Pengelompokan Akun Dan Pengkodean Rekening Dalam Akuntansi

Penggolongan Akun Dan Pengkodean Rekening Dalam Akuntansi


I. Pengertian Akun Atau Rekening

Pengelompokan akun dan pengkodean rekening dalam akuntansi:
Peranan akuntansi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan keuangan sangat diperlukan. Pemerintah juga sedang berupaya untuk menerapkan konsep-konsep akuntansi pada pola manajemennya untuk tujuan pertanggung jawaban kegiatan. Akuntansi semakin banyak dipelajari di berbagai lapisan masyarakat sampai ke pendidikan tinggi.

Di dalam perusahaan bahwa informasi akuntansi diperlukan manajer maupun pemilik perusahaan untuk memantau perkembangan perusahaaan. Oleh karena itu, para manajer dituntut untuk memiliki kemampuan menganalisis dan menggunakan data akuntansi. Perkembangan perekonomian yang semakin pesat inilah yang menuntut para pelaku ekonomi untuk lebih memahami data akuntansi yang dapat memberikan informasi keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Pengertian akun (rekening) adalah suatu alat untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan yang bersangkutan dengan aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban perusahaan.
Aturan pedebitan/pengkreditan akun atau rekening dalam perusahaan:
1. Aset adalah akun kas, akun perlengkapan, akun piutang usaha, akun tanah.
2. Kewajiban adalah akun utang usaha, utang wesel, utang gaji.
3. Ekuitas adalah akun modal pemilik.


Tujuan Penggunaan Akun (pengelompokan akun dan pengkodean rekening dalam akuntansi)

Tujuan penggunaan akun adalah untuk mencatat data yang akan menjadi dasar penyusunan laporan keuangan. Akun memberikan informasi tentang operasi perusahaan dari waktu ke waktu, diantaranya: dari akun dapat diketahui jumlah tagihan perusahaan kepada pelanggannya, jumlah kewajiban perusahaan kepada krediturnya, harga beli aset tetap perusahaan, besarnya pendapatan perusahaan, dll. Mamfaat menggunakan akun adalah transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan dapat dicatat secara tepat dan lengkap.

Kumpulan akun yang digunakan dalam catatan akuntansi perusahaan disebut buku besar atau ledger. Buku besar dapat berupa sebuah buku yang halamannya berfungsi sebagai akun atau berupa kumpulan kartu. Akun akan disusun berdasarkan urutan tertentu, yakni akun untuk neraca disusun paling depan, kemudian akun dalam laporan laba rugi.

Secara garis besar akun dibagi 2 yaitu:
1. Akun neraca (akun riil) yaitu:
 Akun yang pada akhir periode akan dilaporkan di dalam neraca. Kelompok akun neraca adalah akun-akun aset, akun-akun kewajiban, dan akun ekuitas.
2. Akun Laba rugi (akun nominal) yaitu:
Akun yang pada akhir periode akan dilaporkan dalam laporan laba rugi. Akun ini meliputi akun pendapatan dan akun-akun beban.


II. Bentuk-Bentuk Akun

Dalam prakteknya dikenal berbagai macam bentuk akun, namun bentuk yang paling banyak digunakan dan paling sederhana adalah bentuk akun huruf T. Akun ini terdiri atas 3 (tiga) bagian, yaitu judul atau nama akun dan 2 (dua) sisi, yaitu sisi kiri yang disebut sisi debit dan sisi kanan yang disebut sisi kredit. Kedua sisi ini untuk mencatat peningkatan jumlah pos atau item untuk mencatat penurunan jumlah pos bersangkutan. 

Contoh Bentuk akun huruf T secara sederhana 




Jumlah yang dicatat pada sisi kiri dari akun adalah debit dan jumlah yang dicatat pada sisi kanan dari akun adalah kredit. Nilai transaksi yang dicatat di sisi kiri sebuah akun, tanpa melihat nama akunnya, disebut mendebit akun, sedangkan apabila nilai transaksi dicatat di sebelah kanan disebut mengkredit akun. 

Contoh Bentuk akun huruf T secara lengkap


Nama akun dituliskan di atas bagian tengah, kolom tanggal digunakan untuk mencatat tanggal transaksi terjadi, sedangkan kolom keterangan digunakan untuk mencatat keterangan yang berhubungan dengan transaksi yang dicatat. Penggunaan kolom F, berkaitan dengan penggunaan buku jurnal, di isi dengan halaman jurnal, pada saat melakukan posting ke buku besar atas pencatatan transaksi di buku jurnal. Dengan kata lain, kolom F diisi untuk melakukan cek silang dengan halaman buku jurnal untuk melihat keabsahan pencatatan suatu transaksi atau terjadinya suatu akun.


III. Aturan Pencatatan Akun

Pengelompokan akun dan pengkodean rekening dalam akuntansi: Akun dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu akun riil dan akun nominal. Dalam akun riil terdiri dari akun aset, yang sifatnya berbalik arah dengan akun kewajiban dan akun ekuitas.

Pada akun aset, sisi kiri/ atau sisi debit akun bentuk T akan digunakan untuk mencatat sifat-sifat akun aset penambahan aset. Sedangkan, untuk pencatatan penurunan jumlah aset akan dicatat di sebelah sisi kanan atau sisi kredit. Dengan demikian jika kita mengatakan mendebit akun kas, maka kas akan bertambah dan dicatat di sebelah sisi kiri/ debit pada akun kas dan jika dikatakan mengkredit akun kas, maka kas akan berkurang dan dicatat di sebelah kanan/kerdit akun kas.

Sebaliknya, pada akun kewajiban dan ekuitas, sisi debit atau sisi kiri akun T untuk mencatat penurunan akun tersebut. Sedangkan peningkatan jumlah kewajiban dan ekuitas akan dicatat di sebelah kanan/kredit akun tersebut. Sehingga, jika kita mengatakan mendebit akun utang atau modal pemilik yang dicatat di sebelah kiri/sisi debitnya, maka akan terjadi penurunan jumlah utang dan modal pemilik dan jika kita katakan mengkredit akun utang dan ekuitas berarti ada penambahan jumlah utang dan modal pemilik.

Aturan pendebitan dan pengkreditan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Akun-akun Aset (Asset Accounts )
Akun-akun aset digunakan untuk mencatat semua transaksi yang mempengaruhi perubahan (peningkatan atau penurunan aset) dalam aset. Pengaruh transaksi terhadap akun-akun ini adalah bila terjadi peningkatan nilai aset (+) maka akun ini didebit, bila terjadi penurunan aset, akun ini dikredit (–) sejumlah peningkatan atau penurunan akun aset. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa pada sisi kiri (debit) akun aset digunakan untuk mencatat peningkatan aset dan sisi kanan (kredit) digunakan untuk mencatat penurunan nilai aset.

2. Akun-akun Kewajiban (Liability Accounts)
Akun-akun kewajban adalah akun yang digunakan untuk mencatat semua transaksi yang mempengaruhi perubahan (peningkatan atau penurunan aset) dalam kewajiban. Pengaruh transaksi terhadap akun-akun ini adalah bila terjadi peningkatan (+) akun-akun kewajiban maka akun ini akan dikredit, sebaliknya bila terjadi penurunan (–) akun-akun kewajiban ini, akun ini akan didebit. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa sisi kanan (kredit) akun kewajiban digunakan untuk mencatat peningkatan dan sisi kiri (debit) akun kewajiban digunakan untuk mencatat penurunan nilai kewajiban.

3. Akun-akun Ekuitas (akun modal pemilik)
Akun-akun ekuitas adalah akun yang digunakan untuk mencatat semua transaksi yang mempengaruhi perubahan (peningkatan atau penurunan) dalam ekuitas. Pengaruh transaksi terhadap akun-akun modal ini adalah jika terjadi peningkatan (+) modal sebagai akibat suatu transaksi, maka akun ini akan dikredit. Sedangkan jika terjadi penurunan (–) akun modal, maka akun ini akan didebit. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa sisi kanan (kredit) akun modal digunakan untuk mencatat peningkatan dan sisi kiri (debit) akun modal digunakan untuk mencatat penurunan nilai modal.
Akun-akun modal bisa dijabarkan menjadi 4 jenis:
a. Akun modal pemilik (Owner’s Equity Account)
b. Akun penarikan modal pemilik (Owner’s Withdrawals)
c. Akun pendapatan (Revenue Account)
d. Akun beban (Expense Account).

Penjelasannya:
a. Akun modal pemilik adalah akun yang digunakan untuk mencatat akun investasi atau transaksi pemilik pada perusahaan. Transaksi ini meliputi penyetoran investasi oleh pemilik sebagai modal awal bagi perusahaan dan penarikan modal pemilik (pengambilan modal perusahaan) oleh pemilik untuk keperluan pribadi pemilik. Bila pemilik menyetorkan kekayaannya pada perusahaan sebagai modal awal maka transaksi ini akan dicatat di sebelah kredit.

b. Sedangkan akun penarikan modal pemilik, merupakan akun yang digunakan untuk mencatat transaksi penarikan modal untuk keperluan pribadi dan bukan keperluan perusahaan. Transaksi akun jenis ini dicatat sebelah debit.

c. Akun pendapatan dan akun beban disebut juga sebagai akun laporan laba rugi atau akun nominal. Akun pendapatan merupakan akun yang digunakan untuk mencatat transaksi yang menghasilkan pendapatan atau penghasilan. Transaksi ini akan dicatat sebelah kredit. Dan akun beban merupakan akun yang digunakan untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan beban dan dicatat sebelah debit.

d. Sisi kiri (debit) akun beban digunakan untuk mencatat kenaikan beban dan sisi kanan (kredit) akun beban akan digunakan untuk mencatat penurunan nilai beban. Sedangkan sisi kanan (kredit) akun pendapatan akan digunakan untuk mencatat penambahan pendapatan dan sisi kiri (debit) akun pendapatan akan digunakan untuk mencatat penurunan nilai pendapatan.

Aturan pendebitan dan pengkreditan untuk akun-akun pendapatan dan beban, didasarkan pada hubungan antara akun-akun tersebut terhadap ekuitas. Laba bersih atau rugi bersih dalam suatu periode seperti yang nampak dalam laporan laba rugi merupakan penambahan atau pengurangan bersih atas ekuitas. Aturan pendebitan dan pengkreditan untuk akun pendapatan dan beban jika dihubungkan dengan akun ekuitas.


IV. Saldo Normal Akun

Dalam setiap akun jumlah saldo akan dihitung pada akhir periode akuntansi.
Sisi kiri dari semua akun baik akun aset, kewajiban maupun ekuitas merupakan sisi debit sedangkan sisi kanan merupakan sisi kredit.

Transaksi debit dapat berupa peningkatan maupun penurunan, tergantung dari jenis akun yang dipengaruhi. Demikian pula transaksi kredit dapat berupa peningkatan maupun penurunan tergantung jenis akun yang dipengaruhi pula.

Dalam setiap akun, jumlah saldo yang terjadi pada setiap akhir periode akuntansi akan selalu dihitung. Pada kondisi yang normal, akun aset akan memiliki jumlah sisi debit lebih besar daripada jumlah sisi kredit. Dengan demikian, dikatakan bahwa akun aset memiliki saldo normal debit.

Sedangkan pada akun kewajiban dan ekuitas, pada kondisi normal jumlah sisi kreditnya akan lebih besar dari pada sisi debitnya di akhir periode akuntansi. Sehingga kita dapat mengatakan bahwa akun kewajiban dan ekuitas memiliki saldo normal kredit.

Pada akhir periode, saldo akun pendapatan dan akun beban dilaporkan dalam laporan laba rugi. Saldo akun nominal dalam buku besar kemudian dipindahkan ke akun Ikhtisar Laba Rugi, yang selanjutnya akun ikhtisar laba rugi ini akan dipindahkan ke akun ekuitas. Sedangkan saldo akun riil pada akhir periode akan dilaporkan di neraca, dan saldo rekening riil akan dibawa ke periode berikutnya.

Jumlah kenaikan yang dicatat dalam suatu akun biasanya sama atau lebih besar dari jumlah penurunan akun tersebut. Karena itu, jika secara normal pada suatu akhir periode akuntansi saldo dari suatu akun memiliki total debit lebih besar dari pada total kreditnya, seperti pada akun aset dan beban, dikatakan bahwa akun tersebut memiliki saldo normal debit. Jadi akun aset dan beban umumnya mempunyai saldo debit. Sedangkan, jika pada keadaan normal suatu akun memiliki total kredit umumnya lebih besar daripada total debit, seperti pada akun kewajiban, ekuitas dan pendapatan, maka akun-akun tersebut memiliki saldo normal kredit. Jadi, akun kewajiban, ekuitas dan pendapatan umumnya bersaldo normal kredit.

Jika suatu akun yang umumnya bersaldo normal debit mempunyai saldo kredit atau sebaliknya, maka mungkin telah terjadi kesalahan atau kondisi yang tidak normal. Misalnya, saldo kredit pada akun kas bisa terjadi karena adanya kesalahan dalam mencatat. Namun sebaliknya pada akun kewajiban bisa terjadi memiliki saldo debit, karena mungkin telah terjadi kelebihan pembayaran kewajiban.


V. Cara membuat Kode Akun 

Pengelompokan akun dan pengkodean rekening dalam akuntansi
Pengertian Kode Akun

Kode akun adalah pemberian tanda/nomor tertentu dengan memakai angka, huruf atau kombinasi angka dan huruf pada setiap akun.Tujuan pencantuman kode akun adalah untuk memudahkan proses pencatatan, pencarian dan penyimpanan serta pembebanan yang dituju pada setiap akun. 

Kode akun bersifat membantu memudahkan pencatatan, pengelompokkan dan penyimpanan setiap akun. Oleh karena itu kode akun hendaknya memiliki kriteria seperti, mudah diingat, konsisten, sederhana dan singkat serta memungkinkan adanya penambahan akun baru tanpa mengubah kode akun yang sudah ada

Jenis-jenis Kode Akun

Dalam suatu sistem akuntansi perusahaan pemberian kode akun sangat tergantung pada keaneka ragaman transaksi dan jumlah transaksi yang terjadi. Semakin banyak dan kompleksnya transaksi yang terjadi menyebabkan semakin banyak juga kode akun yang akan digunakan.
Ada beberapa kode akun yang dapat digunakan seperti kode numerial, kode desimal, kode mnemonik serta kode kombinasi huruf dan angka. Dalam modul ini hanya membicarakan dua macam kode akun yang biasa digunakan. Kode akun yang dibahas adalah kode numerial dan kode desimal. Baiklah, sekarang mari kita lanjutkan dengan materi berikutnya.

Cara membuat kode akun

Kode perkiraan sangat diperlukan sekali guna mempermudah pencarian serta pengelompokkan perkiraan-perkiraan pada buku besar. Pemberian kode perkiraan sangat membantu bagian administrasi ataupun bagian keuangan sebuah perusahaan dalam penyimpanan/pencarian data berbentuk kartu dalam file, selain itu dapat dengan mudah mengambilnya pada waktu akan dilakukan pencatatan selanjutnya.

Di dalam praktek ini kode akun/perkiraan menjadi sekumpulan character yang digunakan untuk kunci memasukkan data (input data), mengidentifikasi perkiraan, menggolong-golongkan perkiraan dan menyaring periraan-perkiraan. Bahkan, kode perkiraan ini menjadi data kunci untuk pembuatan otomatisasi proses akuntansi ini.

Dalam pemberian nomor kode akun (perkiraan) dapat menggunakan huruf, angka atau kombinasi keduanya. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian nomor kode yaitu antara lain :
1. Kode akun dibuat secara sederhana dan mudah untuk diingat.
2. Kode akun dalam penggunaannya harus konsisten.
3. Jika ada penambahan akun baru, usahakanlah jangan sampai mengubah kode yang sudah ada.

Pembuatan kode akun/perkiraan dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Kode perkiraan dengan sistem Numeral
b. Kode Nomor Berurutan
c. Kode Kelompok
d. Kode Blok

Penjelasannya:
a. Kode perkiraan dengan sistem Numeral
Kode perkiraan dengan sistem nemeral ini merupakan cara untuk mencatatkan kode pada perkiraan dengan menggunakan nomor (angka), penulisan nomor pada tiap-tiap perkiraan dapat dilakukan dengan bebas dan ditulis urut sehingga mudah dimengerti dan dibedakan antara perkiraan satu dengan yang lain.

b. Kode Nomor Berurutan
Dengan cara ini, akun diberi nomor secara berurutan. Nomor yang digunakan dapat dimulai dari 1 atau 100, atau sesuai dengan yang diinginkan.
Contoh :
Tabel : 1
Nomor Kode Nama Perkiraan Nomor Kode Nama Perkiraan
101 Kas 201 Hutang Dagang
102 Piutang Dagang 202 Hutang Gaji
104 Perlengkapan 301 Modal, Tuan Arif
105 Sewa Dibayar di Muka 302 Prive, Tuan Arif
108 Peralatan Cetak 401 Pendapatan
109 Akum.Peny.Peralatan 402 Ikhtisar Rugi Laba

c. Kode Kelompok
Dengan cara ini akun yang ada dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok dibagi menjadi golongan dan seterusnya dapat dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil, sehingga setiap bagian diberi nomor kode tersendiri.
Kode akun bisa terdiri atas 2,3, atau 4 angka yang masing-masing angka mempunyai arti tersendiri.

Misalnya suatu akun diberi kode 111 untuk Kas, maka arti posisi angka sebagai berikut :
Tabel : 2
Nomor Kode Arti
Angka pertama Kelompok Akun
Angka Kedua Golongan Akun
Angka Ketiga Sub Golongan akun
Angka Keempat Jenis Akun
Contoh: 111
1 -> Jenis akun : Kas
1-> Golongan Akun : Harta Lancar
1-> Kelompok Akun : Harta
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh klasifikasi akun secara lengkap beserta kode masing-masing dengan menggunakan 3 angka yang berarti angka ketiga menunjukkan jenisnya!.

1) Harta/Asets
11 Harta Lancar 12 Harta Tetap
111 Kas 121 Tanah
112 Bank 122 Gedung
113 Piutang 123 Peralatan

2) Utang/Liabilities
21 Utang Lancar 22 Utang Jangka Panjang
211 Utang Usaha 221 Utang Obligasi
212 Wesel Bayar 222 Utang Hipotik
213 Sewa yang masih hrs dibayar 223 KMKP

3) Modal
301 Modal Pemilik
4) Pendapatan
41 Pendapatan Operasional 42 Pendapatan Non-Operasional
411 Pendapatan Servis 421 Bunga
412 Pendapatan ……… 422 Laba penjualan alat

5) Beban
51 Beban Operasional 52 Beban Non-Oprasional
511 Bebn Gaji 521 Beban Bunga
512 Beban Iklan 522 Rugi Penjualan alat

d. Kode Blok
Dalam pemberian nomor kode akun dengan menggunakan kode blok tidak berbeda jauh dengan yang digunakan dalam kode kelompok. Akun yang ada dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok dibagi menjadi menjadi beberapa golongan dan tiap golongan menjadi jenis.
Masing-masing kelompok, golongan, dan jenis diberi satu blok nomor kode yang berbeda.

Sebagai ilustrasi berikut ini contohnya: 
1) Tiap kelompok diberikan satu blok nomor, Tabel 3:
Kelompok Kode, Harta 100 – 199
Utang 200 – 299, Modal 300 – 399, Pendapatan 400 – 499, Beban 500 – 599.
2) Tiap golongan diberikan satu blok nomor, tabel 4:
Kelompok Kode, Harta Lancar 100 – 149, Harta Tetap 150 – 199, Utang Lancar 200 – 249, Utang Jangka Panjang 250 – 299.
3) Tiap jenis diberikan satu nomor kode, tabel 5:
Kelompok Kode, Kas 100, 101, Peralatan 150, Kendaraan 151, Utang Usaha 201, Wesel Bayar 202, Utang Obligasi 250, Utang Hipotik 251, Modal 300, Prive 301.


VI. Nama Dan Nomor Akun Akuntansi

Nama Dan Nomor Akun Dalam Perusahaan Jasa Pengelompokan akun dan pengkodean rekening dalam akuntansi

Kode Dan Perkiraan Akun

110 Harta lancar   
111 Kas   
112 Piutang usaha   
113 Perlengkapan   
114 Surat-Surat berharga   
115 Iklan dibayar dimuka 
116 Sewa dibayar dimuka   
120 Harta tetap  
121 Tanah   
122 Peralatan  
123 Akumulasi penyusutan peralatan   
124 Gedung   
125 Akumulasi penyusutan gedung   
130 Investasi jangka panjang  
131 Investasi dalam saham   
132 Investasi dalam obligasi   
140 Harta tidak berwujud   
141 Goodwill   
142 Hak paten   
143 Hak cipta   
144 Hak merek   
200 Utang   
210 Utang jangka pendek/lancer   
211 Utang usaha   
212 Utang gaji  
213 Utang pajak   
214 Utang bunga   
215 Asuransi diterima dimuka   
216 Sewa diterima dimuka   
220 Utang jangka panjang   
221 Utang obligasi
222 Utang hipotik   
300 Modal   
311 Modal pemilik   
312 Prive pemilik   
400 Pendapatan  
411 Pendapatan jasa/usaha 
412 Pendapatan lain-lain   
500 Beban-beban   
511 Beban gaji  
512 Beban air, listrik, dan telepon  
513 Beban pajak  
514 Beban bunga

 
Nama Dan Nomor Akun Dalam Perusahaan Dagang
Kode Dan Perkiraan Akun
 
101 Kas   
102 Persediaan Barang Dagang 
103 Piutang Usaha   
104 Penyisihan Piutang Usaha   
105 Wesel Tagih  
106 Perlengkapan   
107  Iklan Dibayar Dimuka   
108 Sewa Dibayar Dimuka   
109 Asuransi Dibayar Dimuka   
111 Peralatan   
112 Akumulasi Penyusutan Peralatan   
113 Kendaraan  
114 Akumulasi Penyusutan Peralatanan Kendaraan  
115 Gedung   
116 Akumulasi Penyusutan Gedung   
201 Utang Usaha/Dagang   
202 Utang Wesel  
203 Utang Gaji  
204 Utang Pajak Penghasilan   
205 Utang Hipotek   
206 Utang Obligasi   
300 Modal/Ekuitas  
301 Prive   
400 Penjualan   
401 Retur Penjualan   
402 Potongan Penjualan   
500 Pembelian   
501 Beban Angkut Pembelian   
502 Potongan Pembelian   
600 Beban Gaji Toko   
601 Beban Gaji Kantor   
602 Beban Sewa Gedung   
603 Beban Asuransi   
604 Beban Penyesuaian Piutang  
605 Beban Perlengkapan Kantor   
606 Beban Perlengkapan Toko   
607 Beban Iklan   
608 Beban Penyusutan Peralatan   
609 Beban Penyusutan Gedung   
610 Beban Bunga  
611 Beban Listrik Dan Telepon   
612 Beban Administrasi Dan Umum  
613 Beban Lain-Lain


Nama Dan Nomor Akun Dalam Perusahaan Manufaktur
Kode Dan Perkiraan Akun

1. Assets   
1.1. Current Assets
1.1.1.  Cash  
1.1.2. Account Receivable
1.1.3.Allowances for Doubtful   
1.1.4. Notes Receivable   
1.1.5 Revenue Receivable
1.1.6. Raw Material Inventory
1.1.7. Work In Process Inventory
1.1.8. Finished Goods Inventory
1.1.9. Helper Inventory
1.1.10. Supplies
1.1.11. Prepaid Expenses   
1.2. Fixed Assets
1.2.1. Equipment   
1.2.2. Acc. Depre. Equipment     
1.2.3. Vehicle
1.2.4. Acc. Depre. Vehicle
1.2.5. Machine   
1.2.6. Acc. Depre. Machine       
1.2.7. Building
1.2.8 Acc. Depre. Building
1.2.9. Land        
2. Liabilities
2.1. Current Liabilities   
2.1.1.Account Payable
2.1.2. Notes Payable       
2.1.3 Expenses Payable
2.1.4 Unearned Revenues
2.2. Long Term Liabikities
2.2.1 Bank Loan
3. Owner’s Equity
3.1.1 Capital  
3.1.2. Prive 
4. Sales   
4.1.1. Sales   
4.1.2. Sales Returns and Allowances   
4.1.3. Sales Discounts 
5. Purchase
5.1.1 Purchase
5.1.2 Freight In   
5.1.3 Purchase Returns and Allowances   
5.1.4. Purchase Discounts
6. Expenses
6.1. Sales Expenses
6.1.1 Advertising Expense
6.1.2. Sales Salaries Expense
6.1.3. Store Supplies Expense
6.1.4. Depre. Store Equipment Expense
6.1.5. Freight out
6.1.6. dll
6.2. Adm. & General Expenses
6.2.1. Office Salaries Expense
6.2.2. Office Supplies Expense   
6.2.3. Depre. Office Equipment Expense
6.2.4. Rent Expense
6.2.5. Insurance Expense
6.2.6. Depre. Building Expense   
6.2.7. Depre. Vehicle Expense
6.2.8. dll    
7. Other       
7.1 Other Revenue      
7.1.1. Semua pend. diluar usaha      
7.2. Other Expenses      
7.2.1 Semua biaya diluar usaha     
7.3.1 Income Tax


Demikian pembahasan artikel mengenai pengelompokan akun dan pengkodean rekening dalam akuntansi, semoga dengan pemahaman artikel ini anda semakin memahami tentang akuntansi untuk pengelompokan akun dan pengkodean rekening dalam akuntansi. Terimakasih atas kunjungannya dan semoga bermamfaat.
Pengelompokan Akun Dan Pengkodean Rekening Dalam Akuntansi Pengelompokan Akun Dan Pengkodean Rekening Dalam Akuntansi Reviewed by Admin on 04 Februari Rating: 5