Biaya Sewa Bayar Dimuka Perusahaan Dagang



Biaya Sewa Bayar Dimuka Perusahaan Dagang


Biaya sewa bayar dimuka perusahaan dagang

A. Pengertian biaya sewa bayar dimuka 
Pengertian sewa adalah sebuah persetujuan di mana sebuah pembayaran dilakukan atas penggunaan suatu barang atau properti secara sementara oleh orang lain. Barang yang dapat disewa beraneka ragam, termasuk tarif dan lamanya masa sewa juga beraneka ragam.

Pengertian biaya sewa bayar dimuka adalah prepaid rent expense yaitu beban sewa yang sebenarnya belum menjadi kewajiban yang harus dibayarkan dalam periode yang bersangkutan, tetapi telah dibayarkan lebih dulu. Pengertian perusahaan dagang adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha pokok membeli barang dari pihak lain dan menjualnya kembali kepada pihak lain tanpa mengubah wujud fisik atau sifat barang tersebut dengan tujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan.

Biaya sewa bayar di muka mempunyai 10 akun terkait yakni sebagai berikut:
1. Beban
2. Biaya
3. Kewajiban
4. Bayar pramuat
5. Beban tetap
6. Biaya administrasi
7. Biaya bukan biaya bunga
8. Biaya bunga bayar di muka
9. Biaya dana
10. Biaya gabung

Penjelasannya:
1. Beban
Beban yaitu: Biaya yang dibebankan atas jasa yang dilakukan oleh bank pada akun nasabahnya; pembebanan tersebut dapat dilakukan setiap triwulan atau semester sesuai dengan kesepakatan bank dengan nasabahnya. Beban biaya tersebut terdiri atas provisi dan/atau biaya atas jumlah cerukan yang dilakukan oleh nasabahnya.

2. Biaya
Biaya yaitu: Pengeluaran atau pengorbanan yang tak terhindarkan untuk mendapatkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh maslahat; pengeluaran untuk kegiatan, tujuan, atau waktu tertentu, seperti ongkos pengirman, pengepakan, dan penjualan dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan. Dalam laporan laba rugi perusahaan, komponen biaya merupakan pengurang dari pendapatan. Pengertian biaya berbeda dengan beban, semua biaya adalah beban, tetapi tidak semua beban adalah biaya.

3. Kewajiban
Kewajiban yaitu: Tanggung jawab dan kewajiban debitur secara hukum untuk membayar atau melunasi utang pada saat jatuh tempo atau menyetujui untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, dan hak kreditur secara hukum untuk memaksakan pelaksanaannya kepada debitur dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya (wanprestasi).

4. Bayar pramuat
Bayar pramuat yaitu: Biaya pengangkutan yang dibayarkan di muka dan dinyatakan pada surat muatan dengan cap bahwa biaya muatan telah dibayar terlebih dahulu.

5. Beban tetap
Beban tetap yaitu: Kewajiban yang harus dibayar pada saat jatuh tempo tidak bergantung kepada ada atau tidak adanya kegiatan usaha.

6. Biaya administrasi
Biaya administrasi yaitu: Biaya yang dibebankan secara berkala kepada pemegang rekening pada suatu bank, misalnya biaya administrasi rekening koran, iuran tahunan kartu kredit. Nasabah mungkin tidak dikenai biaya tersebut jika dapat memelihara saldo minimum tertentu.

7. Biaya bukan biaya bunga
Biaya bukan biaya bunga yaitu: Biaya operasi tetap bank yang dapat diperhitungkan dengan pendapatan dari pinjaman, denda keterlambatan, iuran tahunan dan biaya atas fasilitas kredit atau pemberian jasa di luar kredit, misalnya biaya gaji, biaya peralatan, biaya sewa gedung dan perlengkapannya, pajak, dan biaya lain termasuk cadangan penghapusan kredit macet.

8. Biaya bunga bayar di muka
Biaya bunga bayar di muka yaitu: Beban bunga yang sebenamya belum menjadi kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan pada periode yang bersangkutan, tetapi telah dibayarkan lebih dulu.

9. Biaya dana
Biaya dana yaitu: Biaya yang harus dibayar oleh suatu lembaga keuangan atau bank atas penggunaan uang yang sumbernya dari pihak lain (nasabah atau bank). Biaya dana dalam suatu bank merupakan dasar penetapan suku bunga kredit setelah memperhitungkan keuntungan yang diharapkan termasuk biaya administrasi dan biaya-biaya lain.

10. Biaya gabung
Biaya gabung yaitu: Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi dua jenis atau lebih produk yang berlainan, sehingga akan terdapat beberapa macam produk dari suatu proses produksi yang sama dengan menggunakan bahan baku yang sama. 


B. Buku Besar Perusahaan Dagang

Buku besar adalah buku yang berisi semua rekening-rekening (kumpulan rekening) yang ada dalam jurnal umum. Buku ini mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada masing-masing rekening dan pada akhir periode akan tampak saldo dari rekening-rekening tersebut. Setiap transaksi yang telah dicatat dalam jurnal akan diposting atau dipindahkan ke buku besar secara berkala.


C. Neraca Saldo Perusahaan Dagang

Neraca saldo adalah laporan atau daftar yang memuat akun saldo dari buku besar pada periode tertentu, biasanya pada akhir periode pembukuan. Neraca saldo disusun setelah semua transaksi yang terdapat di dalam jurnal dipindah bukukan ke dalam akun-akun yang bersangkutan. Neraca saldo biasanya disiapkan pada akhir periode atau dapat juga disiapkan kapan saja untuk memastikan keseimbangan buku besar. Neraca saldo disusun untuk memastikan bahwa buku besar secara matematis adalah akurat dengan pengertian bahwa jumlah saldo-saldo debet selalu sama dengan saldo-saldo kredit.

Pada hakekatnya aturan debit dan kredit yang terdapat dalam perusahaan dagang tidak berbeda jauh dengan perusahaan jasa, dan jenis perusahaan lainnya.


D. Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo rekening-rekening ke saldo yang sebenarnya sampai dengan periode akuntansi, atau untuk memisahkan antara pendapatan dan beban dari suatu periode dengan periode yang lain.

Penyesuaian yang diperlukan pada akhir periode di dalam suatu perusahaan dagang, pada umumnya tidak berbeda dengan penyesuian-penyesuaian yang dilakukan dalam perusahaan jasa. Pada perusahaan dagang yang berbeda hanya penyusunan penyesuaian akun persediaan barang dagang karena pada perusahaan jasa tidak  terdapat persediaan barang dagang. Penyesuaian akun persediaan barang dagang dilakukan dua kali karena terdapat persediaan dagang awal dan persediaan barang dagang akhir.

Pada akhir periode, perusahaan melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang ada di gudang. Dari perhitungan ini akan dapat diketahui jumlah unit barang yang ada di gudang (belum terjual) pada akhir periode. Jumlah unit ini kemudian dikalikan dengan harga pokok barang yang bersangkutan, sehingga dapat diketahui harga pokok persediaan yang ada pada akhir periode. Melalui perhitungan fisik ini harus dimasukkan kedalam pembukuan perusahaa, agar pembukuan dapat memberiakan informasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada akhir periode. Proses untuk memasukkan data persedian akhir ke dalam pembukuan dapat dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian. Dengan jurnal penyesuaian ini akan dapat memberikan informasi mengenai persediaan akhir sekaligus juga HPP selama periode yang bersangkutan. HPP dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Pembelian Bersih= Pembelian + Beban Angkut Pembelian – (retur pembelian + potongan pembelian).

HPP= Persediaan barang dagang awal + pembelian bersih – persediaan barang dagang akhir.

Sejalan dengan rumus tersebut maka jurnal penyesuaian untuk mencatat HPP dan Persediaan barang dagang akhir pada perusahaan adalah sebagai berikut:
1. HPP                                                       Rp xxx           
         Persediaan BD Awal                                            Rp xxx
2. HPP                                                       Rp xxx      
         Pembelian                                                            Rp xxx
3. BD Akhir                             Rp xxx             
         HPP                                                                   Rp xxx

Apabila dalam buku besar terdapat akun-akunn yang berpengaruh atas pembelian seperti beban angkut pembelian, retur dan potongan pembelian maka saldo-saldo rekening-rekening tersebut harus dipindahkan ke rekening HPP melalui jurnal penyesuaian sebagai berikut:
1. HPP                                                       Rp xxx                                    -
         Beban Angkut Pemb.                        -                    Rp xxx
2. Retur Pembelian                                    Rp xxx                                    -
        HPP                                                  -                    Rp xxx
3. Potongan Pembelian                              Rp xxx                                    -
        HPP                                                  -                     Rp xxx

Sedangkan jurnal penyesuaian untuk pemakaian perlengkapan, beban dibayar dimuka, pendapatan diterima dimuka serta penyusutan aktiva tetap adalah sebagai berikut:
1. Jurnal penyesuaian untuk pemakaian perlengkapan.
Beban Perlengkapan                Rp xxx                                                -
     Perlengkapan                     -                               Rp xxx

2. Jurnal penyesuaian untuk beban dibayar dimuka.
Misalnya transaksi beban sewa, maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Beban Sewa                                  Rp xxx                             -
     Sewa dibayar Dimuka              -                          Rp xxx

3. Jurnal penyesuaian untuk beban yang belum dibayar.
Misalnya transaksi gaji yang belum dibayar, maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Beban Gaji                                   Rp xxx                               -    
     Utang Gaji                           -                                       Rp xxx

4. Jurnal untuk penyusutan aktiva tetap.
Misalnya transaksi penyusutan gedung, maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Beban Penyusutan Gedung                 Rp xxx                       -
     Akumulasi Peny. Gedung              -                    Rp xxx


E. Neraca Lajur Perusahaan Dagang

Neraca Lajur adalah kertas kerja berkolom-kolom untuk memudahkan dalam membuat penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan. Dalam neraca lajur pada kolom penyesuaian dapat dilihat bahwa jurnal penyesuaian telah memindahkan saldo persediaan (awal), pembelian dan akun-akun yang berhubungan dengan pembelian ke akun baru yang disebut Harga pokok penjualan.

Pada kolom neraca saldo setelah disesuaikan terlihat bahwa akun persediaan barang dagangan menunjukkan saldo persediaan barang per akhir periode, sedangkan akun-akun Pembelian, Biaya Angkut pembelian, Retur dan Potongan pembelian, dan Potongan pembelian tidak bersaldo lagi karena telah dipindahkan ke akun Harga pokok penjualan. Akun penjualan dan akun-akun yang berhubungan dengan penjualan tidak memerlukan penyesuaian.

Pada kolom rugi-laba, saldo akun penjualan berada pada sisi kredit, sedangkan saldo akun Retur dan Potongan penjualan dan Potongan penjualan dicantumkan pada sisi debit, karena kedua akun tersebut akan mengurangi jumlah penjualan. Saldo akun Harga pokok penjualan dicantumkan pada sisi debit kolom rugi-laba, karena harga pokok penjualan adalah biaya.


F. Laporan Keuangan Perusahaan Dagan

Laporan keuangan merupakan hasil dari proses kegiatan akuntansi. Laporan keuangan merupakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, hasil usaha (kinerja), dan perubahan posisi keuangan suatu entitas bisinis (perusahaan) yang berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan.

Laporan keuangan dalam Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri atas laporan laba atau rugi, laporan perubahan modal dan neraca.


G. Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang

Laporan laba rugi adalah salah satu laporan keuangan yang menyajikan hasil jual beli barang dagangan, pendapatan lain-lain, dan beban usaha yang timbul dalam suatu periode tertentu dalam rangka memperoleh keuntungan.

Beban usaha pada perusahaan dagang dibedakan antara beban penjualan serta beban administrasi umum. Beban penjualan adalah biaya-biaya yang digunakan untuk kegiatan penjualan seperti beban gaji penjualan, beban iklan, beban perlengkapan toko, beban penyusutan gedung toko dan beban-beban lain yang berhubungan dengan kegiatan penjualan.

Sedangkan beban administrasi dan umum adalah beban usaha yang bersifat umum atau biaya yang tidak termasuk biaya penjualan.


H. Laporan Perubahan Modal Perusahaan Dagang

Laporan perubahan modal adalah yang berisi informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perubahan modal dalam satu periode akuntansi. Neraca adalah laporan mengenai harta, utang, dan modal perusahaan pada periode tertentu. Neraca harus dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan. Oleh karena itu unsur-unsur harta, utang dan modal harus disuun secara sistematis.


I. Jurnal Penutup Perusahaan Dagang

Jurnal penutup adalah ayat jurnal yang digunakan untuk menutup akun nominal kelompok beban dan pendapatan. Selain itu juga digunakan untuk menutup akun prive dan laba atau rugi.

Proses penutupan buku dilakukan dengan langkah sbb:

a. Penutupan Akun-akun Pendapatan

Akun pendapatan utama dalam perusahaan dagang adalah akun Penjualan. Mengingat bahwa akun ini memiliki dua buah akun pengurang, maka kedua akun tersebut dipindahkan lebih dahulu ke akun Penjualan, dan selanjutnya saldo akun Penjualan neto (setelah dikurangi dengan retur dan potongan penjualan, serta potongan penjualan) dipindahkan ke akun Rugi-Laba. Jurnal-jurnal penutup yang harus dibuat adalah sebagai berikut :

Penjualan.................................................. Rp xxx
     Retur dan Potongan Penjualan............................... Rp xxx

Penjualan.................................................. Rp xxx
     Rugi-Laba.............................................................. Rp xxx

Apabila perusahaan memiliki akun-akun pendapatan yang lain, seperti akun Pendapatan sewa, Pendapatan bunga, dan pendapatan lainnya, maka akun-akun tersebut juga harus ditutup ke akun Rugi-Laba dengan jurnal sebagai berikut :

Pendapatan sewa..................................... Rp xxx
Pendapatan bunga.................................... Rp xxx
     Rugi-Laba.............................................................. Rp xxx


b. Penutupan Akun-akun Biaya

Tahapan selanjutnya yaitu memindahkan saldo-saldo semua akun biaya ke akun Rugi-Laba dengan jurnal penutup sebagai berikut:

Rugi-Laba............................................................ Rp xxx
     Harga pokok penjualan........................................................... Rp xxx
     Biaya-biaya............................................................................. Rp xxx


c. Penutupan Akun Rugi-Laba

Setelah semua akun pendapatan dan akun biaya ditutup, maka akun-akun tersebut tidak memiliki saldo lagi (saldonya nol rupiah), karena dengan melakukan posting jurnal-jurnal penutup diatas, semua akun nominal telah berpindah ke akun Rugi-Laba. Tahap selanjutya adalah menutup akun Rugi-Laba ke akun Modal dengan membuat jurnal penutup sebagai berikut :

Rugi-Laba................................................ Rp xxx
     Modal xxx............................................................. Rp xxx


d. Penutupan Akun Prive

Pada perusahaan perseorangan saldo akun Prive pada akhir tahun harus ditutup ke akun Modal dengan menggunakan jurnal penutup sebagai berikut:

Modal xxx............................................................. Rp xxx
      Prive xxx.................................................................................. Rp xxx

Demikianlah ulasan mengenai biaya sewa bayar dimuka perusahaan dagang, semoga dengan pemahaman artikel ini anda semakin memahami tentang akuntansi untuk biaya sewa bayar dimuka perusahaan dagang. Terimakasih atas kunjungannya dan semoga bermamfaat.


Biaya Sewa Bayar Dimuka Perusahaan Dagang Biaya Sewa Bayar Dimuka Perusahaan Dagang Reviewed by Admin on 26 Desember Rating: 5