Belajar Akuntansi Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik
Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik:
Dalam sistem akuntansi dikenal Biaya Overhead Pabrik atau BOP, yaitu semua biaya yang dikeluarkan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik ini merupakan salah satu unsur pokok dalam menentukan harga pokok-produk. Biaya overhead pabrik ini terdiri dari Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (BTKTL), Biaya Bahan Penolong (BBP), penyusutan dan amortisasi, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, biaya listrik dan air, biaya asuransi serta BOP lain-lain.
Biaya overhead pabrik merupakan salah satu jenis biaya yang dikeluarkan dalam proses pembuatan produk atau barang yang lazimnya aktivitas pembuatan produk atau aktivitas produksi dilakukan oleh perusahaan manufaktur, apa itu perusahaan manufaktur??? untuk memahami terkait perusahaan manufaktur dapat dipahami dalam artikel karakteristik perusahaan manufaktur secara tepat
Banyaknya kendala dalam menentukan BOP ini menjadi permasalahan tersendiri dalam pencatatan akuntansi. Biaya-biaya overhead pabrik ini bisa terjadi secara teratur, bisa juga terjadi secara tidak menentu dalam waktu satu periode serta banyak macamnya sehingga kadang perusahaan kesulitan dalam menentukan apakah biaya overhead pabrik yang dikeluarkan telah sesuai dengan anggaran atau malah terjadi ketidakefisienan. Hal inilah yang membuat perusahaan kesulitan melacak ke mana biaya-biaya yang dikeluarkan sehingga berakibat pada meruginya perusahaan.
Hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan di buatnya anggaran untuk setiap periode akuntansi, namun belum bisa memecahkan masalah pertanggung jawaban atas biaya produksi yang dikeluarkan. Namun permasalahan biaya overhead pabrik ini dapat dipecahkan dengan melakukan pembagian pabrik menjadi beberapa departemen atau bagian sehingga biaya overhead yang dikeluarkan juga bisa dipilah berdasarkan tiap bagian pabrik. Adapun tujuan dari pembagian pabrik menjadi beberapa departemen ini adalah untuk lebih meningkatkan ketepatan dalam memperhitungkan biaya produksi serta meningkatkan pengendalian mengenai siapa yang bertanggungjawab terhadap biaya overhead pabrik.
Dengan penetapan tarif yang berbeda di setiap departemen, perhitungan biaya overhead menjadi lebih akurat. Dengan adanya pembagian departemen ini maka perhitungan biaya overhead pabrik bisa dilakukan dengan lebih tepat. Jadi diperlukan rencana anggaran pada tiap-tiap departemen sehingga akan dapat diketahui jika terdapat selisih biaya yang signifikan. Dengan pembagian pabrik menjadi beberapa departemen, perhitungan biaya produksi akan lebih baik dan efisien. Pembagian departemen ini membuat tiap departemen bertanggung jawab pada biaya overhead yang dikeluarkan di departemen tersebut.
Penggolongan BOP
1. BOP menurut sifatnya
a. Biaya bahan penolong
b. Biaya reparasi dan pemeliharaan
c. Biaya tenaga kerja tidak langsung
d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
f. BOP lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai
2. BOP menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi
a. BOP tetap
BOP tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu, contoh: biaya asuransi.
b. BOP variable
BOP yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, contoh: biaya bahan penolong.
c. BOP semi variable
BOP yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan, contoh: biaya bahan bakar kendaraan.
3. BOP menurut hubungannya dengan departemen
a. BOP langsung departemen
BOP yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut.
b. BOP tidak langsung departemen
BOP yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
Rumus Penghitungan Tarif Biaya Overhead
Rumus dasar pembebanan BOP terhadap produk dengan menggunakan:
1. Satuan Produk
Metode ini langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk dan lebih cocok digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis produk. Beban biaya overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus:
Taksiran BOP= TariffBOP persatuan taksiran jumlah satuan produk yang dihasilkan.
Contoh :
Taksiran BOP selama satu tahun anggaran= Rp. 4.000.000
Taksiran BOP jumlah produk yang dihasilkan selama th anggaran tsb= 8.000 unit
Tarif BOP sebesar 4.000.000/8.000= Rp. 500 perunit produk
2. Biaya Bahan Baku
Semakin besar biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk mengolah produk, maka semakin besar juga biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk. Metode ini terbatas penggunaannya karena adanya kemungkinan sebuah produk dibuat dari bahan baku dengan harga yang mahal, sementara produk lain dibuat dari bahan yang lebih murah. Dalam kasus seperti ini, jika pengerjaan kedua produk sama, maka produk pertama akan menerima beban biaya overhead pabrik yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang kedua.
Taksiran BOP x 100% : % BOP dari BBB yang dipakai
Taksiran BBB yang dipakai
Contoh:
Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran= Rp.4.000.000
Taksiran BBB selama 1 tahun anggaran= Rp. 8.000.000
Tariff BOP 4.000.000 / 8.000.0000 x 100% = 50% dari BBB yang dipakai.
3. Biaya Tenaga Kerja
Metode ini memiliki kelemahan karena biaya overhead pabrik harus dilihat sebagai tambahan nilai produk. Jumlah biaya tenaga kerja langsung juga dianggap meliputi upah tenaga kerja dari berbagai tingkatan yang ada dalam perusahaan.
Taksiran BOP x 100% : % BOP dari BTKL
Taksiran BTKL
Contoh :
Taksiran BOP selama 1 th anggaran= Rp. 4.000.000
Taksiran BTKL selama 1 th anggaran= Rp. 10.000.000
Tariff BOP sebesar 4.000.000 / 10.000.000 x 100% =40% dari BTKL
4. Jam Tenaga Kerja Langsung
Apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja langsung. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:
Taksiran BOP= Tariff BOP perjam tenaga kerja langsung
Contoh:
Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran= Rp. 4.000.000.
Taksiran jam tenaga kerja langsung selama 1 th anggaran= 4.000 jam.
Tariff BOP sebesar= 4.000.000 / 4.000= Rp. 1.000 perjam tenaga kerja lgs
5. Jam Mesin
Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin maka dasar yang dipakai membebankan adalah jam mesin. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:
Taksiran BOP= tariff BOP perjam kerja mesin.
Contoh:
Dalam sistem akuntansi dikenal Biaya Overhead Pabrik atau BOP, yaitu semua biaya yang dikeluarkan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik ini merupakan salah satu unsur pokok dalam menentukan harga pokok-produk. Biaya overhead pabrik ini terdiri dari Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (BTKTL), Biaya Bahan Penolong (BBP), penyusutan dan amortisasi, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, biaya listrik dan air, biaya asuransi serta BOP lain-lain.
Biaya overhead pabrik merupakan salah satu jenis biaya yang dikeluarkan dalam proses pembuatan produk atau barang yang lazimnya aktivitas pembuatan produk atau aktivitas produksi dilakukan oleh perusahaan manufaktur, apa itu perusahaan manufaktur??? untuk memahami terkait perusahaan manufaktur dapat dipahami dalam artikel karakteristik perusahaan manufaktur secara tepat
Banyaknya kendala dalam menentukan BOP ini menjadi permasalahan tersendiri dalam pencatatan akuntansi. Biaya-biaya overhead pabrik ini bisa terjadi secara teratur, bisa juga terjadi secara tidak menentu dalam waktu satu periode serta banyak macamnya sehingga kadang perusahaan kesulitan dalam menentukan apakah biaya overhead pabrik yang dikeluarkan telah sesuai dengan anggaran atau malah terjadi ketidakefisienan. Hal inilah yang membuat perusahaan kesulitan melacak ke mana biaya-biaya yang dikeluarkan sehingga berakibat pada meruginya perusahaan.
Hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan di buatnya anggaran untuk setiap periode akuntansi, namun belum bisa memecahkan masalah pertanggung jawaban atas biaya produksi yang dikeluarkan. Namun permasalahan biaya overhead pabrik ini dapat dipecahkan dengan melakukan pembagian pabrik menjadi beberapa departemen atau bagian sehingga biaya overhead yang dikeluarkan juga bisa dipilah berdasarkan tiap bagian pabrik. Adapun tujuan dari pembagian pabrik menjadi beberapa departemen ini adalah untuk lebih meningkatkan ketepatan dalam memperhitungkan biaya produksi serta meningkatkan pengendalian mengenai siapa yang bertanggungjawab terhadap biaya overhead pabrik.
Dengan penetapan tarif yang berbeda di setiap departemen, perhitungan biaya overhead menjadi lebih akurat. Dengan adanya pembagian departemen ini maka perhitungan biaya overhead pabrik bisa dilakukan dengan lebih tepat. Jadi diperlukan rencana anggaran pada tiap-tiap departemen sehingga akan dapat diketahui jika terdapat selisih biaya yang signifikan. Dengan pembagian pabrik menjadi beberapa departemen, perhitungan biaya produksi akan lebih baik dan efisien. Pembagian departemen ini membuat tiap departemen bertanggung jawab pada biaya overhead yang dikeluarkan di departemen tersebut.
Penggolongan BOP
1. BOP menurut sifatnya
a. Biaya bahan penolong
b. Biaya reparasi dan pemeliharaan
c. Biaya tenaga kerja tidak langsung
d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
f. BOP lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai
2. BOP menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi
a. BOP tetap
BOP tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu, contoh: biaya asuransi.
b. BOP variable
BOP yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, contoh: biaya bahan penolong.
c. BOP semi variable
BOP yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan, contoh: biaya bahan bakar kendaraan.
3. BOP menurut hubungannya dengan departemen
a. BOP langsung departemen
BOP yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut.
b. BOP tidak langsung departemen
BOP yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
Rumus Penghitungan Tarif Biaya Overhead
Rumus dasar pembebanan BOP terhadap produk dengan menggunakan:
1. Satuan Produk
Metode ini langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk dan lebih cocok digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis produk. Beban biaya overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus:
Taksiran BOP= TariffBOP persatuan taksiran jumlah satuan produk yang dihasilkan.
Contoh :
Taksiran BOP selama satu tahun anggaran= Rp. 4.000.000
Taksiran BOP jumlah produk yang dihasilkan selama th anggaran tsb= 8.000 unit
Tarif BOP sebesar 4.000.000/8.000= Rp. 500 perunit produk
2. Biaya Bahan Baku
Semakin besar biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk mengolah produk, maka semakin besar juga biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk. Metode ini terbatas penggunaannya karena adanya kemungkinan sebuah produk dibuat dari bahan baku dengan harga yang mahal, sementara produk lain dibuat dari bahan yang lebih murah. Dalam kasus seperti ini, jika pengerjaan kedua produk sama, maka produk pertama akan menerima beban biaya overhead pabrik yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang kedua.
Taksiran BOP x 100% : % BOP dari BBB yang dipakai
Taksiran BBB yang dipakai
Contoh:
Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran= Rp.4.000.000
Taksiran BBB selama 1 tahun anggaran= Rp. 8.000.000
Tariff BOP 4.000.000 / 8.000.0000 x 100% = 50% dari BBB yang dipakai.
3. Biaya Tenaga Kerja
Metode ini memiliki kelemahan karena biaya overhead pabrik harus dilihat sebagai tambahan nilai produk. Jumlah biaya tenaga kerja langsung juga dianggap meliputi upah tenaga kerja dari berbagai tingkatan yang ada dalam perusahaan.
Taksiran BOP x 100% : % BOP dari BTKL
Taksiran BTKL
Contoh :
Taksiran BOP selama 1 th anggaran= Rp. 4.000.000
Taksiran BTKL selama 1 th anggaran= Rp. 10.000.000
Tariff BOP sebesar 4.000.000 / 10.000.000 x 100% =40% dari BTKL
4. Jam Tenaga Kerja Langsung
Apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja langsung. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:
Taksiran BOP= Tariff BOP perjam tenaga kerja langsung
Contoh:
Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran= Rp. 4.000.000.
Taksiran jam tenaga kerja langsung selama 1 th anggaran= 4.000 jam.
Tariff BOP sebesar= 4.000.000 / 4.000= Rp. 1.000 perjam tenaga kerja lgs
5. Jam Mesin
Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin maka dasar yang dipakai membebankan adalah jam mesin. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:
Taksiran BOP= tariff BOP perjam kerja mesin.
Contoh:
Taksiran BOP selama 1 th anggaran= Rp. 4.000.000. Taksiran jam mesin selama th anggaran=20.000 jam mesin.
Tariff BOP sebesar= Rp. 4.000.000 / 20.000= Rp. 200 per jam mesin.
Penentuan Tarif Bop Departemen
Langkah-Langkah Penentuan Tarif Bop Departemen
Langkah-Langkah Penentuan Tarif BOP per departemen adalah dengan penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen. Anggaran BOP ini dilakukan ketika suatu produk melalui beberapa tahap produksi sehingga perusahaan membentuk lebih dari satu departemen produksi. Selain membentuk departemen produksi, perusahaan biasanya membentuk departemen pembantu.
Contoh:
Percetakan, produk diolah melalui tiga tahap proses produksi: tahap pengesetan (setting department), tahap pencetakan (printing department) dan tahap penjilidan (binding department). Maka perusahaan percertakan membuat tiga departemen produksi. Selain itu perusahaan juga membuat departemen pembantu seperti departemen reparasi, departemen pembangkit listrik, dan departemen gudang.
Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Departemen
Tariff BOP sebesar= Rp. 4.000.000 / 20.000= Rp. 200 per jam mesin.
Penentuan Tarif Bop Departemen
Langkah-Langkah Penentuan Tarif Bop Departemen
Langkah-Langkah Penentuan Tarif BOP per departemen adalah dengan penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen. Anggaran BOP ini dilakukan ketika suatu produk melalui beberapa tahap produksi sehingga perusahaan membentuk lebih dari satu departemen produksi. Selain membentuk departemen produksi, perusahaan biasanya membentuk departemen pembantu.
Contoh:
Percetakan, produk diolah melalui tiga tahap proses produksi: tahap pengesetan (setting department), tahap pencetakan (printing department) dan tahap penjilidan (binding department). Maka perusahaan percertakan membuat tiga departemen produksi. Selain itu perusahaan juga membuat departemen pembantu seperti departemen reparasi, departemen pembangkit listrik, dan departemen gudang.
Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Departemen
Penyusunan anggaran biaya overhead per departemen dibagi menjadi 4 tahap yaitu:
1. Penaksiran biaya overhead langsung departemen atas dasar kapastitas yang direncanakan untuk tahun anggaran. Adalah jenis biaya overhead pabrik yang terjadi atau dapat langsung dibebankan kepada departemen tertentu. Contoh: Upah tenaga kerja tidak langsung merupakan biaya overhead langsung.
2. Penaksiran biaya overhead tidak langsung departemen.
Adalah jenis biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contoh: Biaya depresiasi gedung, biaya asuransi.
3. Distribusi biaya overhead tidak langsung departemen ke departemen-departemen yang menikmati manfaatnya.
4. Menjumlah biaya overhead pabrik per departemen (baik biaya overhead langsung maupun tidak langsung departemen) untuk mendapatkan anggaran biaya overhead pabrik per departemen (baik departemen produksi maupun departemen pembantu).
Metode Alokasi Biaya Overhead Departemen
Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi.
Ada dua macam metode alokasi biaya overhead departemen pembantu, yaitu:
1. Metode alokasi langsung
BOP dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode ini digunakan apabila jasa departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja.
2. Metode alokasi bertahap
Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya dipakai oleh departemen produksi saja. Contoh:
Departemen pembangkit tenaga listrik memberikan jasa kepada departemen bengkel, sebaliknya departemen pembangkit tenaga listrik menerima jasa reparasi dan pemeliharaan dari departemen bengkel.
2a. Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar departemen pembantu. Metode alokasi bertahap, yang terdiri daridua kelompok metode yaitu:
Metode alokasi kontinu dan Metode aljabar
Metode alokasi kontinu: Dalam metode ini, BOP departemen pembantu yang saling memberikan jasa dialokasikan secara terus-menerus sehingga jumlah biaya overhead yang belum dialokasikan menjadi tidak berarti.
Metode aljabar: Dalam metode ini, jumlah biaya tiap deprtemen pembantu dinyatakan dalam persamaan aljabar.
2b. Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar departemen pembantu. Metode yang termasuk dalam kelompok ini adalah metode urutan alokasi yang diatur.
Karakteristik metode urutan alokasi yang diatur adalah sebagai berikut:
Metode aljabar: Dalam metode ini, jumlah biaya tiap deprtemen pembantu dinyatakan dalam persamaan aljabar.
2b. Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar departemen pembantu. Metode yang termasuk dalam kelompok ini adalah metode urutan alokasi yang diatur.
Karakteristik metode urutan alokasi yang diatur adalah sebagai berikut:
- Biaya overhead departemen pembantu dialokasikan secara bertahap.
- Alokasi biaya overhead departemen pembantu diatur aturannya sehingga arus alokasi biaya menuju satu arah
3. Pedoman umum di dalam mengatur urutan alokasi biaya overhead departemen pembantu adalah sebagai berikut:
- BOP departemen pembantu yang jasanya paling banyak digunakan, dialokasikan pada urutan pertama.
- Urutan alokasi biaya dapat juga didasarkan pada urutan besarnya biaya overhead dalam masing-masing departemen pembantu.
- Departemen pembantu yang paling banyak menerima jasa dari departemen pembantu lain diletakkan paling akhir.
- Tidak mengalokasikan biaya overhead ke departemen yang biaya overheadnya telah habis dialokasikan ke departemen lain.
- Departemen pembantu yang saling memberikan jasa, jika nilainya tidak material dan saling mengkompensasi, tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalamnya.
Menghitung Tarif Biaya Overhead Departemen
Setelah biaya departemen jasa didistribusikan tarif overhead departemen produksi dapat dihitung dengan cara membagi total overhead pabrik final dari setiap departemen produksi dengan dasar alokasi yang dipilih.
Menggunakan Tarif Biaya Overhead Departemen
Ketika informasi tersedia di akhir setiap minggu atau bulan, overhead pabrik dibebankan dengan cara menambahkan angka overhead pabrik dibebankan ke bagian overhead pabrik dalam kartu biaya pesanan, untuk perhitungan biaya berdasarkan pesanan, atau ke bagian overhead pabrik dalam laporan biaya produksi departemental, untuk perhitungan biaya berdasarkan proses. Jumlah yang dibebankan diikhtisarkan secara periodik untuk membuat ayat jurnal ke buku besar.
Biaya Overhead Aktual – Terdepartementalisasi
Overhead pabrik aktual diikhtisarkan dalam akun pengendali overhead di buku besar. Rinciannya dimasukkan dalam buku pembantu overhead pabrik. Departementalisasi overhead mengharuskan setiap biaya dibebankan ke suatu departemen dan juga ke suatu akun biaya pembantu tertentu. Pembebanan ini dikumpulkan dalam kertas kerja analisis overhead departemental, yang berfungsi sebagai buku pembantu overhead. Sebagian besar dari formulir yang digunakan, baik untuk departemen produksi maupun departemen jasa.
Langkah-Langkah di Akhir Periode Fiskal
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
- Biaya aktual dari overhead langsung departemental di departemen produksi dan departemen jasa, serta overhead tidak langsung departemental diikhtisarkan.
- Survei kedua untuk tingkat aktual dari dasar alokasi yang dialami selama tahun tersebut dipersiapkan.
- Biaya aktual dari overhead tidak langsung departemental dialokasikan berdasarkan hasil dari survei akhir tahun.
- Overhead pabrik aktual dibandingkan dengan overhead pabrik dibebankan, baik untuk fasilitas tersebut secara keseluruhan dan untuk setiap departemen produksi, serta jumlah overhead pabrik dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah dihitung.
Tarif Biaya Overhead Lebih dari Satu
Apabila terjadi tarif overhead pabrik yang keberadaannya terkait lebih dari satu departemen, maka salah satu solusi adalah membagi overhead menjadi dua kategori atau lebih yang disebut tempat penampungan biaya (cost pool), serta menghitung suatu tarif overhead untuk setiap tempat penampungan biaya. Jangan mencampuradukkan pendekatan tarif overhead lebih dari satu dengan keberadaan banyak departemen dalam satu fasilitas.
Analisis selisih biaya overhead pabrik
Jika tarif biaya overhead telah ditentukan di awal tahun, maka selama tahun anggaran pesanan atau produk yang diolah dalam departemen produksi, dibebani dengan biaya overhead atas dasar tarif tersebut. Biaya overhead yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan dan dicatat selama tahun anggaran tersebut agar pada akhir tahun dapat dilakukan perbandingan antara biaya overhead yang dibebankan berdasarkan angka taksiran dengan biaya overhead yang sesungguhnya terjadi.
Akuntansi biaya overhead pabrik
Akuntansi biaya overhead pabrik terdiri dari pencatatan:
- Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.
- Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
- Penutupan rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ke rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya.
- Perhitungan pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik.
Departementalisasi Biaya Overhead dalam Bisnis Nonmanufaktur dan Organisasi Nirlaba
Berikut adalah contoh dari entitas yang umumnya dibagi menjadi departemen administratif dan departemen supervisi untuk perencanaan dan pengendalian biaya, yaitu:
- Segmen manufaktur dari perusahaan manufaktur
- Toko ritel
- Bank dan institusi keuangan lain
- Perusahaan asuransi
- Institusi pendidikan
- Organisasi jasa, seperti hotel, motel, rumah sakit, rumah perawatan, firma hukum, firma akuntansi, praktik medis dan gigi, serta agen rumah.
- Pemerintah federal, pemerintah negara bagian, dan pemerintah lokal beserta badan-badannya
Kesimpula: Dalam sistem akuntansi dikenal Biaya Overhead Pabrik atau BOP, yaitu semua biaya yang dikeluarkan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Apabila biaya overhead pabrik dapat dikendalikan dengan baik maka laporan keuangan khususnya bentuk laporan harga pokok produksi dapat disusun dengan akurat dan terhindar dari manipulasi.
Demikian pembahasan artikel mengenai belajar akuntansi cara menghitung biaya overhead pabrik, semoga dengan pemahaman artikel ini anda semakin memahami tentang akuntansi untuk menghitung biaya overhead pabrik. Terimakasih atas kunjungannya dan semoga bermamfaat.
Belajar Akuntansi Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik
Reviewed by Admin
on
25 Januari
Rating: