Akuntansi Jurnal Penyesuaian Perusahaan Manufaktur
Akuntansi jurnal penyesuaian perusahaan manufaktur - Pengertian Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual. Istilah Manufaktur digunakan untuk aktivitas manusia, dari kerajinan tangan sampai ke produksi dengan teknologi tinggi, namun demikian istilah ini lebih sering digunakan untuk dunia industri, di mana bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam skala yang besar.
Manufaktur ada dalam segala bidang sistem ekonomi. Dalam ekonomi pasar bebas, manufakturing biasanya selalu berarti produksi secara massal untuk dijual ke pelanggan untuk mendapatkan keuntungan. Beberapa industri seperti semikonduktor dan baja lebih sering menggunakan istilah fabrikasi dibandingkan manufaktur. Sektor manufaktur sangat erat terkait dengan rekayasa atau teknik.
Secara umum pengertian perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan baku kemudian mengolahnya menjadi produk jadi yang siap pakai, dan menjual kepada pelanggan/konsumen. Contohnya produsen pakaian mengolah kain menjadi celana, kemeja kemudian menjualnya kepada masyarakat.
Ciri-ciri perusahaan Manufaktur:
- Kegiatannya memproses barang mentah menjadi produk jadi.
- Pendapatannya berasal dari penjualan produk.
- Terdapat Harga pokok Penjualan untuk menentukan laba/rugi.
- Biaya produksi terdiri dari Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, dan Biaya Overhead Pabrik.
Perbedaan Perusahaan Dagang dengan Perusahaan Manufaktur
Perusahaan Dagang:
Aktivitasnya yaitu: Menjual dan membeli barang dagangan
Persediaannya yaitu: Barang dagangan
Laporan Laba/Ruginya yaitu: Pendapatan, Beban pokok penjualan, Beban operasional (Beban penjualan dan beban adminitrasi umum)
Perusahaan Manufaktur:
Aktifitasnya: Mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan menjual.
Persediaannya yaitu: Bahan baku, Barang dalam proses, Barang jadi
Laporan Laba/Ruginya yaitu: Pendapatan, Beban pokok produksi,Beban pokok penjualan, Beban operasional (Beban penjualan dan beban adminitrasi umum)
Kegiatan khusus dalam perusahaan manufaktur adalah pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Kegiatan ini sering disebut proses produksi, apabila digambarkan akan nampak seperti berikut:
Hal-hal yang sangat erat dengan akuntansi perusahaan manufaktur meliputi:
- Persediaan: Persediaan merupakan material yang terpenting untuk proses produksi yang terdiri dari 3 macam yakni bahan mentah, bahan penolong/ setengah jadi, barang jadi.
- Biaya Pabrikasi: Biaya pabrikasi dipakai untuk proses seperti menyelesaikan barang yang masih sebagian selesai di awal periode, barang-barang yang dimasukkan dalam proses produksi periode itu, dan barang-barang yang baru dapat diselesaikan sebagian di akhir periode. Ada 3 biaya dalam hal ini yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (BOP).
- Biaya Produksi: Biaya produksi ialah biaya yang dimasukkan selama proses produksi.
- Harga Pokok Produksi (COGM/ Cost of Goods Manufactured): merupakan biaya yang telah diselesaikan dalam proses produksi. COGM ini dihasilkan dari biaya pabrikasi yang ditambahkan dengan persediaan dalam proses awal dan dikurangi dengan persediaan dalam proses akhir.
Persediaan
Persediaan pada perusahaan manufaktur terdiri dari 3 jenis yaitu:
- Persediaan Bahan Baku (Raw Materials Inventory) yaitu: Bahan-bahan utama yang akan diolah melalui proses produksi menjadi barang jadi.
- Persediaan Barang Dalam Proses (Work in Process) yait: Bahan baku yang telah diolah dalam proses produksi, tetapi pengerjaannya belum selesai.
- Persediaan Barang Jadi (Finished Goods Inventory) yaitu: Barang-barang yang telah selesai diproduksi, tetapi belum dijual.
BIAYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Penggolongan Biaya
Penggolongan biaya berdasarkan fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan:
Biaya produksi
Biaya produksi yaitu biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual. Biaya ini dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu: Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, Biaya Overhead Pabrik.
a) Biaya Bahan Baku
Merupakan jumlah rupiah (biaya) yang melekat pada bahan baku yang dimasukkan dalam produksi (cost of raw material used). Biaya bahan baku ini terdiri atas semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh bahan baku sampai bahan baku siap diproduksi. Harga bahan baku, ongkos angkut pembelian bahan baku, potongan dan retur merupakan elemen yang membentuk biaya bahan baku.
b) Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Costs)
Merupakan biaya yang melekat pada atau berkaitan dengan tenaga kerja langsung. Yang membentuk biaya tenaga kerja langsung biasanya tidak hanya gaji atau upah saja tetapi termasuk pengeluaran lain yang berkaitan dengan tenaga kerja (labor-related costs) misalnya uang lembur, tunjangan, iuran pensiun dan sebagainya.
c) Biaya Overhead Pabrik (Manufacturing Overhead Costs)
Merupakan jumlah rupiah yang melekat pada fasilitas fisik dan penunjang dalam memproduksi barang. Yang termasuk dalam biaya overhead pabrik ini adalah antara lain: Biaya tenaga kerja tidak langsung, Depresiasi mesin dan perlengkapannya, Biaya bahan penolong/pembantu, Bahan habis pakai pabrik, Listrik dan air yang digunakan dalam pabrik, Asuransi untuk fasilitas fisik pabrik
Biaya Pemasaran
Yaitu biaya dalam rangka penjualan produk selesai sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas. Meliputi biaya untuk melaksanakan:
(1) fungsi penjualan
(2)fungsi pergudangan produk selesai
(3) fungsi pengepakan dan pengiriman
(4) fungsi advertensi
(5) fungsi pemberian kredit dan pengumpulan piutang
(6) fungsi faktur atau administrasi penjualan
Contohnya Biaya Promosi, gaji karyawan bagian penjualan, komisi penjualan, dsb.
Biaya Administrasi dan Umum
Yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum. Biaya ini terjadi dalam rangka penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Termasuk dalam biaya ini gaji pimpinan tertinggi perusahaan, personalia, sekretariat, akuntansi, hubungan masyarakan, keamanan dan sebagainya. Contohnya gaji direksi, gaji pegawai bagian administrasi kantor, biaya perlengkapan kantor, dsb.
Penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai:
- Biaya Produksi Langsung.
- Biaya Produksi Tidak Langsung.
Biaya Produksi Langsung.
Biaya Produksi Langsung adalah biaya produksi yang dapat secara langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produk, dengan kata lain dapat langsung dibebankan kepada produk. Jadi biaya produksi langsung dapat dengan mudah ditelusuri melekatnya pada produk., terdiri dari:
1) Biaya Bahan Langsung yaitu semua bahan yang membentuk suatu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari produk. Biaya ini melekat langsung pada harga pokok produk.
Contoh dari biaya bahan langsung adalah papan kayu yang dipakai untuk membuat
kursi, tanah liat untuk pembuatan genting, dll.
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung yaitu upah karyawan yang secara fisik berhubungan
langsung dengan pembuatan produk. Biaya ini juga dapat langsung diperhitungkan
sebagai harga pokok produk. Contohnya adalah upah tukang dalam pembuatan meja,
upah tukang jahit pada perusahaan garmen, dll.
Biaya Produksi Tidak Langsung
Biaya Produksi Tidak Langsung atau Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah biaya-biaya yang diperlukan dalam pembuatan produk selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
Yang termasuk BOP antara lain:
1). Bahan penolong, yaitu bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan produk yang penggunaannya relative kecil atau terlalu sulit untuk diperlakukan sebagai bahan langsung.
Contoh perekat dan tinta koreksi pada perusahaan percetakan.
2). Tenaga kerja tidak langsung, yaitu gaji dan upah tenaga kerja yang secara fisik tidak
langsung berhubungan dengan pembuatan produk. Misalnya gaji pengawas bagian
produksi, gaji manager produksi, gaji panjaga pabrik, dll.
3). Biaya produksi tidak langsung lainnya misalnya biaya perlengkapan pabrik, biaya
penerangan pabrik, biaya penyusutan mesin dan gedung pabrik, dll.
Note:
Biaya Bahan Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung = Biaya Primer (Prime Cost)
Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik = Biaya Konversi (Conversion Cost)
Penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan volume kegiatan
Berdasarkan hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya digolongkan menjadi 3 golongan:
1) Biaya Tetap/Konstan yaitu biaya yang sampai tingkat kegiatan tertentu jumlahnya tetap, tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan. Misalnya biaya penyusutan aktiva tetap, pajak bumi dan bangunan, biaya sewa dan asuransi, dll.
2) Biaya Variabel yaitu biaya yang jumlahnya berubah sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan. Misalnya biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan bakar, dll.
3) Biaya semi variabel yaitu biaya-biaya yang mempunyai unsur-unsur tetap dan variabel, maka biaya ini sering disebut Biaya Campuran (Mixed Cost). Misalnya biaya pengawasan, biaya pemeriksaan, jasa bagian kalkulasi, biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin, dll.
Penggolongan biaya berdasarkan jangka waktu manfaatnya
Untuk kepentingan perhitungan laba rugi dan penentuan harga pokok produk secara teliti, biaya digolongkan berdasarkan hubungannya dengan periode pembebanannnya. Penggolongannya ialah :
1) Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), adalah pangeluaran yang manfaatnya dinikmati lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal pada saat terjadinya dicatat sebagai aktiva dan dibebankan kepada periode-periode akuntansi selama usia manfaatnya dengan cara mengalokasikan sebagian dari harga perolehannya. Contoh: pembelian gedung, tanah, peralatan, dll.
2) Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure) adalah pengeluaran yang manfaatnya hanya dinikmati dalam peripde akuntansi saat terjadinya pengeluaran. Pengeluaran pendapatan pada periode terjadinya merupakan beban yang dipertemukan dengan penghasil an yang diperoleh pada periode yang bersangkutan. Contoh : pembayaran gaji administrasi kantor, gaji akuntan, rekening listrik dan telepon, komisi penjualan, dll.
HARGA POKOK PRODUKSI (COST OF GOODS MANUFACTURED)
Biaya barang yang telah diselesaikan selama suatu periode
HPP = Biaya Pabrik + Persediaan dalam proses awal – persediaan dalam proses akhir periode
Perhitungan Harga Pokok Produksi
XXX
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
Untuk tahun berakhir
Pemakaian Bahan Baku :
Persediaan Bahan Baku, 1 Januari 20xx xxx
Pembelian Bahan Baku xxx +
Persediaan Bahan Baku tersedia untuk produksi xxx
Persediaan Bahan Baku, 31 Desember 20xx (xxx) +
Total Pemakaian Bahan Baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya Overhead Pabrik :
Biaya Bahan Penolong xxx
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung xxx
Biaya Penyusutan Pabrik xxx
Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Pabrik xxx
Biaya Gaji Pabrik xxx
Biaya listrik, air, telephon pabrik xxx
Biaya Perlengkapan Pabrik xxx
Biaya Asuransi Pabrik xxx
Biaya Amortisasi Pabrik xxx
Biaya Pabrikasi lain-lain xxx +
xxx +
Total Biaya Pabrik xxx
Persediaan dalam proses, 1 Januari 20xx xxx +
Total Biaya Produksi xxx
Persediaan dalam proses, 31 Desember 20xx (xxx)
Harga Pokok Produksi xxx
Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Siklus akuntansi meliputi tahap pencatatan dan tahap pengikhtisaran yang terdiri dari:
Tahap pencatatan:
- Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi
- Pencatatan dalam jurnal
- Pemindahanbukuan ( posting ) ke buku besar
- Pembuatan neraca saldo
- Pembuatan neraca lajur dan jurnal penyelesaian
- Penyusunan laporan keuangan
- Pembuatan jurnal penutup
- Pembuatan neraca saldo penutup
- Pembuatan jurnal balik
Laporan keuangan
Laporan keuangan perusahaan manufaktur terdiri dari:
- Laporan Harga Pokok produksi
- Laporan Laba Rugi
- Neraca
- Laporan Perubahan Ekuitas
- Laporan Arus Kas
Laporan Harga Pokok Produksi
Harga Pokok Produksi adalah biaya produksi barang yang telah diselesaikan selama suatu periode. Harga pokok produksi terdiri dari biaya produksi ditambah persediaan barang dalam proses awal dikurangi persediaan barang dalam proses akhir periode.
Laporan harga pokok produksi adalah laporan yang menjelaskan tentang pengeluaran – pengeluaran selama proses produksi untuk suatu periode tertentu.
Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi
Dalam perusahaan manufaktur akun pembelian barang diganti dengan harga pokok produksi.Jurnal-jurnal yang digunakan perusahaan manufaktur:
a. Jurnal pembelian bahan baku dan bahan penolong
Persediaan Bahan Baku (D)
Persediaan Bahan Penolong (D)
Kas/Hutang Dagang (K)
b. Jurnal pemakaian bahan baku
Persediaan Barang Dalam Proses (D)
Persediaan Bahan Baku (K)
c. Jurnal pembayaran gaji
Biaya Gaji (D)
Kas (K)
d. Jurnal mencatat harga pokok penjualan
Harga Pokok Penjualan (D)
Persediaan Produk Selesai (K)
e. Jurnal pemakaian bahan penolong
Biaya Overhead Pabrik (D)
Persediaan Bahan Penolong (K)
f. Jurnal distribusi biaya gaji dan upah langsung
Persediaan Barang Dalam Proses (D)
Biaya Gaji Dan Upah (K)
g. Jurnal distribusi biaya gaji tidak langsung
Biaya Overhead Pabrik (D)
Kas (K)
h. Jurnal pembebanan biaya overhead pabrik (penyusutan)
Biaya Overhead Pabrik (D)
Akumulasi Penyusutan (K)
i. Jurnal pembebanan biaya overhead pabrik ke dalam biaya produksi
Persediaan Barang Dalam Proses (D)
Biaya Overhead Pabrik (K)
j. Jurnal pemindahan harga pokok produk selesai
Persediaan Produk Selesai (D)
Persediaan Barang Dalam Proses (K)
k. Jurnal penjualan atau penyerahan produk ke pesanan
Kas/Piutang Dagang (D)
Penjualan (K)
l. Pembayaran biaya pemasaran dan biaya administrasi
Biaya Iklan (D)
Biaya Administrasi Umum (D)
Kas (K)
Ayat Jurnal Penyesuaian:
1. Persediaan Bahan Baku
Ikhtisar Produksi xxx
Persediaan bahan baku, awal xxx
Persediaan bahan baku, akhir xxx
Ikhtisar Produksi xxx
2. Persediaan Barang Dalam Proses
Ikhtisar Produksi xxx
Persediaan barang dalam proses xxx
Persediaa barang dalam proses xxx
Ikhtisar Produksi xxx
3. Persediaan Barang Jadi
Ikhtisar Laba Rugi xxx
Persediaan Barang Jadi xxx
Persediaan Barang Jadi xxx
Ikhtisar Laba Rugi xxx
a. Jurnal pembelian bahan baku dan bahan penolong
Persediaan Bahan Baku (D)
Persediaan Bahan Penolong (D)
Kas/Hutang Dagang (K)
b. Jurnal pemakaian bahan baku
Persediaan Barang Dalam Proses (D)
Persediaan Bahan Baku (K)
c. Jurnal pembayaran gaji
Biaya Gaji (D)
Kas (K)
d. Jurnal mencatat harga pokok penjualan
Harga Pokok Penjualan (D)
Persediaan Produk Selesai (K)
e. Jurnal pemakaian bahan penolong
Biaya Overhead Pabrik (D)
Persediaan Bahan Penolong (K)
f. Jurnal distribusi biaya gaji dan upah langsung
Persediaan Barang Dalam Proses (D)
Biaya Gaji Dan Upah (K)
g. Jurnal distribusi biaya gaji tidak langsung
Biaya Overhead Pabrik (D)
Kas (K)
h. Jurnal pembebanan biaya overhead pabrik (penyusutan)
Biaya Overhead Pabrik (D)
Akumulasi Penyusutan (K)
i. Jurnal pembebanan biaya overhead pabrik ke dalam biaya produksi
Persediaan Barang Dalam Proses (D)
Biaya Overhead Pabrik (K)
j. Jurnal pemindahan harga pokok produk selesai
Persediaan Produk Selesai (D)
Persediaan Barang Dalam Proses (K)
k. Jurnal penjualan atau penyerahan produk ke pesanan
Kas/Piutang Dagang (D)
Penjualan (K)
l. Pembayaran biaya pemasaran dan biaya administrasi
Biaya Iklan (D)
Biaya Administrasi Umum (D)
Kas (K)
Ayat Jurnal Penyesuaian:
1. Persediaan Bahan Baku
Ikhtisar Produksi xxx
Persediaan bahan baku, awal xxx
Persediaan bahan baku, akhir xxx
Ikhtisar Produksi xxx
2. Persediaan Barang Dalam Proses
Ikhtisar Produksi xxx
Persediaan barang dalam proses xxx
Persediaa barang dalam proses xxx
Ikhtisar Produksi xxx
3. Persediaan Barang Jadi
Ikhtisar Laba Rugi xxx
Persediaan Barang Jadi xxx
Persediaan Barang Jadi xxx
Ikhtisar Laba Rugi xxx
Pencatatan Biaya Bahan Baku
Berikut jurnal umum transaksi yang berhubungan dengan persediaan bahan baku.
Jurnal pembelian bahan baku :
Pembelian bahan baku ………………….. Rp. xxxxx Rp. –
Kas/utang dagang ………………. Rp. – Rp. xxxxx
Berikut jurnal umum transaksi yang berhubungan dengan persediaan bahan baku.
Jurnal pembelian bahan baku :
Pembelian bahan baku ………………….. Rp. xxxxx Rp. –
Kas/utang dagang ………………. Rp. – Rp. xxxxx
Jurnal pembayara beban angkut pembelian bahan baku.
Beban angkut masuk …………………… Rp. xxxxx Rp. –
Kas ……………………………… Rp. – Rp. xxxxx
Jurnal retur pembelian bahan baku :
Kas/utang dagang ……………………… Rp. xxxxx Rp. –
Retur pembelian ………………… Rp. – Rp. xxxxx
Ayat jurnal penyesuaian pada akhir bulan/periode
Beban angkut masuk …………………… Rp. xxxxx Rp. –
Kas ……………………………… Rp. – Rp. xxxxx
Jurnal retur pembelian bahan baku :
Kas/utang dagang ……………………… Rp. xxxxx Rp. –
Retur pembelian ………………… Rp. – Rp. xxxxx
Ayat jurnal penyesuaian pada akhir bulan/periode
Memindah saldo akun persediaan bahan baku awal period eke akun ikhtisar biaya produksi.
Ikhtisar biaya produksi …………. Rp. xxxxx Rp. –
Persediaan bahan baku (awal) Rp. – Rp. xxxxx
Mencatat saldo akun persediaan bahan baku akhir periode dengan menbuka akun ikhtisar biaya produksi.
Persediaan bahan baku (akhir)….. Rp. xxxxx Rp. –
Ikhtisar biaya produksi … Rp. – Rp. xxxxx
Ayat jurnal penutup pada akhir periode
Menutup saldo akun pembelian bahan baku & bahan angkut masuk ke akun ikhtisar biaya produksi:
Ikhtisar biaya produksi …………. Rp. xxxxx Rp. –
Pembelian bahan baku …. Rp. – Rp. xxxxx
Bahan angkut masuk …… Rp. – Rp. xxxxx
Menutup saldo akun retur pembelian dan potongan pembelian kea kun ikhtisar biaya produksi:
Retur pembelian ……………….. Rp. xxxxx Rp. –
Potongan pembelian …………… Rp. xxxxx Rp. –
Ikhtisar ………………… Rp. – Rp. xxxxx
Contoh :
Data persediaan bahan baku yang dimiliki oleh suatu perusahaan manufaktur yang dalam mencatat persediaan bahan baku menggunakan sistem periodik pada bulan Desember 2008 sebagai berikut:
Persediaan bahan baku, 1 Desember …………………….Rp. 6.000.000,00
Pembelian bahan baku secara kredit bulan Desember ….. Rp. 56.300.000,00
Persediaan bahan baku, 31 Desember …………………..Rp. 8.500.000,00
Berdasarkan data di atas Jurnal umum selama desember adalah:
Pembelian bahan baku …………………………… Rp. 56.300.000,00 Rp. –
Utang Dagang …………………………… Rp. – Rp. 56.300.000,00
Ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember yaitu: Memindah saldo akan persediaan bahan baku awal period eke akun ikhtisar biaya produksi.
Ikhtisar biaya produksi ……………………………. Rp. 6.000.000,00 Rp. –
Persediaan bahan baku (awal) …………… Rp – Rp. 6.000.000,00
Mencatat saldo akun persediaan bahan baku akhir periode dengan membuka akun ikhtisar biaya produksi.
Persediaan bahan baku (akhir) …………………… Rp. 8.500.000,00 Rp. –
Ikhtisar biaya produksi …………………… Rp. – Rp. 8.500.000,00
Ayat jurnal penutup tanggal 31 Desember.
Menutup saldo akun pembelian bahan baku kea kun ikhtisar biaya produksi.
Ikhtisar biaya produksi …………………………… Rp. 56.300.000,00 Rp. –
Pembelian bahan baku …………………… Rp. – Rp. 56.300.000,00
Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Berdasarkan fungsi pokok perusahaan manufaktur, tenaga kerja dikelompokkan menjadi tiga yaitu tenaga kerja bagian produksi, tenaga kerja bagian toko,dan tenaga kerja bagian kantor. Tenaga bagian produksi dibagi lagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Berikut pencatatan terhadap biaya tenaga kerja pada perusahaan manufaktur.
Mencatat terjadinya gaji dan upah.
Gaji dan upah …………………………………….. Rp. xxxxx Rp. –
Utang pajak ……………………………… Rp. – Rp. xxxxx
Utang gaji dan uapah …………………….. Rp – Rp. xxxxx
Mencatat pembayaran utang gaji dan upah kepada karyawan :
Utang gaji dan upah ……………………………… Rp. xxxxx Rp. –
Kas ……………………………………….. Rp. – Rp. xxxxx
Mencatat pembayaran PPh karyawan ke kas Negara:
Utang pajak………………………………………. Rp. xxxxx Rp. –
Kas ………………………………………. Rp. – Rp. xxxxx
Mencatat alokasi gaji dan upah:
Biaya tenaga kerja langsung ……………………. Rp. xxxxx Rp. –
Biaya tenaga kerja tak langsung ………………… Rp. xxxxx Rp. –
Beban pemasaran ……………………………….. Rp. xxxxx Rp. –
Beban adm.dan umum …………………………. Rp. xxxxx Rp. –
Gaji dan upah …………………………… Rp. – Rp. xxxxx
Untuk memahami pencatatan biaya tenaga kerja, simak berikut ini:
Berdasarkan rekapitulasi gaji dan upah bagian akuntansi (pemegang buku jurnal dan buku besar)akan mencatat dalam jurnal umum. Berikut rekapitulasi daftar gaji dan upah PT Sejahtera bulan Desember 2008.
PT SEJAHTERA
Ikhtisar biaya produksi …………. Rp. xxxxx Rp. –
Persediaan bahan baku (awal) Rp. – Rp. xxxxx
Mencatat saldo akun persediaan bahan baku akhir periode dengan menbuka akun ikhtisar biaya produksi.
Persediaan bahan baku (akhir)….. Rp. xxxxx Rp. –
Ikhtisar biaya produksi … Rp. – Rp. xxxxx
Ayat jurnal penutup pada akhir periode
Menutup saldo akun pembelian bahan baku & bahan angkut masuk ke akun ikhtisar biaya produksi:
Ikhtisar biaya produksi …………. Rp. xxxxx Rp. –
Pembelian bahan baku …. Rp. – Rp. xxxxx
Bahan angkut masuk …… Rp. – Rp. xxxxx
Menutup saldo akun retur pembelian dan potongan pembelian kea kun ikhtisar biaya produksi:
Retur pembelian ……………….. Rp. xxxxx Rp. –
Potongan pembelian …………… Rp. xxxxx Rp. –
Ikhtisar ………………… Rp. – Rp. xxxxx
Contoh :
Data persediaan bahan baku yang dimiliki oleh suatu perusahaan manufaktur yang dalam mencatat persediaan bahan baku menggunakan sistem periodik pada bulan Desember 2008 sebagai berikut:
Persediaan bahan baku, 1 Desember …………………….Rp. 6.000.000,00
Pembelian bahan baku secara kredit bulan Desember ….. Rp. 56.300.000,00
Persediaan bahan baku, 31 Desember …………………..Rp. 8.500.000,00
Berdasarkan data di atas Jurnal umum selama desember adalah:
Pembelian bahan baku …………………………… Rp. 56.300.000,00 Rp. –
Utang Dagang …………………………… Rp. – Rp. 56.300.000,00
Ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember yaitu: Memindah saldo akan persediaan bahan baku awal period eke akun ikhtisar biaya produksi.
Ikhtisar biaya produksi ……………………………. Rp. 6.000.000,00 Rp. –
Persediaan bahan baku (awal) …………… Rp – Rp. 6.000.000,00
Mencatat saldo akun persediaan bahan baku akhir periode dengan membuka akun ikhtisar biaya produksi.
Persediaan bahan baku (akhir) …………………… Rp. 8.500.000,00 Rp. –
Ikhtisar biaya produksi …………………… Rp. – Rp. 8.500.000,00
Ayat jurnal penutup tanggal 31 Desember.
Menutup saldo akun pembelian bahan baku kea kun ikhtisar biaya produksi.
Ikhtisar biaya produksi …………………………… Rp. 56.300.000,00 Rp. –
Pembelian bahan baku …………………… Rp. – Rp. 56.300.000,00
Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Berdasarkan fungsi pokok perusahaan manufaktur, tenaga kerja dikelompokkan menjadi tiga yaitu tenaga kerja bagian produksi, tenaga kerja bagian toko,dan tenaga kerja bagian kantor. Tenaga bagian produksi dibagi lagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Berikut pencatatan terhadap biaya tenaga kerja pada perusahaan manufaktur.
Mencatat terjadinya gaji dan upah.
Gaji dan upah …………………………………….. Rp. xxxxx Rp. –
Utang pajak ……………………………… Rp. – Rp. xxxxx
Utang gaji dan uapah …………………….. Rp – Rp. xxxxx
Mencatat pembayaran utang gaji dan upah kepada karyawan :
Utang gaji dan upah ……………………………… Rp. xxxxx Rp. –
Kas ……………………………………….. Rp. – Rp. xxxxx
Mencatat pembayaran PPh karyawan ke kas Negara:
Utang pajak………………………………………. Rp. xxxxx Rp. –
Kas ………………………………………. Rp. – Rp. xxxxx
Mencatat alokasi gaji dan upah:
Biaya tenaga kerja langsung ……………………. Rp. xxxxx Rp. –
Biaya tenaga kerja tak langsung ………………… Rp. xxxxx Rp. –
Beban pemasaran ……………………………….. Rp. xxxxx Rp. –
Beban adm.dan umum …………………………. Rp. xxxxx Rp. –
Gaji dan upah …………………………… Rp. – Rp. xxxxx
Untuk memahami pencatatan biaya tenaga kerja, simak berikut ini:
Berdasarkan rekapitulasi gaji dan upah bagian akuntansi (pemegang buku jurnal dan buku besar)akan mencatat dalam jurnal umum. Berikut rekapitulasi daftar gaji dan upah PT Sejahtera bulan Desember 2008.
PT SEJAHTERA
Rekapitulasi Daftar Gaji dan Upah
Bulan Desember 2008
Bulan Desember 2008
Berdasarkan rekapitulasi daftar gaji dan upah, pencatatan biaya tenaga kerja pada suatu perusahaan manufaktur sistem periodic sebagai berikut:
Jurnal umum yang diperlukan yaitu:
a). Mencatat terjadinya gaji dan upah
Gaji dan upah Rp. 34.000.000,00 Rp. –
Utang Rp. – Rp. 1.700.000,00
Utang gaji dan upah Rp. – Rp. 32.300.000,00
b). Mencatat pembayaran utang gaji dan upah kepada karyawan
Utang gaji dan upah Rp. 32.300.000,00 Rp. –
Kas Rp. – Rp.32.3000.000,00
c). Mencatat pembayaran PPh karyawan ke kas Negara
Utang Pajak Rp. 1.700.000,00 Rp. –
Kas Rp. – Rp. 1.700.000,00
d). Mencatat alokasi gaji dan upah:
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 10.000.000,00 Rp. –
Biaya tenaga kerja tak langsung Rp. 5.000.000,00 Rp. –
Beban pemasaran Rp. 9.000.000,00 Rp. –
Beban adm. dan umum Rp. 10.000.000,00 Rp. –
Gaji dan upah Rp. – Rp. 34.000.000,00
Ayat jurnal penutup tanggal 31 Desember
Penutup saldo akun biaya tenaga kerja ke akun ikhtisar biaya produksi
Ikhtisar biaya produksi Rp. 15.000.000,00 Rp. –
Biaya tenaga kerja langsung Rp. – Rp. 10.000.000,00
Biaya tenaga kerja tak langsung Rp. – Rp. 5.000.000,00
Pencatatan Biaya Overhead Pabrik
Pencatatan terhadap biaya overhead pabrik sebagai berikut
Mencatat pembayaran biaya produksi tak langsung, misalnya pembayaran biaya reparasi mesin dan upah tak langsung.
Biaya reparasi mesin Rp. xxxxx Rp. –
Upah tak langsung Rp. xxxxx Rp. –
Kas Rp. – Rp. xxxxx
Membuat ayat jurnal penyesuaian akhir periode:
1.) Penyesuaian pemakaian bahan pembantu.
Biaya bahan pembantu Rp. xxxxx Rp. –
Persediaan bahan pembantu Rp. – Rp.xxxxx
2.) Penyesuaian pemakaian perlengkapan pabrik:
Biaya perlengkapan pabrik Rp. xxxxx Rp. –
Persediaan perlengkapan pabrik Rp. – Rp. xxxxx
3.) Penyesuaian penyusutan aktivitas tetap pabrik.
Biaya penyusutan mesin Rp. xxxxx Rp. –
Biaya penyusutan gedung pabrik Rp. xxxxx Rp. –
Akum. Penyusutan mesin Rp. – Rp. xxxxx
Akum. Penyusutan gedung pabrik Rp. – Rp. xxxxx
4.) Membuat ayat jurnal penutup akhir periode
Ikhtisar biaya produksi Rp. xxxxx Rp. –
Biaya reparasi mesin Rp. – Rp. xxxxx
Upah tak langsung Rp. – Rp. xxxxx
Biaya bahan pembantu Rp. – Rp. xxxxx
Biaya perlengkapan pabrik Rp. – Rp. xxxxx
Biaya penyusutan mesin Rp. – Rp. xxxxx
Biaya penyusutan gedung pabrik Rp – Rp. xxxxx
Untuk memahami pencatatan biaya overhead pabrik, simak contoh berikut ini:
Biaya overhead pabrik yang terjadi pada suatu pabrik selama Desember 2008 sebagai berikut:
Des 5 Membayar biaya reparasi mesin sebesar Rp. 1.600.000,00
Des 8 Membayar beban listrik gedung pabrik sebesar Rp. 1.000.000,00
Des 31 BOP yang terjadi akhir bulan 31 Desember 2008 adalah
Jurnal umum yang diperlukan yaitu:
a). Mencatat terjadinya gaji dan upah
Gaji dan upah Rp. 34.000.000,00 Rp. –
Utang Rp. – Rp. 1.700.000,00
Utang gaji dan upah Rp. – Rp. 32.300.000,00
b). Mencatat pembayaran utang gaji dan upah kepada karyawan
Utang gaji dan upah Rp. 32.300.000,00 Rp. –
Kas Rp. – Rp.32.3000.000,00
c). Mencatat pembayaran PPh karyawan ke kas Negara
Utang Pajak Rp. 1.700.000,00 Rp. –
Kas Rp. – Rp. 1.700.000,00
d). Mencatat alokasi gaji dan upah:
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 10.000.000,00 Rp. –
Biaya tenaga kerja tak langsung Rp. 5.000.000,00 Rp. –
Beban pemasaran Rp. 9.000.000,00 Rp. –
Beban adm. dan umum Rp. 10.000.000,00 Rp. –
Gaji dan upah Rp. – Rp. 34.000.000,00
Ayat jurnal penutup tanggal 31 Desember
Penutup saldo akun biaya tenaga kerja ke akun ikhtisar biaya produksi
Ikhtisar biaya produksi Rp. 15.000.000,00 Rp. –
Biaya tenaga kerja langsung Rp. – Rp. 10.000.000,00
Biaya tenaga kerja tak langsung Rp. – Rp. 5.000.000,00
Pencatatan Biaya Overhead Pabrik
Pencatatan terhadap biaya overhead pabrik sebagai berikut
Mencatat pembayaran biaya produksi tak langsung, misalnya pembayaran biaya reparasi mesin dan upah tak langsung.
Biaya reparasi mesin Rp. xxxxx Rp. –
Upah tak langsung Rp. xxxxx Rp. –
Kas Rp. – Rp. xxxxx
Membuat ayat jurnal penyesuaian akhir periode:
1.) Penyesuaian pemakaian bahan pembantu.
Biaya bahan pembantu Rp. xxxxx Rp. –
Persediaan bahan pembantu Rp. – Rp.xxxxx
2.) Penyesuaian pemakaian perlengkapan pabrik:
Biaya perlengkapan pabrik Rp. xxxxx Rp. –
Persediaan perlengkapan pabrik Rp. – Rp. xxxxx
3.) Penyesuaian penyusutan aktivitas tetap pabrik.
Biaya penyusutan mesin Rp. xxxxx Rp. –
Biaya penyusutan gedung pabrik Rp. xxxxx Rp. –
Akum. Penyusutan mesin Rp. – Rp. xxxxx
Akum. Penyusutan gedung pabrik Rp. – Rp. xxxxx
4.) Membuat ayat jurnal penutup akhir periode
Ikhtisar biaya produksi Rp. xxxxx Rp. –
Biaya reparasi mesin Rp. – Rp. xxxxx
Upah tak langsung Rp. – Rp. xxxxx
Biaya bahan pembantu Rp. – Rp. xxxxx
Biaya perlengkapan pabrik Rp. – Rp. xxxxx
Biaya penyusutan mesin Rp. – Rp. xxxxx
Biaya penyusutan gedung pabrik Rp – Rp. xxxxx
Untuk memahami pencatatan biaya overhead pabrik, simak contoh berikut ini:
Biaya overhead pabrik yang terjadi pada suatu pabrik selama Desember 2008 sebagai berikut:
Des 5 Membayar biaya reparasi mesin sebesar Rp. 1.600.000,00
Des 8 Membayar beban listrik gedung pabrik sebesar Rp. 1.000.000,00
Des 31 BOP yang terjadi akhir bulan 31 Desember 2008 adalah
- Pemakaian bahan pembantu sebesar Rp. 600.000,00
- Biaya penyusutan mesin sebesar Rp. 400.000,00
- Biaya penyusutan gedung pabrik sebesar Rp. 500.000,00
Jurnal umum yang dikerjakan atas transaksi diatas
Des 5 Biaya reparasi mesin Rp. 1.600.000,00 Rp. –
Kas Rp. – Rp. 1.600.000,00
Des 8 Beban listrik gudang pabrik Rp. 1.000.000,00 Rp. –
Kas Rp. – Rp. 1.000.000,00
Ayat jurnal penyesuaian penyesuaian tanggal 31 Desember 2008
Des 31 Biaya bahan pembantu Rp. 600.000,00 Rp. –
Persediaan bahan pembantu Rp. – Rp. 600.000,00
Des 31 Beban penyusutan mesin Rp. 400.000,00 Rp. –
Akumulasi peny. Mesin Rp. – Rp. 400.000,00
Des 31 Beban peny. mesin Rp. 500.000,00 Rp. –
Akumulasi peny.gedung pabrik Rp. – Rp. 500.000,00
Ayat jurnal penutup tanggal 31 Desember 2008
Menutup saldo akun unsure biaya overhead pabrik ke akun ikhtisar biaya produksi
Des 31 ikhtisar biaya produksi Rp. 3.200.000,00 Rp. –
Biaya reparasi mesin Rp. – Rp. 700.000,00
Beban listrik gedung pabrik Rp. – Rp. 1.000.000,00
Biaya beban pembantu Rp. – Rp. 600.000,00
Biaya penyusutan mesin Rp. – Rp. 400.000,00
Beban peny. gedung pabrik Rp. – Rp. 500.000,00
Pencatatan Harga Pokok Persediaan Barang dalam Proses
Persediaan barang dalam proses adalah sebagian barang yang belum selesai dikerjakan yang telah menyerap bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Apabila dari awal periode akun persediaan barang dalam proses terdapat saldo, maka pada awal periode tersebut terdapat barang yang belum selesai diproses. Barang yang belum selesai diproses awal periode akan dilanjudkan diproses menjadi barang jadi pada periode selanjudnya. Nilai persediaan barang dalam proses akhir periode dapat diketahui setelah dilakukan pemeriksaan dan perhitungan fisik produk di bagian produksi pada akhir periode.
Dalam sistem periodik, saldo persediaan barang dalam proses akhir periode dicatat dengan membuat ayat jurnal penyesuaian. Untuk membuat ayat jurnal penyesuaian akun persediaan barang dalam proses dengan membuka akun ikhtisar biaya produksi.
Berikut ayat jurnal penyesuaian akun persediaan barang dalam proses
Biaya produksi Memindah saldo akun persediaan BDP awal periode ke akun ikhtisar.
Des 31 Iktisar biaya produksi Rp. xxxxx Rp. –
Persediaan BDP Rp. – Rp. xxxxx
Mencatat saldo akun persediaan BDP akhir periode dengan membuka akun ikhtisar biaya produksi.
Des 31 persediaan BDP Rp. Xxxxx Rp. –
Ikhtisar biaya produksi Rp. – Rp. Xxxxx
Contoh:
Untuk memahami pencatatan barang yang belum selesai dikerjakan dalam sistem pencatatan periodic, perhatikan contoh penyelesaian transaksi berikut ini:
Diketahui data persediaan barang dalam proses tanggal 1 Desember 2008 sebesar Rp. 14.300.000,00. Menurut informasi dari bagian produksi bahwa persediaan barang dalam proses 31 Desember 2008 sebesar Rp. 10.200.000,00.
Berdasarkan data di atas, ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2008 adalah:
Des 5 Biaya reparasi mesin Rp. 1.600.000,00 Rp. –
Kas Rp. – Rp. 1.600.000,00
Des 8 Beban listrik gudang pabrik Rp. 1.000.000,00 Rp. –
Kas Rp. – Rp. 1.000.000,00
Ayat jurnal penyesuaian penyesuaian tanggal 31 Desember 2008
Des 31 Biaya bahan pembantu Rp. 600.000,00 Rp. –
Persediaan bahan pembantu Rp. – Rp. 600.000,00
Des 31 Beban penyusutan mesin Rp. 400.000,00 Rp. –
Akumulasi peny. Mesin Rp. – Rp. 400.000,00
Des 31 Beban peny. mesin Rp. 500.000,00 Rp. –
Akumulasi peny.gedung pabrik Rp. – Rp. 500.000,00
Ayat jurnal penutup tanggal 31 Desember 2008
Menutup saldo akun unsure biaya overhead pabrik ke akun ikhtisar biaya produksi
Des 31 ikhtisar biaya produksi Rp. 3.200.000,00 Rp. –
Biaya reparasi mesin Rp. – Rp. 700.000,00
Beban listrik gedung pabrik Rp. – Rp. 1.000.000,00
Biaya beban pembantu Rp. – Rp. 600.000,00
Biaya penyusutan mesin Rp. – Rp. 400.000,00
Beban peny. gedung pabrik Rp. – Rp. 500.000,00
Pencatatan Harga Pokok Persediaan Barang dalam Proses
Persediaan barang dalam proses adalah sebagian barang yang belum selesai dikerjakan yang telah menyerap bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Apabila dari awal periode akun persediaan barang dalam proses terdapat saldo, maka pada awal periode tersebut terdapat barang yang belum selesai diproses. Barang yang belum selesai diproses awal periode akan dilanjudkan diproses menjadi barang jadi pada periode selanjudnya. Nilai persediaan barang dalam proses akhir periode dapat diketahui setelah dilakukan pemeriksaan dan perhitungan fisik produk di bagian produksi pada akhir periode.
Dalam sistem periodik, saldo persediaan barang dalam proses akhir periode dicatat dengan membuat ayat jurnal penyesuaian. Untuk membuat ayat jurnal penyesuaian akun persediaan barang dalam proses dengan membuka akun ikhtisar biaya produksi.
Berikut ayat jurnal penyesuaian akun persediaan barang dalam proses
Biaya produksi Memindah saldo akun persediaan BDP awal periode ke akun ikhtisar.
Des 31 Iktisar biaya produksi Rp. xxxxx Rp. –
Persediaan BDP Rp. – Rp. xxxxx
Mencatat saldo akun persediaan BDP akhir periode dengan membuka akun ikhtisar biaya produksi.
Des 31 persediaan BDP Rp. Xxxxx Rp. –
Ikhtisar biaya produksi Rp. – Rp. Xxxxx
Contoh:
Untuk memahami pencatatan barang yang belum selesai dikerjakan dalam sistem pencatatan periodic, perhatikan contoh penyelesaian transaksi berikut ini:
Diketahui data persediaan barang dalam proses tanggal 1 Desember 2008 sebesar Rp. 14.300.000,00. Menurut informasi dari bagian produksi bahwa persediaan barang dalam proses 31 Desember 2008 sebesar Rp. 10.200.000,00.
Berdasarkan data di atas, ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2008 adalah:
Memindah saldo akun persediaan BDP awal period eke akun ikhtisar biaya produksi.
Des 31 Ikhtisar biaya produksi Rp. 14.300.000,00 Rp. –
Persediaan BDP Rp. – Rp. 14.300.000,00
Mencatat saldo akun persediaan BDP akhir periode dengan membuka akun ikhtisar biaya produksi.
Des 31 Persediaan BDP Rp. 10.200.000,00 Rp. –
Ikhtisar biaya produksi Rp. – Rp. 10.200.000,00
Pencatatan Harga Pokok Persediaan Barang Jadi
Persediaan barang jadi adalah jurnal biaya yang terjadi untuk menghasilkan unit produksi yang telah selesai dikerjakan, namun belum terjual. Dalam sistem pencatatan periodik, produk yang sudah selesai dikerjakan tidak disertai dengan pencatatan di bagian jurnal. Jadi, saldo akun persediaan barang jadi masih sebesar saldo awal periode. Oleh karena itu, pada akhir periode diperlukan penyesuaian. Untuk membuat ayat jurnal penyesuaian saldo akun persediaan barang jadi pada akhir periode dengan membuka akun ikhtisar laba rugi. Nilai persediaan barang jadi akhir periode dapat diketahui setelah dilakukan pemeriksaan dan perhitungan fisik persediaan barang jadi digudang barang jadi.
Des 31 Ikhtisar biaya produksi Rp. 14.300.000,00 Rp. –
Persediaan BDP Rp. – Rp. 14.300.000,00
Mencatat saldo akun persediaan BDP akhir periode dengan membuka akun ikhtisar biaya produksi.
Des 31 Persediaan BDP Rp. 10.200.000,00 Rp. –
Ikhtisar biaya produksi Rp. – Rp. 10.200.000,00
Pencatatan Harga Pokok Persediaan Barang Jadi
Persediaan barang jadi adalah jurnal biaya yang terjadi untuk menghasilkan unit produksi yang telah selesai dikerjakan, namun belum terjual. Dalam sistem pencatatan periodik, produk yang sudah selesai dikerjakan tidak disertai dengan pencatatan di bagian jurnal. Jadi, saldo akun persediaan barang jadi masih sebesar saldo awal periode. Oleh karena itu, pada akhir periode diperlukan penyesuaian. Untuk membuat ayat jurnal penyesuaian saldo akun persediaan barang jadi pada akhir periode dengan membuka akun ikhtisar laba rugi. Nilai persediaan barang jadi akhir periode dapat diketahui setelah dilakukan pemeriksaan dan perhitungan fisik persediaan barang jadi digudang barang jadi.
Berikut ini jurnal penyesuaian persediaan barang jadi.
Memindah saldo akun persediaan barang jadi awal period eke ikhtisar laba rugi.
Des 31 Ikhtisar laba rugi Rp. xxxxx Rp. –
Persediaan barang jadi Rp. – Rp. Xxxxx
Mencatat saldo akun persediaan barang jadi akhir periode dengan membuka akun ikhtisar laba rugi.
Des 31 Persediaan barang jadi Rp. xxxxx Rp. –
Ikhtisar laba rugi Rp. – Rp. xxxxx
Untuk memahami pencatatan persediaan barang jadi dalam sistem periodik, perhatikan contoh penyelesaian transaksi berikut ini.
Diketahui data persediaan barang jadi tanggal 1 Desember 2008 sebesar Rp. 53.500.000,00. Menurut informasi dari bagian gudang barang jadi bahwa persediaan barang jadi tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp. 34.000.000,00.
Berdasarkan data di atas, ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2008 adalah:
Memindah saldo akun persediaan barang jadi awal period eke akun ikhtisar laba rugi’
Des 31 Ikhtisar laba rugi Rp. 53.500.000,00 Rp. –
Persediaan barang jadi Rp. – Rp. 53.500.000,00
Mencatat saldo akun persediaan barang jadi akhir periode dengan membuka akun ikhtisar laba rugi.
Des 31 Persediaan barang jadi Rp 34.000.000,00 Rp. –
Ikhtisar laba rugi Rp. – Rp. 34.000.000,00
Memindah saldo akun persediaan barang jadi awal period eke ikhtisar laba rugi.
Des 31 Ikhtisar laba rugi Rp. xxxxx Rp. –
Persediaan barang jadi Rp. – Rp. Xxxxx
Mencatat saldo akun persediaan barang jadi akhir periode dengan membuka akun ikhtisar laba rugi.
Des 31 Persediaan barang jadi Rp. xxxxx Rp. –
Ikhtisar laba rugi Rp. – Rp. xxxxx
Untuk memahami pencatatan persediaan barang jadi dalam sistem periodik, perhatikan contoh penyelesaian transaksi berikut ini.
Diketahui data persediaan barang jadi tanggal 1 Desember 2008 sebesar Rp. 53.500.000,00. Menurut informasi dari bagian gudang barang jadi bahwa persediaan barang jadi tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp. 34.000.000,00.
Berdasarkan data di atas, ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2008 adalah:
Memindah saldo akun persediaan barang jadi awal period eke akun ikhtisar laba rugi’
Des 31 Ikhtisar laba rugi Rp. 53.500.000,00 Rp. –
Persediaan barang jadi Rp. – Rp. 53.500.000,00
Mencatat saldo akun persediaan barang jadi akhir periode dengan membuka akun ikhtisar laba rugi.
Des 31 Persediaan barang jadi Rp 34.000.000,00 Rp. –
Ikhtisar laba rugi Rp. – Rp. 34.000.000,00
Contoh Soal– Soal Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Soal 1.
Persediaan barang dalam proses awal Rp. 40.000,Persediaan bahan baku awal Rp. 60.000 sedangkan bahan baku tersedia dipakai sebanyak Rp. 810.000 jumlah pemakaian bahan baku Rp. 785.000, BTKL Rp. 500.000
Biaya TKTL Rp. 220.000, bahan penolong Rp. 50.000, BOP lain2 Rp. 50.000,biaya asuransi mesin Rp. 12.000,biaya sewa gedung pabrik Rp. 160.000 dan biaya depresiasi mesin pabrik Rp, 50.000 sedangkan persediaan barang dalam proses akhir periode Rp. 30.000
Hitunglah besarnya Harga Pokok Produksinya.
Jawab:
Persediaan Barang Dalam Proses Awal Rp. 40.000
Pemakaian Bahan baku:
Persediaan bahan baku awal Rp. 60.000
Pembelian bahan baku Rp. 750.000+
Bahan baku tersedia dipakai Rp. 810.000
Persediaan baham baku akhir Rp. 25.000-
Pemakaian bahan baku Rp. 785.000
Biaya TKL Rp. 500.000
BOP
BTKTL Rp. 220.000
Biaya Bahan Penolong Rp. 50.000
BOP lainnya Rp. 50.000
Biaya Asuransi Mesin Rp. 12.000
Biaya sewa gedung pabrik Rp. 160.000
Biaya penyusutan Mesin pabrik Rp. 50.000+
Rp 542.000+
Biaya Produksi Rp.1.827.000+
Barang Siap Digunakan Rp.1.867.000
Persediaan Barang Dalam Proses Akhir Rp. 30.000-
Harga Pokok Produksi Rp.1.837.000
==========
Soal 2.
Biaya TKTL Rp. 220.000, bahan penolong Rp. 50.000, BOP lain2 Rp. 50.000,biaya asuransi mesin Rp. 12.000,biaya sewa gedung pabrik Rp. 160.000 dan biaya depresiasi mesin pabrik Rp, 50.000 sedangkan persediaan barang dalam proses akhir periode Rp. 30.000
Hitunglah besarnya Harga Pokok Produksinya.
Jawab:
Persediaan Barang Dalam Proses Awal Rp. 40.000
Pemakaian Bahan baku:
Persediaan bahan baku awal Rp. 60.000
Pembelian bahan baku Rp. 750.000+
Bahan baku tersedia dipakai Rp. 810.000
Persediaan baham baku akhir Rp. 25.000-
Pemakaian bahan baku Rp. 785.000
Biaya TKL Rp. 500.000
BOP
BTKTL Rp. 220.000
Biaya Bahan Penolong Rp. 50.000
BOP lainnya Rp. 50.000
Biaya Asuransi Mesin Rp. 12.000
Biaya sewa gedung pabrik Rp. 160.000
Biaya penyusutan Mesin pabrik Rp. 50.000+
Rp 542.000+
Biaya Produksi Rp.1.827.000+
Barang Siap Digunakan Rp.1.867.000
Persediaan Barang Dalam Proses Akhir Rp. 30.000-
Harga Pokok Produksi Rp.1.837.000
==========
Soal 2.
PT BSI memiliki Persediaan bahan baku awal tahun atau 1 Januari 2010 Rp. 1.000.000,Pembelian bahan baku selama tahun 2010 Rp. 10.000.000 sedangkan persediaan akhir bahan baku per 31 desember 2010 Rp. 500.000
Pertanyaan:
Hitunglah pemakaian bahan baku selama tahun 2010
Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan bahan baku.
Jawab:
Biaya pemakaian bahan baku
Persediaan bahan baku 1 Januari 2010 Rp. 1.000.000
Pembelian selama 2010 Rp. 10.000.000+
Bahan baku siap untuk dipakai Rp. 11.000.000
Persediaan bahan baku per 31 desember 2010 Rp. 500.000-
Biaya Pemakaian bahan baku tahun 2010 Rp. 10.500.000
Jurnal pembelian bahan baku
Pembelian Rp. 10.000.000
Kas/utang Rp. 10.000.000
Jurnal pemindahan pembelian bahan baku ke persediaan bahan baku pada akhir periode (AJP)
Persediaan bahan baku Rp. 10.000.000
Pembelian Rp. 10.000.000
Jurnal pemakaian bahan baku (AJP)
Persediaan barang DP Rp. 10.500.000
Persediaan bahan baku Rp. 10.500.000
Soal 3.
Pertanyaan:
Hitunglah pemakaian bahan baku selama tahun 2010
Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan bahan baku.
Jawab:
Biaya pemakaian bahan baku
Persediaan bahan baku 1 Januari 2010 Rp. 1.000.000
Pembelian selama 2010 Rp. 10.000.000+
Bahan baku siap untuk dipakai Rp. 11.000.000
Persediaan bahan baku per 31 desember 2010 Rp. 500.000-
Biaya Pemakaian bahan baku tahun 2010 Rp. 10.500.000
Jurnal pembelian bahan baku
Pembelian Rp. 10.000.000
Kas/utang Rp. 10.000.000
Jurnal pemindahan pembelian bahan baku ke persediaan bahan baku pada akhir periode (AJP)
Persediaan bahan baku Rp. 10.000.000
Pembelian Rp. 10.000.000
Jurnal pemakaian bahan baku (AJP)
Persediaan barang DP Rp. 10.500.000
Persediaan bahan baku Rp. 10.500.000
Soal 3.
BSI mengeluarkan biaya TKL selama 2010 sebesar Rp. 5.000.000
Buatlah jurnal pencatatan yang berhubungan dengan BTKL
Jawab:
Pada saat membayar BTKL
Biaya gaji/upah Rp. 5.000.000
Kas Rp. 5.000.000
Pada saat akhir periode melalui AJP dipindahkan persediaan BDP
Persediaan BDP Rp. 5.000.000
Biaya gaji/upah Rp. 5.000.000
Soal 4.
Buatlah jurnal pencatatan yang berhubungan dengan BTKL
Jawab:
Pada saat membayar BTKL
Biaya gaji/upah Rp. 5.000.000
Kas Rp. 5.000.000
Pada saat akhir periode melalui AJP dipindahkan persediaan BDP
Persediaan BDP Rp. 5.000.000
Biaya gaji/upah Rp. 5.000.000
Soal 4.
PT.BSI membayar perskot asuransi mesin pabrik Rp. 40.000 untuk masa 2 tahun,BTKTL Rp. 500.000 yang belum dibayar per 31 desember 2010 Rp. 50.000,Biaya bahan penolong Rp. 100.000, biaya sewa gedung Rp. 400.000 80% dibebankan pabrik yang 20% dibebankan biaya kantor, BOP lainnya Rp. 25.000, Biaya penyusutan mesin pabrik 10% dari harga perolehan Rp. 1.000.000
Buatlah pencatatan yang dilakukan PT BSI berhubungan dengan BOP
Jawab:
Pada Saat pembayaran
Porskot asuransi Rp.40.000
Kas Rp. 40.000
BTKTL Rp.500.000
Kas Rp. 500.000
Biaya sewa gedung Rp. 400.000
Kas Rp. 400.000
BOP lain2 Rp. 25.000
Kas Rp. 25.000
Jurnal AJP pembebanan kemasing2 jenis biaya
Asuransi ½ x Rp. 40.000 = Rp. 20.000
Biaya Asuransi mesin pabrik Rp. 20.000
Porskot asuransi mesin pabrik Rp. 20.000
Biaya TK yang belum dibayar Rp. 50.000
BTKTL Rp. 50.000
Hutang BTKTL Rp. 50.000
Pembebanan Biaya BP Rp. 100.000
Biaya BP Rp. 100.000
Persediaan BP Rp. 100.000
Biaya sewa gedung pabrik 80% x Rp. 400.000 = Rp. 320.000
Biaya sewa gedung kantor Rp. 80.000
iaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000
Biaya sewa gedung Rp. 400.000
Biaya penyusutan mesin 10% x Rp. 1.000.000 = Rp. 100.000
Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
BOP Rp. 1.115.000
Biaya BP Rp. 100.000
BTKTL Rp. 550.00
Biaya asuransi mesin pabrik Rp. 20.000
BOP lain-lain Rp. 25.000
Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000
Persediaan barang dalam proses Rp. 1.115.000
BOP Rp. 1.115.000
Soal 5.
Buatlah pencatatan yang dilakukan PT BSI berhubungan dengan BOP
Jawab:
Pada Saat pembayaran
Porskot asuransi Rp.40.000
Kas Rp. 40.000
BTKTL Rp.500.000
Kas Rp. 500.000
Biaya sewa gedung Rp. 400.000
Kas Rp. 400.000
BOP lain2 Rp. 25.000
Kas Rp. 25.000
Jurnal AJP pembebanan kemasing2 jenis biaya
Asuransi ½ x Rp. 40.000 = Rp. 20.000
Biaya Asuransi mesin pabrik Rp. 20.000
Porskot asuransi mesin pabrik Rp. 20.000
Biaya TK yang belum dibayar Rp. 50.000
BTKTL Rp. 50.000
Hutang BTKTL Rp. 50.000
Pembebanan Biaya BP Rp. 100.000
Biaya BP Rp. 100.000
Persediaan BP Rp. 100.000
Biaya sewa gedung pabrik 80% x Rp. 400.000 = Rp. 320.000
Biaya sewa gedung kantor Rp. 80.000
iaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000
Biaya sewa gedung Rp. 400.000
Biaya penyusutan mesin 10% x Rp. 1.000.000 = Rp. 100.000
Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
BOP Rp. 1.115.000
Biaya BP Rp. 100.000
BTKTL Rp. 550.00
Biaya asuransi mesin pabrik Rp. 20.000
BOP lain-lain Rp. 25.000
Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000
Persediaan barang dalam proses Rp. 1.115.000
BOP Rp. 1.115.000
Soal 5.
Dari data kasus diatas jika persediaan awal barang dalam proses Rp. 80.000 dan persediaan akhir barang dalam proses Rp. 60.000,-
Hitunglah Harga Pokok Produksinya.
Jawab
Persediaan awal barang dalam proses Rp. 80.000
Biaya barang dalam proses Rp 16.615.000 +
Rp.16.695.000
Persediaan akhir barang dalam proses Rp. 60.000 – Hitunglah Harga Pokok Produksinya.
Jawab
Persediaan awal barang dalam proses Rp. 80.000
Biaya barang dalam proses Rp 16.615.000 +
Rp.16.695.000
Harga Pokok Produksi Rp.16.635.000
============
Soal 6.
Pada data PT. BSI diatas jika ditambahkan jumlah persediaan awal barang jadi per 1 januari 2010 Rp. 200.000 dan persediaan akhir 31 Desember 2010 untuk barang jadi Rp. 100.000.
Hitunglah Harga Pokok Penjualannya.
Jawab:
Persediaan awal barang jadi 1 januari 2010 Rp. 20.000
Harga Pokok Produksi Rp.16.635.000+
Rp.16.655.000
Persediaan akhir barang jadi 31 desember 2010 Rp. 100.000 –
Harga Pokok Penjualan Rp.16.555.000
===========
Soal Kasus Untuk Neraca Lajur Perusahaan Manufaktur
Data Keuangan untuk Neraca Saldo per 31 desember 2010 PT. BSI adalah sebaga berkut:
Kas Rp. 100.000
Persediaan bahan baku Rp. 120.000
Persediaan barang dalam proses Rp. 80.000
Persediaan barag jadi Rp. 200.000
Porskot asuransi Rp. 48.000
Mesin pabrik Rp. 1.000.000
Perabot kantor Rp. 200.000
Pembelian bahan baku Rp. 1.500.000
Biaya BTKL Rp. 1.000.000
BTKTL Rp. 400.000
Pemakaian Bahan penolong Rp. 100.000
Biaya sewa gedung Rp. 400.000
BOP lain2 Rp. 100.000
Biaya administrasi kantor Rp. 200.000
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
Akumulasi penyusutan perabot kantor Rp. 40.000
Modal saham Rp. 1.000.000
Laba ditahan Rp. 308.000
Penjualan Rp. 4.000.000
Jumlah Rp. 5.448.000 Rp. 5.448.000
=========== =============
Data Untuk AJP adalah sebagai berikut:
1. Persekot asuransi untuk mesin pabrik selama dua tahun, asuransi sampai dengan 31 desember 2011 dan dibayar per 1 januari 2010.
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung yang belum dibayarkan sebanyak Rp. 40.000
3. Sewa gedung untuk beban pabrik sebanyak 80% dan beban kantor 20%
4. Mesin pabrik disusutkan 10% pertahun dan perabot 5% .masing2 harga perolehan dianggap tidak memiliki nilai residu.
5. bahan baku 31desember 2010 senilai Rp. 50.000, persediaan barang dalam proses Rp. 60.000 dan persediaan barang jadi Rp. 100.000,-
Dari data diatas buatlah ayat jurnal penyesuaian.
Jawab:
Ayat Jurnal Penyesuaian:
1. Biaya Asuransi mesin pabrikRp. 24.000
Persekot/uangmuka asuransi Rp. 24.000
2. Biaya TKTLRp. 40.000
Hutang BTKTL Rp. 40.000
3. Biaya sewa gedung pabrikRp. 320.000
Biaya sewa gedung kantor Rp. 80.000
Biaya sewa gedung Rp. 400.000
4. Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
Ak.Penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
5. Biaya penyusutan perabot kantor Rp. 10.000
Ak. Penyusutan perabot kantor Rp. 10.000
6. Persediaan bahan baku Rp. 1.500.000
Pembelian bahan baku Rp.1.500.000
7. Biaya Overhead PabrikRp. 1.084.000
BTKTL Rp. 440.000
Biaya Bahan penolong Rp. 100.000
BOP lain2 Rp. 100.000
Biaya Asuransi mesin pabrik Rp. 24.000
Biaya sewa gedung Rp. 320.000
Biaya Penyusutan Mesin Pabrik Rp. 100.000
8. Persediaan barang dalam proses Rp. 1.570.000
Persediaan bahan baku Rp. 1.570.000
9. Persediaan Barang Dalam ProsesRp. 1.000.000
BTKL Rp. 1.000.000
10. Persediaan Barang Dalam Proses Rp. 1.084.000
BOP Rp. 1.084.000
11. Persediaan Barang JadiRp. 3.674.000
Persediaan Barang Dalam Proses Rp. 3.674.000
12. HPP Rp. 3.774.000
Persediaan Barang Jadi Rp. 3.774.000
Demikianlah ulasan mengenai Akuntansi Jurnal penyesuaian perusahaan manufaktur, semoga penjelasan mengenai Akuntansi jurnal penyesuaian perusahaan manufaktur ini dapat bermanfaat.
Akuntansi Jurnal Penyesuaian Perusahaan Manufaktur
Reviewed by Admin
on
18 Desember
Rating: