
Rasio arus kas operasi terhadap pengeluaran modal ini menunjukkan seberapa besar penggunaan arus kas operasi yang dihasilkan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pengeluaran modal. Semakin besar rasio arus kas operasi terhadap pengeluaran modal ini maka semakin kecil risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Dan sebaliknya, semakin kecil rasio ini maka semakin besar risiko yang dihadapi oleh perusahaan.
Baca juga: Pemimpin dan manajemen kepemimpinan.
Analisis risiko operasional bisnis perusahaan, dalam konteks investasi terdapat beberapa jenis risiko yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan.
Jenis risiko yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1. Risiko tingkat suku bunga / Interest rate risk
2. Risiko pasar / Market risk
3. Risiko inflasi / Inflation risk
4. Risiko nilai tukar / Exchange rate risk
5. Risiko bisnis / Business risk
6. Risiko financial / Financial risk
7. Risiko likuiditas / Liquidity risk
Kesimpulan analisis risiko operasional bisnis perusahaan:
Diperlukan suatu penanganan atau tindakan yang harus segera ditindak lanjuti oleh pihak perusahaan guna memperlancar jalannya suatu aktivitas usaha investasi dan tercapainya tujuan awal daripada kegiatan usaha investasi tersebut. Untuk itu pada rumusan strategi penanganan yang telah dirancang untuk perusahaan yang bersangkutan yakni dengan cara meningkatkan man-power planning karyawan perusahaan dan penerapan marketing mix yang tepat, hal tersebut masih dalam tahap rekomendasi dari peneliti untuk perusahaan dan belum sampai pada tahap implementasi bagi perusahaan.
Baca juga: Ketentuan umum tata cara perpajakan.
Demikian pembahasan artikel mengenai analisis risiko operasional bisnis perusahaan, semoga dengan pemahaman artikel ini anda semakin memahami tentang akuntansi untuk analisis risiko operasional bisnis perusahaan. Terimakasih atas kunjungannya di blog pelajaran akuntansi dan semoga bermamfaat.
Analisis Risiko Operasional Bisnis Perusahaan
Reviewed by Admin
on
27 Maret
Rating: